27 C
Medan
Monday, July 8, 2024

Berpakaian Adat Batak saat Hadiri Natal Nasional di Medan, Jokowi: Khidmat Itu Lebih Berharga dari Permata

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
NATAL NASIONAL: Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menghadiri Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Pemprovsu Jalan Willem Iskandar, Deliserdang, Sabtu (29/12), Natal Nasional kali ini bertemakan “Hidup dalam Khidmat Nyata dalam Damai dan Kesatuan di Tengah Bangsa”.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PRESIDEN Republik Indonesia, Joko Widodo berulangkali menekankan pentingnya rasa persatuan dan kerukunan yang terus dirawat di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Hal itu disampaikannya saat menghadiri perayaan Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna, Jalan Wiliem Iskandar/Pancing Medan, Sabtu (29/12) malam.

“Persatuan bersumber dari keberagaman yang dimiliki bangsa kita. Oleh sebab itu sebagai bentuk anugerah Tuhan Yang Maha Esa, mari kita saling membantu dan saling mengasihi sesama anak bangsa dalam perbedaan yang ada,” katanya di hadapan sekitar 20 ribu umat Kristiani se-Indonesia.

Menurutnya, perbedaan bukan sumber perpecahan, tetapi potensi besar dan kekuatan Indonesian

“Rasa persaudaraan yang tinggi membuat persatuan kita tinggi. Persatuan sumber keberagaman Indonesia yang menjadi kekuatan kita yang tidak mudah dikalahkan oleh siapapun,” ujarnya.

Jokowi sempat menyinggung makna dari tema Natal Nasional yang diusung panitia kali ini; ‘Yesus Kristus Khidmat Bagi Kita’. Katanya, berbahagialah orang-orang yang menerima khidmat dalam kehidupannya. “Dengan selalu membuka hati untuk menerima khidmat, karena berbahagialah orang yang mendapat khidmat. Keuntungannya melebihi emas dan perak, lebih berharga dari permata,” ucapnya yang disambut aplaus dan gemuruh jemaat seisi gedung Serbaguna Pancing.

“Dengan menerima khidmat, rasa kita akan dipenuhi kebahagiaan, rasa kesejahteraan. Dengan hidmat kita sama-sama membangun daerah kita, negara kita Republik Indonesia. Dengan hidmat kita saling membantu sesama anak bangsa, dengan khidmat kita persiapkan anak-anak kita untuk menghadapi masa depan dengan menjadi manusia-manusia yang unggul, manusia-manusia yang berakhlak mulia,” imbuh Jokowi.

Perayaan Natal disebutnya adalah perayaan suka cita dan menghadirkan kedamaian sejati. “Damai di hati kita, Indonesia dan damai di bumi kita. Kedamaian ini harus terus terawat, harus kita jaga dengan selalu berdoa dan bekerja tulus,” tuturnya. “Kita patut berbangga karena telah dianugerahi keanekaragaman yang luar biasa. Saat ini penduduk kita sudah hampir 260 juta jiwa, dengan 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota yang kita miliki, maka negara kita telah dianugerahkan perbedaan-perbedaan yang majemuk, warna-warni suku, agama, adat, tradisi dan bahasa daerah. Untuk itu inilah yang harus terus kita jaga,” sambungnya.

Ketua Umum Perayaan Natal Nasional 2018, Yasonna Laoly dalam laporannya mengatakan, dalam rangka perayaan Natal nasional kali ini, pihkanya telah mengadakan bakti sosial memberikan bantuan kepada korban bencana alam Palu dan Donggala. Bantuan yang diberikan berupa renovasi masjid dan gereja, pakaian, makanan, obat-obatan serta Alquran dan alkitab. Kegiatan tersebut masih akan tetap dilanjutkan dengan pemberian bantuan kepada korban bencana tsunami di Banten dan juga Lampung.

