Taburia, Solusi Makanan Sehat untuk Balita
Kasus gizi buruk masih sering terjadi di Kota Medan. Sebagai solusinya, Kementerian Kesehatan membuat terobosan suplemen Taburia, yakni serbuk yang mengandung vitamin dan mineral yang cara pakainya tinggal ditaburkan ke atas makanan.
Bagus Syahputra, Medan
Kemarin (30/3), Departemen Kesehatan (Depkes) RI berkordinasi dengan Dinas kesehatan (Dinkes) Sumut menggelar pelatihan di Kantor PKBI Medan Jalan Multatuli. Pelatihan ini untuk mensosialisasikan program Taburia Depkes RI kepada tenaga medis, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dengan difasilitasi Dinkes Medan.
Dalam kesempatan itu, Konsultan Depkes RI Poernomo yang hadir dalam kegiatan itu mengungkapkan, taburia, merupakan multivitamin bagi anak yang berbentuk bubuk dan multimineral guna memenuhi kebutuhan dan perkembangan anak seperti perkembangan sel otak, mata, tulang dan gigi. Di dalam bubuk ini terdapat 12 macam vitamin dan 4 macam mineral penting, yakni yodium, selenium, seng dan zat besi. Seluruhnya merupakan nutrisi pokok yang dibutuhkan dalam masa tumbuh kembang anak yang berusia antara 6-24 bulan.
“Di Jakarta, taburia ini sudah diuji coba selama dua tahun dan hasilnya memuaskan,” ujar Konsultan Depkes RI, Poernomo.
Disebutkannya, taburia ini dicampurkan dengan makanan yang dikonsumsi anak. Namun, jangan dicampurkan dengan makanan yang panas. Sebab, di dalam multivitamin taburia ini terdapat zat yang dapat rusak ketika terkena makanan panas. “Multivitamin ini dapat menambah nafsu makan anak dan untuk dampak dari pemberian multivitamin ini yakni selama mengonsumsi multivitamin, feses (kotoran) anak akan terjadi perubahan warna yang sedikit kehitaman. Tapi, ini tidak apa-apa karena dalam kandungan multivitamin itu juga terdapat zat seng,” jelasnya.
Untuk wilayah Sumatera Utara, hanya empat kabupaten/kota saja yang diberikan pelatihan seperti Mandailing Natal (Madina), Tapanuli Tengah (Tapteng), Dairi dan Medan. “Ini merupakan rangsangan awal kita dan nantinya untuk tahun berikutnya, seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menganggarkan ke APBD masing-masing daerah untuk kebutuhan masyarakatnya. Akhir April 2011, pemberian taburia terhadap anak sudah dapat berjalan,” tandasnya.
Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Kesehatan Dasar (Yankesdas) Dinkes Sumut, Mardohar Tambunan mengatakan, pemberian taburia ini dilakukan dengan cuma-cuma dan dikhususkan kepada anak kurang gizi. “Sasaran kita yakni anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun,” sebutnya.
Mardohar juga menjelaskan, 67 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di 21 Kecamatan di Kota Medan akan menjalani program ini yang juga termasuk program dari Nutrition Improvement through Community Empowerment (NICE). “Setiap anak per bulannya mendapatkan 15 bungkus dan dicampurkan dengan sarapan pagi,” ujarnya.
Pihaknya juga tengah mengajukan anggaran kepada Pemko Medan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya anak dalam memenuhi kebutuhan perkembangannya. Namun, dirinya tidak mengetahui berapa besarnya pengajuan anggaran untuk taburia ini.(*)