30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pengusaha Travel Sambut Gembira Rute Jakarta-Silangit

MEDAN- Rencana pemerintah pusat yang akan mengaktifkan kembali Bandara Silangit yang terletak di Balige diprediksi akan mengundang reaksi positif dari berbagai kalangan. Karena salah satu tujuan pengaktifan bandara ini untuk mengembalikan kembali objek wisata Danau Toba.

Direktur PT Vina Travel Marudut Sagala menyatakan bahwa untuk mendukung pengoperasian bandara silangit pihaknya sudah sangat siap.

Seperti menyediakan paket perjalanan, penjualanan tiket, dan promosi Danau Toba itu sendiri. “Kita sangat siap. Karena ini pariwisata, usaha jasa. Jadi, kita siap untuk memajukan akses ini,” ujarnya. Dia optimis akan keberhasilan dari bandara ini, mengingat peminat atau wisatawan yang ingin mengunjungi Danau Toba itu sangat banyak. Tetapi, karena kendala jarak tempuh tersebut, membuat wisatawan berpikir dua kali.

Kenadti begitu dia sedikit merasa ragu terkait dengan fasilitas ini. Karena, dirinya takut bila perusahaan penerbangan tidak konsisten. Dengan artian, kadang ada penerbangan, kadang tidak ada. “Kalau sistem buka tutup itu terjadi, maka akan menimbulkan efek negatif. Nanti, orang berpikiran ada sesuatu yang tidak baik. Karena itu, serius lah untuk menggarap akses ini. Buat penerbangan reguler. Misal, seminggu 2 kali, atau sekali. Tidak masalah, asal harus reguler,” tambahnya.

Selain panorama Danau Toba, banyak yang dapat dijual dari objek wisata ini, misalnya berbagai kebudayaan Batak, kerajinan tangannya seperti ulos, dan ukiran.

Praktisi Pariwisata Cosmas Harefa mengatakan akses bandara Silangit diramal akan mengembalikan kejayaan Danau Toba sebagai objek wisata bergengsi di Indonesia. Apalagi keindahan Danau Toba sudah terkenal di kancah pariwisata domestik dan  internasional. “Sebagai salah satu danau terbesar didunia yang terbentuk karena letusan vulkanik, ini merupakan keunikan dari danau toba. Jadi, tidak terlalu berat menjual danau ini,” ujarnya.

Fasilitas penerbangan ini akan menjadi pendukung utama untuk mengembalikan kejayaan danau toba ini. Mengingat, salah satu kendala untuk menuju objek wisata ini adalah jauhnya jarak tempuh yang mencapai 5 jam. “Itu saja dari Medan, bayangkan bila wisatawannya dari luar medan atau luar negeri. Jelas, mereka akan merasa kelelahan di perjalanan. Begitu sampai di area wisata, akan kelelahan dan tidak menikmati Danau Toba lagi,” kata Cosmas.

Dia mengingatkan terobosan pemerintah pusat ini harus direspons positif oleh Pemkab setempat. Sebab program wisata itu dipastikan  meningkatkan devisa daerah. “Bukan cuma daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, tapi juga mengguntungkan pelaku jasa pariwisata di Medan seperti travel, dan lainnya,” tukas Cosmas.

Soal jarak tempuh dari Bandara Silangit ke Danau Toba yang memakan waktu sekitar dua jam, dikatakan dia, aspek geografis  bukan kendala yang patut dicemaskan. “Perjalanan menuju danau toba penting dikemas menarik. Misalnya, pemerintah setempat didorong membangun toko-toko suvenir khas daerah yang berkualitas dengan harga turis, bukan harga kolektor. Lagi pula sejumlah lokasi menuju Danau Toba itu bagus-bagus untuk disinggahi,” pungkasnya. (ram)

MEDAN- Rencana pemerintah pusat yang akan mengaktifkan kembali Bandara Silangit yang terletak di Balige diprediksi akan mengundang reaksi positif dari berbagai kalangan. Karena salah satu tujuan pengaktifan bandara ini untuk mengembalikan kembali objek wisata Danau Toba.

Direktur PT Vina Travel Marudut Sagala menyatakan bahwa untuk mendukung pengoperasian bandara silangit pihaknya sudah sangat siap.

Seperti menyediakan paket perjalanan, penjualanan tiket, dan promosi Danau Toba itu sendiri. “Kita sangat siap. Karena ini pariwisata, usaha jasa. Jadi, kita siap untuk memajukan akses ini,” ujarnya. Dia optimis akan keberhasilan dari bandara ini, mengingat peminat atau wisatawan yang ingin mengunjungi Danau Toba itu sangat banyak. Tetapi, karena kendala jarak tempuh tersebut, membuat wisatawan berpikir dua kali.

Kenadti begitu dia sedikit merasa ragu terkait dengan fasilitas ini. Karena, dirinya takut bila perusahaan penerbangan tidak konsisten. Dengan artian, kadang ada penerbangan, kadang tidak ada. “Kalau sistem buka tutup itu terjadi, maka akan menimbulkan efek negatif. Nanti, orang berpikiran ada sesuatu yang tidak baik. Karena itu, serius lah untuk menggarap akses ini. Buat penerbangan reguler. Misal, seminggu 2 kali, atau sekali. Tidak masalah, asal harus reguler,” tambahnya.

Selain panorama Danau Toba, banyak yang dapat dijual dari objek wisata ini, misalnya berbagai kebudayaan Batak, kerajinan tangannya seperti ulos, dan ukiran.

Praktisi Pariwisata Cosmas Harefa mengatakan akses bandara Silangit diramal akan mengembalikan kejayaan Danau Toba sebagai objek wisata bergengsi di Indonesia. Apalagi keindahan Danau Toba sudah terkenal di kancah pariwisata domestik dan  internasional. “Sebagai salah satu danau terbesar didunia yang terbentuk karena letusan vulkanik, ini merupakan keunikan dari danau toba. Jadi, tidak terlalu berat menjual danau ini,” ujarnya.

Fasilitas penerbangan ini akan menjadi pendukung utama untuk mengembalikan kejayaan danau toba ini. Mengingat, salah satu kendala untuk menuju objek wisata ini adalah jauhnya jarak tempuh yang mencapai 5 jam. “Itu saja dari Medan, bayangkan bila wisatawannya dari luar medan atau luar negeri. Jelas, mereka akan merasa kelelahan di perjalanan. Begitu sampai di area wisata, akan kelelahan dan tidak menikmati Danau Toba lagi,” kata Cosmas.

Dia mengingatkan terobosan pemerintah pusat ini harus direspons positif oleh Pemkab setempat. Sebab program wisata itu dipastikan  meningkatkan devisa daerah. “Bukan cuma daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, tapi juga mengguntungkan pelaku jasa pariwisata di Medan seperti travel, dan lainnya,” tukas Cosmas.

Soal jarak tempuh dari Bandara Silangit ke Danau Toba yang memakan waktu sekitar dua jam, dikatakan dia, aspek geografis  bukan kendala yang patut dicemaskan. “Perjalanan menuju danau toba penting dikemas menarik. Misalnya, pemerintah setempat didorong membangun toko-toko suvenir khas daerah yang berkualitas dengan harga turis, bukan harga kolektor. Lagi pula sejumlah lokasi menuju Danau Toba itu bagus-bagus untuk disinggahi,” pungkasnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/