28.9 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Virus Iman Harus Diwaspadai

Oleh:  Drs H Hasan Maksum Nasution, SH SPdI MA

Di era globalisasi abad modern dan tajdid, serta teknologi canggih, sering mengantar manusia pada posisi yang memperhatikan. Jika dipandang dari kaca mata Islam, manusia telah banyak jatuh pada perbuatan yang merusak keimanan, karena tuntutan kebutuhan yang serba modern.

Oleh karenanya setiap muslim mempunyai tanggung jawab untuk menyelamatkan diri dari rongrongan perusak/virus aqidah/keimanan, sehingga memiliki kesempatan masuk ke dalam wilayah taqwa. Disadari atau tidak, banyak umat terperogok ke dalamnya, sehingga merusak tatanan hidup dan tujuan hidup yang telah digariskan oleh Allah swt. yang pada titik akhirnya membingungkan fikiran dan tidak mampu membangun jiwa umat dari berpacu memperkecil pelanggaran, maksiat, pemerkosaan hak asasi yang akhirnya hidup dalam penyesalan selamanya.
Tujuh Virus/Perusak Iman

Ada tujuh hal yang dapat merusak/virus iman dan taqwa seseorang. Ingat sabda Rasulullah saw. “Jauhilah tujuh perkara”. Allah swt. menjelaskan tanda-tanda kekuasaanya yang terbesar di alam semesta, bahkan di dalam diri manusia itu sendiri, hingga manusia menjadi tahu, sadar, dan insyaf/yaqin, bahwa Allah swt. sumber, otoritas, legalitas dan loyalitas Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana sebagai bukti “Tasdiq bi Qalbi”.

Syirik Kepada Allah swt.

Adapun hal-hal perusak keimanan, syirik dimasukkan ke dalam dosa yang paling besar sebagai perbuatan dosa yang tidak diampuni Allah swt. surah Luqman: 13: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia member pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Syirik menurut bahasa berarti persekutuan atau bagian, sedangkan menurut istilah Islam ialah mempersekutukan Allah dengan selainNya dan ada juga yang mengatakan syirik artinya kufur. Syirik menurut keterangan dari Imam Abu Thalib al-Makki, dosa besar itu ada beberapa macam, yaitu: empat macam ada di dalam hati yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, terus-menerus berniat mengerjakan kemaksiatan dan terus melaksanakan, sekalipun kecil sifatnya, putus asa dari kerahmatan Allah dan merasa aman dari paksaan orang yang memaksa kepada dirinya untuk mengerjakan dosa besar. Empat di dalam lidah yaitu, menyaksikan sesuatu yang telah dikatakan benar atau sebaliknya, menuduh berzina kepada orang muhsan, melakukan sihir dan angkat sumpah untuk membesarkan sesuatu yang batil atau menyalahkan sesuatu yang haq (benar). Tiga macam di dalam perut yaitu minum arak atau apa saja yang dapat memabukkan, makan harta anak yatim dengan cara penganiayaan dan makan harta riba. Dua dalam kemaluan yaitu berzina dan melakukan liwath. Satu dalam kaki yaitu melarikan diri ketika berkecamuk peperangan fi sabilillah atau yang maksudnya untuk menegakkan agama Allah. Dan satu lagi juga di dalam seluruh tubuh yaitu berani kepada orang tua.

Ar-Riya

Penyakit ria dapat melanda setiap orang, terutama pada kondisi keimanan yang lemah. Penyakit ria datangnya tidak dapat dirasakan. Hal ini sering muncul, ketika melaksanakan aktivitas ibadah, misalnya dalam melaksanakan shalat, sedekah, berinfak, dihadapan orang berpura-pura khusyu’ member dengan jumlah yang banyak dengan harapan mendapat pujian serta sanjungan orang lain. Hukum ria itu adalah haram dan amal dibenci oleh Allah, sebab amal-amal yang semestinya dikerjakan untuk mengharapkan dan mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ditukar dan diubah niatnya yaitu dimaksudkan untuk dilihat manusia dan mengharapkan keridhaan manusia. Lihat surah Al-Ma’un: 4: “Maka celakalah bagi orang-orang yang bersembahyang yang lalai dari shalatnya, yaitu orang-orang yang sama berpamer (ria dalam amalnya). Unsur pujian seseorang itu jatuh pada perbuatan ar-riya’/ingin dipuji/arogan, perbuatan ria dapat menghapuskan pahala ibadah, dan tidak masuk syurga manusia yang sombong.