Panitia mengapresiasi dukungan Gubsu Edy Rahmayadi dan tokoh agama di Sumut, termasuk pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan lainnya atas terselenggaranya acara tersebut.

Perayaan Natal Nasional 2018 mempersembahkan orkestra gabungan dari 80 pemusik dari empat provinsi. Diantaranya Sumut, Jakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Selain itu acara juga didukung oleh koor raksasa sebanyak 1.000 orang dari berbagai gereja dan etnis di Sumut. Serta 100 paduan suara anak-anak dari Pematang Siantar-Simalungun. Seluruh anggota koor tersebut menggunakan pakaian adat nusantara. “Mungkin ini adalah paduan suara terbesar yang pernah ada dalam sejarah Perayaan Natal Nasional di Indonesia, sekaligus sebagai simbol persatuan dan kesatuan Indonesia,” kata Menteri Hukum dan HAM itu.

Amatan Sumut Pos, sejak turun dari mobil kepresidenan, para peserta perayaan Natal tampak histeris menyambut kedatangan Jokowi. Mengenakan baju adat Batak, Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 19.10 WIB. “Jokowi, Jokowi, Jokowi,” seru para peserta perayaan Natal Nasional 2018. Para peserta juga tampak berebut untuk bersalaman dan berfoto dengan Jokowi. Mereka berdesak-desakan, baik tua, muda, hingga anak-anak. Jokowi pun menyambut ajakan itu.

Turut hadir mendampingi presiden, sejumlah menteri Kabinet Kerja seperti Luhut Binsar Panjaitan, Pratikno, Lukman Hakim Syaifuddin, Kapolri Tito Karnavian, pimpinan lembaga negara, kepala daerah se Sumut, pimpinan gereja seluruh Indonesia, serta ribuan umat Kristiani yang sejak siang memadati gedung Serbaguna.

///Bukti Sumut Kondusif

Perayaan Natal Nasional yang digelar Sabtu (29/12) lalu, dinilai sebagai bukti bahwa Sumut dalam keadaan kondusif dan damai. Dengan begitu untuk masa mendatang, provinsi ini layak disebut sebagai tuan rumah yang baik untuk event skala besar.

Anggtoa DPRD Sumut Baskami Ginting menyebutkan bahwa pelaksanaan Natal Nasional yang dihadiri langsung Presiden RI Joko Widodo menjadi momentum bagi Sumatera Utara untuk memantaskan diri menjadi tempat penyelenggaraan event skala Nasional bahkan Internasional. “Inikan perayaan damai, jadi semua pelaksanaannya memang seharusnya untuk membawa pesan kedamaian. Makanya kita apresiasi kehadiran Presiden RI Joko Widodo. Kita terimakasih perhatiannya kepada Sumut,” ujar Baskami, Minggu (31/12).

Adapun selain kegiatan perayaan kata Baskami, event itu juga sebagai pembuktian bagaimana toleransi dan kebersamaan yang ditunjukkan masyarakat Sumut, umat beragama Nasrani, saling membantu sesama tanpa memandang perbedaan. “Itu kan ada bantuan juga dikumpulkan, untuk membantu masyarakat yang terkenal musibah bencana. Tetapi itu bukan untuk orang Kristen saja, tetapi semua Agama,” jelasnya.

