30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Sayang Kami tak Bisa Lihat Wajah Bapak …

Dari Kunjungan Gus Irawan ke Sekretariat Pertuni Sumut

Dana bantuan sosial yang dikucurkan lewat APBD seharusnya diterima oleh kelompok masyarakat yang memerlukan dan tepat sasaran, sehingga target tercapainya kemandirian di tengah-tengah masyarakat dapat tercapai.

“Masyarakatnya harus dibangun menjadi lebih mandiri. Saya kira pemanfataan APBD akan lebih baik untuk itu, daripada semuanya dibagi-bagi dalam bentuk hibah bantuan sosial,” kata Gus Irawan Pasaribu menjawab pertanyaan salahs atu penyandang disabilitas dalam kunjungannya ke Sekretariat Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sumatera Utara, Jalan Sampul Medan, Kamis (27/12). Gus membuka ruang dialog dengan para penyandang disabilitas netra.

Menurut Gus yang mencalonkan diri sebagai Gubsu berpasangan dengan Soekirman, penyandang disabilitas masih terkesan diabaikan dan kurang mendapat perhatian. “Semestinya, kita memberikan perhatian yang lebih untuk saudara-saudara yang kurang beruntung. Tapi saya yakin, di balik kekurangan, saudaraku sekalian punya kelebihan di mata Allah SWT. Makanya saya berpikir, bagaimana agar saudara kami ini bisa berdaya dan mandiri,” katanya.
Ke depan, dia menegaskan akan mem berikan perhatian yang maksimal untuk penyandang disabilitas, tidak hanya tuna netra, agar lebih berdaya dan mandiri di tengah-tengah masyarakat.

Kunjungan Gus ke Sekretarian Pertuni Sumatera Utara sebenarnya untuk melihat perkembangan dari manfaat bantuan Alquran braile yang sudah disalurkan Murni Gus Irawan Foundation beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, bantuan itu ternyata dipakai untuk bapak dan ibu belajar mengaji di sini,” ungkapnya.

Gus datang bersama istrinya, Asrida Murni Siregar. Gus menyapa dan menyalami ratusan penyandang tuna netra yang baru saja selesai belajar mengaji. Gus melihat langsung proses belajar mengajar di salah satu ruangan. Di tempat itu, sejumlah tuna netra tengah belajar menulis dengan huruf braile.
“Saya harap belajarnya terus giat ya. Kalau ibu dan bapak di sini belajar mengaji enam bulan masih terbata-bata, sudah baik itu. Saya dulu belajar mengaji, enam tahun baru bagus bacaannya. Jadi semuanya butuh proses, yang penting kita bergiat,” katanya.

Salah satu penyandang disabilitas, M Hutabarat, memberikan apresiasinya pada Gus Irawan dan Soekirman yang dia dengar akan maju sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut satu (1). “Sayang sekali kami tak bisa lihat wajah Bapak, walaupun ingin kali sebenarnya. Tapi Bapak mau datang saja kami sudah senang,” katanya.

M Hutabarat pun menantang Gus Irawan untuk membuat Program Kepemilikan Rumah (KPR) untuk penyandang disabilitas. “Kami rata-rata bisa bayar sewa rumah. Apalagi bayar rumah yang bakal milik kami, pasti kami mampu. Tolong dulu Bapak sediakan perumahan, supaya tidak DPR saja yang punya komplek Pak,” katanya. (rel)

Dari Kunjungan Gus Irawan ke Sekretariat Pertuni Sumut

Dana bantuan sosial yang dikucurkan lewat APBD seharusnya diterima oleh kelompok masyarakat yang memerlukan dan tepat sasaran, sehingga target tercapainya kemandirian di tengah-tengah masyarakat dapat tercapai.

“Masyarakatnya harus dibangun menjadi lebih mandiri. Saya kira pemanfataan APBD akan lebih baik untuk itu, daripada semuanya dibagi-bagi dalam bentuk hibah bantuan sosial,” kata Gus Irawan Pasaribu menjawab pertanyaan salahs atu penyandang disabilitas dalam kunjungannya ke Sekretariat Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sumatera Utara, Jalan Sampul Medan, Kamis (27/12). Gus membuka ruang dialog dengan para penyandang disabilitas netra.

Menurut Gus yang mencalonkan diri sebagai Gubsu berpasangan dengan Soekirman, penyandang disabilitas masih terkesan diabaikan dan kurang mendapat perhatian. “Semestinya, kita memberikan perhatian yang lebih untuk saudara-saudara yang kurang beruntung. Tapi saya yakin, di balik kekurangan, saudaraku sekalian punya kelebihan di mata Allah SWT. Makanya saya berpikir, bagaimana agar saudara kami ini bisa berdaya dan mandiri,” katanya.
Ke depan, dia menegaskan akan mem berikan perhatian yang maksimal untuk penyandang disabilitas, tidak hanya tuna netra, agar lebih berdaya dan mandiri di tengah-tengah masyarakat.

Kunjungan Gus ke Sekretarian Pertuni Sumatera Utara sebenarnya untuk melihat perkembangan dari manfaat bantuan Alquran braile yang sudah disalurkan Murni Gus Irawan Foundation beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, bantuan itu ternyata dipakai untuk bapak dan ibu belajar mengaji di sini,” ungkapnya.

Gus datang bersama istrinya, Asrida Murni Siregar. Gus menyapa dan menyalami ratusan penyandang tuna netra yang baru saja selesai belajar mengaji. Gus melihat langsung proses belajar mengajar di salah satu ruangan. Di tempat itu, sejumlah tuna netra tengah belajar menulis dengan huruf braile.
“Saya harap belajarnya terus giat ya. Kalau ibu dan bapak di sini belajar mengaji enam bulan masih terbata-bata, sudah baik itu. Saya dulu belajar mengaji, enam tahun baru bagus bacaannya. Jadi semuanya butuh proses, yang penting kita bergiat,” katanya.

Salah satu penyandang disabilitas, M Hutabarat, memberikan apresiasinya pada Gus Irawan dan Soekirman yang dia dengar akan maju sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut satu (1). “Sayang sekali kami tak bisa lihat wajah Bapak, walaupun ingin kali sebenarnya. Tapi Bapak mau datang saja kami sudah senang,” katanya.

M Hutabarat pun menantang Gus Irawan untuk membuat Program Kepemilikan Rumah (KPR) untuk penyandang disabilitas. “Kami rata-rata bisa bayar sewa rumah. Apalagi bayar rumah yang bakal milik kami, pasti kami mampu. Tolong dulu Bapak sediakan perumahan, supaya tidak DPR saja yang punya komplek Pak,” katanya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/