32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

RE Bertemu Petani Jagung

MEDAN- Lima masalah pokok soal pertanian harus segera diatasi oleh pemerintah Sumut. Kelima hal penting itu meliputi mulai terlihatnya penurunan kualitas dan kuantitas lahan pertanian, kurangnya infrastruktur pendukung, kelemahan sistem alih teknologi, akses permodalan, dan panjangnya matarantai niaga hasil pertanian.

“Masalah terakhir itu yang paling pelik. Ujungnya petani tak bisa mendapatkan harga jual yang baik, bahkan sekadar menutupi ongkos produksi,” ungkap tokoh masyarakat Sumut, Dr RE Nainggolan, saat mengunjungi petani jagung di Desa Sei Mencirim, Sunggal, Deli Serdang, Kamis (29/11) kemarin.
Kelima persoalan mendasar itulah yang menurutnya menjadikan pertanian Indonesia mengalami kelesuan, padahal sejatinya Indonesia adalah salah satu negara agraria terbesar di dunia.

“Pemerintah provinsi, dengan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota, dan tentu saja dengan dukungan pemerintah pusat, harus bekerja keras untuk mengatasi persoalan itu, dengan merumuskan kebijakan dan prioritas anggaran ke sektor pertanian, terutama di pedesaan,” ujar mantan Sekdaprovsu yang maju menjadi cawagubsu mendampingi Drs H Amri Tambunan itu.

Saat melakukan kunjungan tersebut, RE Nainggolan juga mendengar secara langsung harapan petani jagung yang menginginkan harga jual lebih tinggi di pasaran sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan untuk menutupi biaya produksi dan kebutuhan sehari-hari.

“Dengan harga jual Rp2.100 per kg seperti sekarang, kami nyaris tak dapat untung Pak, tipis sekali. Bagaimanalah caranya, Bapak-bapak di pemerintahan bisa membuat harga lebih baik, sehingga kami pun lebih semangat dalam bekerja,” ujar Pak Rame (67), salah seorang petani.

Hal tersebut diamini Ngadian, petani lainnya, yang mengungkapkan petani tak punya kekuatan untuk menentukan harga. “Kami tinggal terima saja, berapa harga yang diberikan pembeli,” katanya.

Ngadian juga berharap, agar pemerintah punya perhatian terhadap petani seperti mereka. “Janganlah orang dilarang pergi ke kota, tetapi pertanian di desa tidak diperhatikan,” ujarnya sembari menyampaikan keyakinannya bahwa duet Amri dan RE akan memberi perhatian besar kepada sektor pertanian mengingat mereka pernah menjadi pemimpin di daerah. (rel/tms)

MEDAN- Lima masalah pokok soal pertanian harus segera diatasi oleh pemerintah Sumut. Kelima hal penting itu meliputi mulai terlihatnya penurunan kualitas dan kuantitas lahan pertanian, kurangnya infrastruktur pendukung, kelemahan sistem alih teknologi, akses permodalan, dan panjangnya matarantai niaga hasil pertanian.

“Masalah terakhir itu yang paling pelik. Ujungnya petani tak bisa mendapatkan harga jual yang baik, bahkan sekadar menutupi ongkos produksi,” ungkap tokoh masyarakat Sumut, Dr RE Nainggolan, saat mengunjungi petani jagung di Desa Sei Mencirim, Sunggal, Deli Serdang, Kamis (29/11) kemarin.
Kelima persoalan mendasar itulah yang menurutnya menjadikan pertanian Indonesia mengalami kelesuan, padahal sejatinya Indonesia adalah salah satu negara agraria terbesar di dunia.

“Pemerintah provinsi, dengan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota, dan tentu saja dengan dukungan pemerintah pusat, harus bekerja keras untuk mengatasi persoalan itu, dengan merumuskan kebijakan dan prioritas anggaran ke sektor pertanian, terutama di pedesaan,” ujar mantan Sekdaprovsu yang maju menjadi cawagubsu mendampingi Drs H Amri Tambunan itu.

Saat melakukan kunjungan tersebut, RE Nainggolan juga mendengar secara langsung harapan petani jagung yang menginginkan harga jual lebih tinggi di pasaran sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan untuk menutupi biaya produksi dan kebutuhan sehari-hari.

“Dengan harga jual Rp2.100 per kg seperti sekarang, kami nyaris tak dapat untung Pak, tipis sekali. Bagaimanalah caranya, Bapak-bapak di pemerintahan bisa membuat harga lebih baik, sehingga kami pun lebih semangat dalam bekerja,” ujar Pak Rame (67), salah seorang petani.

Hal tersebut diamini Ngadian, petani lainnya, yang mengungkapkan petani tak punya kekuatan untuk menentukan harga. “Kami tinggal terima saja, berapa harga yang diberikan pembeli,” katanya.

Ngadian juga berharap, agar pemerintah punya perhatian terhadap petani seperti mereka. “Janganlah orang dilarang pergi ke kota, tetapi pertanian di desa tidak diperhatikan,” ujarnya sembari menyampaikan keyakinannya bahwa duet Amri dan RE akan memberi perhatian besar kepada sektor pertanian mengingat mereka pernah menjadi pemimpin di daerah. (rel/tms)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/