Selain itu, Ketua FPDIP DPRD Sumut ini juga menyebutkan kondisi keamanan di Sumut dapat dilihat dari dua event terakhir yakni MTQN dan Perayaan Natal Nasional. Kedua event ini ternyata sangat didukung penuh masyarakat dan pemerintah serta pihak terkait. Sehingga selain keamanan itu sendiri, nilai jual pariwisata di Kota Medan khususnya dan Sumatera Utara umumnya, dapat terangkat. “Inilah Sumut, kita semua yakin masyarakat saling menghargai dan toleran. Begitu juga untuk menyambut tahun politik dan Pemilu 2019 kita yakin perbedaan pandangan dan pilihan, tidak akan membuat rakyat terpecah,” sebutnya. (prn/bal)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
NATAL NASIONAL: Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menghadiri Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Pemprovsu Jalan Willem Iskandar, Deliserdang, Sabtu (29/12), Natal Nasional kali ini bertemakan “Hidup dalam Khidmat Nyata dalam Damai dan Kesatuan di Tengah Bangsa”.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PRESIDEN Republik Indonesia, Joko Widodo berulangkali menekankan pentingnya rasa persatuan dan kerukunan yang terus dirawat di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Hal itu disampaikannya saat menghadiri perayaan Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna, Jalan Wiliem Iskandar/Pancing Medan, Sabtu (29/12) malam.

“Persatuan bersumber dari keberagaman yang dimiliki bangsa kita. Oleh sebab itu sebagai bentuk anugerah Tuhan Yang Maha Esa, mari kita saling membantu dan saling mengasihi sesama anak bangsa dalam perbedaan yang ada,” katanya di hadapan sekitar 20 ribu umat Kristiani se-Indonesia.

Menurutnya, perbedaan bukan sumber perpecahan, tetapi potensi besar dan kekuatan Indonesian

“Rasa persaudaraan yang tinggi membuat persatuan kita tinggi. Persatuan sumber keberagaman Indonesia yang menjadi kekuatan kita yang tidak mudah dikalahkan oleh siapapun,” ujarnya.

Jokowi sempat menyinggung makna dari tema Natal Nasional yang diusung panitia kali ini; ‘Yesus Kristus Khidmat Bagi Kita’. Katanya, berbahagialah orang-orang yang menerima khidmat dalam kehidupannya. “Dengan selalu membuka hati untuk menerima khidmat, karena berbahagialah orang yang mendapat khidmat. Keuntungannya melebihi emas dan perak, lebih berharga dari permata,” ucapnya yang disambut aplaus dan gemuruh jemaat seisi gedung Serbaguna Pancing.

“Dengan menerima khidmat, rasa kita akan dipenuhi kebahagiaan, rasa kesejahteraan. Dengan hidmat kita sama-sama membangun daerah kita, negara kita Republik Indonesia. Dengan hidmat kita saling membantu sesama anak bangsa, dengan khidmat kita persiapkan anak-anak kita untuk menghadapi masa depan dengan menjadi manusia-manusia yang unggul, manusia-manusia yang berakhlak mulia,” imbuh Jokowi.

Perayaan Natal disebutnya adalah perayaan suka cita dan menghadirkan kedamaian sejati. “Damai di hati kita, Indonesia dan damai di bumi kita. Kedamaian ini harus terus terawat, harus kita jaga dengan selalu berdoa dan bekerja tulus,” tuturnya. “Kita patut berbangga karena telah dianugerahi keanekaragaman yang luar biasa. Saat ini penduduk kita sudah hampir 260 juta jiwa, dengan 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota yang kita miliki, maka negara kita telah dianugerahkan perbedaan-perbedaan yang majemuk, warna-warni suku, agama, adat, tradisi dan bahasa daerah. Untuk itu inilah yang harus terus kita jaga,” sambungnya.

Ketua Umum Perayaan Natal Nasional 2018, Yasonna Laoly dalam laporannya mengatakan, dalam rangka perayaan Natal nasional kali ini, pihkanya telah mengadakan bakti sosial memberikan bantuan kepada korban bencana alam Palu dan Donggala. Bantuan yang diberikan berupa renovasi masjid dan gereja, pakaian, makanan, obat-obatan serta Alquran dan alkitab. Kegiatan tersebut masih akan tetap dilanjutkan dengan pemberian bantuan kepada korban bencana tsunami di Banten dan juga Lampung.

Panitia mengapresiasi dukungan Gubsu Edy Rahmayadi dan tokoh agama di Sumut, termasuk pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan lainnya atas terselenggaranya acara tersebut.

