26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Waspadai Daging Illegal Jelang Lebaran

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara drh Tety Erlina Lubis  meninjau ternak lembu.memastikan stok daging aman
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara drh Tety Erlina Lubis meninjau ternak lembu.memastikan stok daging aman

Tanjung Morawa- Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST Msi menghimbau masyarakat waspada terhadap penyebaran daging illegal asal India. Himbauan itu disampaikan menyusul berkali-kali tertangkapnya daging impor illegal asal India yang akan dipasarkan di Sumut menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Himbauan Gubsu itu disampaikan melalui Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara drh Tety Erlina Lubis kepada wartawan, Rabu (31/7). “Masyarakat dihimbau waspada, harus hati-hati dengan ditemukannya empat kali daging illegal di Sumut,” imbuhnya kepada wartawan di sela kunjungan di peternakan Sapi Kelompok Kusuma Dalu di Tanjung Morawa, Deli Serdang.

Penyebaran daging illegal di Sumut menurutnya mengancam masyarakat dan peternak lokal. Hal ini disebabkan ketidakjelasan kesehatan dan kehalalan daging, sekaligus merugikan peternak yang berharap rezeki menjelang Hari Raya Idulfitri. Karenanya daging hasil tangkapan pihak kepolisian tersebut akan segera dimusnahkan karena tidak layak konsumsi. Masyarakat juga diminta waspada terhadap penyebaran daging illegal yang bisa jadi lolos dari pengawasan aparat.
“Himbau Pak Gubsu masyarakat harus waspada, jangan beli daging murah, pilih daging yang tergantung dengan warnanya merah cerah. Karena kalau daging impor dari India biasanya berwarna kebiruan, bila ditekan keluar air dan terasa dingin karena beku,” tutur Tety.

Dijelaskannya bahwa berdasarkan Peraturan Kementerian Pertanian, pemerintah Indonesia masih memberlakukan larangan impor sapi, daging sapi maupun produk turunan asal India. Hal ini dikarenakan India menurut Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) India masih belum bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sementara Indonesia terbebas dari penyakit menular tersebut.
Tingginya permintaan daging menjelang perayaan Idul Fitri mendorong para spekulan memanfaatkan situasi memasok daging asal India yang lebih murah harganya jika dibandingkan dengan daging asal Australia dan Selandia Baru .(kl/smg)

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara drh Tety Erlina Lubis  meninjau ternak lembu.memastikan stok daging aman
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara drh Tety Erlina Lubis meninjau ternak lembu.memastikan stok daging aman

Tanjung Morawa- Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST Msi menghimbau masyarakat waspada terhadap penyebaran daging illegal asal India. Himbauan itu disampaikan menyusul berkali-kali tertangkapnya daging impor illegal asal India yang akan dipasarkan di Sumut menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Himbauan Gubsu itu disampaikan melalui Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara drh Tety Erlina Lubis kepada wartawan, Rabu (31/7). “Masyarakat dihimbau waspada, harus hati-hati dengan ditemukannya empat kali daging illegal di Sumut,” imbuhnya kepada wartawan di sela kunjungan di peternakan Sapi Kelompok Kusuma Dalu di Tanjung Morawa, Deli Serdang.

Penyebaran daging illegal di Sumut menurutnya mengancam masyarakat dan peternak lokal. Hal ini disebabkan ketidakjelasan kesehatan dan kehalalan daging, sekaligus merugikan peternak yang berharap rezeki menjelang Hari Raya Idulfitri. Karenanya daging hasil tangkapan pihak kepolisian tersebut akan segera dimusnahkan karena tidak layak konsumsi. Masyarakat juga diminta waspada terhadap penyebaran daging illegal yang bisa jadi lolos dari pengawasan aparat.
“Himbau Pak Gubsu masyarakat harus waspada, jangan beli daging murah, pilih daging yang tergantung dengan warnanya merah cerah. Karena kalau daging impor dari India biasanya berwarna kebiruan, bila ditekan keluar air dan terasa dingin karena beku,” tutur Tety.

Dijelaskannya bahwa berdasarkan Peraturan Kementerian Pertanian, pemerintah Indonesia masih memberlakukan larangan impor sapi, daging sapi maupun produk turunan asal India. Hal ini dikarenakan India menurut Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) India masih belum bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sementara Indonesia terbebas dari penyakit menular tersebut.
Tingginya permintaan daging menjelang perayaan Idul Fitri mendorong para spekulan memanfaatkan situasi memasok daging asal India yang lebih murah harganya jika dibandingkan dengan daging asal Australia dan Selandia Baru .(kl/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/