Perayaan Natal Nasional 2018 mempersembahkan orkestra gabungan dari 80 pemusik dari empat provinsi. Diantaranya Sumut, Jakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Selain itu acara juga didukung oleh koor raksasa sebanyak 1.000 orang dari berbagai gereja dan etnis di Sumut. Serta 100 paduan suara anak-anak dari Pematang Siantar-Simalungun. Seluruh anggota koor tersebut menggunakan pakaian adat nusantara. “Mungkin ini adalah paduan suara terbesar yang pernah ada dalam sejarah Perayaan Natal Nasional di Indonesia, sekaligus sebagai simbol persatuan dan kesatuan Indonesia,” kata Menteri Hukum dan HAM itu.

Amatan Sumut Pos, sejak turun dari mobil kepresidenan, para peserta perayaan Natal tampak histeris menyambut kedatangan Jokowi. Mengenakan baju adat Batak, Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 19.10 WIB. “Jokowi, Jokowi, Jokowi,” seru para peserta perayaan Natal Nasional 2018. Para peserta juga tampak berebut untuk bersalaman dan berfoto dengan Jokowi. Mereka berdesak-desakan, baik tua, muda, hingga anak-anak. Jokowi pun menyambut ajakan itu.

Turut hadir mendampingi presiden, sejumlah menteri Kabinet Kerja seperti Luhut Binsar Panjaitan, Pratikno, Lukman Hakim Syaifuddin, Kapolri Tito Karnavian, pimpinan lembaga negara, kepala daerah se Sumut, pimpinan gereja seluruh Indonesia, serta ribuan umat Kristiani yang sejak siang memadati gedung Serbaguna.

///Bukti Sumut Kondusif

Perayaan Natal Nasional yang digelar Sabtu (29/12) lalu, dinilai sebagai bukti bahwa Sumut dalam keadaan kondusif dan damai. Dengan begitu untuk masa mendatang, provinsi ini layak disebut sebagai tuan rumah yang baik untuk event skala besar.

Anggtoa DPRD Sumut Baskami Ginting menyebutkan bahwa pelaksanaan Natal Nasional yang dihadiri langsung Presiden RI Joko Widodo menjadi momentum bagi Sumatera Utara untuk memantaskan diri menjadi tempat penyelenggaraan event skala Nasional bahkan Internasional. “Inikan perayaan damai, jadi semua pelaksanaannya memang seharusnya untuk membawa pesan kedamaian. Makanya kita apresiasi kehadiran Presiden RI Joko Widodo. Kita terimakasih perhatiannya kepada Sumut,” ujar Baskami, Minggu (31/12).

Adapun selain kegiatan perayaan kata Baskami, event itu juga sebagai pembuktian bagaimana toleransi dan kebersamaan yang ditunjukkan masyarakat Sumut, umat beragama Nasrani, saling membantu sesama tanpa memandang perbedaan. “Itu kan ada bantuan juga dikumpulkan, untuk membantu masyarakat yang terkenal musibah bencana. Tetapi itu bukan untuk orang Kristen saja, tetapi semua Agama,” jelasnya.

Selain itu, Ketua FPDIP DPRD Sumut ini juga menyebutkan kondisi keamanan di Sumut dapat dilihat dari dua event terakhir yakni MTQN dan Perayaan Natal Nasional. Kedua event ini ternyata sangat didukung penuh masyarakat dan pemerintah serta pihak terkait. Sehingga selain keamanan itu sendiri, nilai jual pariwisata di Kota Medan khususnya dan Sumatera Utara umumnya, dapat terangkat. “Inilah Sumut, kita semua yakin masyarakat saling menghargai dan toleran. Begitu juga untuk menyambut tahun politik dan Pemilu 2019 kita yakin perbedaan pandangan dan pilihan, tidak akan membuat rakyat terpecah,” sebutnya. (prn/bal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/