Manusia yang merendah diri adalah suatu sikap yang dapat mengangkat ke tempat mulia, Rasulullah saw. termasuk orang yang tawadlu’ (merendah diri) Al-Qalam: 4.

An-Nifaq

An-Nifaq ialah suatu sifat yang berbeda antara lahir dan batin atau dengan kata lain, berbeda antara perbuatan dan perkataan. Adapun orangnya disebut munafik, jadi orang munafik ialah yang berpura-pura menampakkan keislamannya dengan mengucapkan kalimah syahadah, mengerjakan shalat hanya sebagai kedok belaka. Bahaya munafik sangat sulit ditebak karena bersifat latent, walaupun dapat diperhatikan dari pelakunya seperti yang digambarkan Rasulullah saw. “Ciri-ciri orang munafik ada tiga, apabila berkata selalu dusta, bila berjanji diingkar, dan bila dipercaya ia khianat.
Menurut Alquran, bahwa orang-orang munafik itu sebenarnya tidak berbobot, tubuh mereka tambah gagah dan pakaian mereka ibarat kayu berlobang tengah disandarkan, sehingga tidak mempunyai kekuatan yang hakiki, karena memiliki akar. (Q.S. Al-Munafiqun: 4).

Kebodohan/Jahil

Abu Jahal beserta rezimnya dapat membaca dan menulis, tetapi tertutup akan ajakan dakwah Rasulullah saw., sehingga dengan pemahaman secara benar itulah yang dapat mengakibatkan erosi keimanan seseorang. Firman Allah swt. QS. 17:36: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mau mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.

Kesombongan/Kibr

Bentuk al-Kibr yang dimiliki, seseorang dapat merusak keimanan, al-Kibr lahir semata-mata adanya sikap angkuh yang melupakan Yang Maha Kuasa, kemungkinan lain memiliki anggapan dirinya paling super dihadapan orang-orang yang di sekelilingnya dan dukungan penghormatan dari pihak lain, sehingga melahirkan sikap angkuh yang semakin menguat di permukaan. Seorang yang dilanda al-Kibr telah melupakan intruksi dari Allah swt. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia, karena sombong dan janganlah kamu berjalan di mukan bumi dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (QS. 31:18). Sombong adalah sifat orang kafir dan Fir’aun, Qarun dan Haman sebagaimana firman Allah swt. Al-Ankabut: 39 yang artinya: “Qarun, Fir’aun, sungguh sombon di atas bumi, ketika Musa menyampaikan ajaran agama dan mu’jizat, karenanya mereka tidak luput dari kehancuran (seperti orang-orang terdahulu yang semestinya menjadi peringatan bagi mereka).

Amimah/Adu Domba

Al-Faqih dari Hudzaifah ra. katanya: “Aku dengar Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan masuk surge, tukang adu domba”. Bagi orang yang suka adu domba, hendaklah bertaubah, karena hal sangat terhina di dunia dan siksa di kubur dan di neraka kelak di hari kiamat Rasulullah saw. bersabda: “Manusia paling jahat yaitu orang yang bermuka dua, datang ke suatu tempat dengan mukanya dan ke tempat lain dengan muka lain pula, barangsiapa bermulut dua di dunia, maka di hari kiamat pun Allah membuatkan mulut dua dari api (Hadis Hasan).

Ada 3 (tiga) perkara yang mengakibatkan beratnya siksa kubur antara lain ghibah, kurang bersihnya air kencing dan adu domba. Kata Yahya bibn Aktsam: fitnah (adu domba) lebih berbahay dan lebih buruk dari pada sihir, karena fitnah lebih cepat proses kejahatannya juga lebih berbahaya daripada syaitan, karena syaitan hanya dapat berupa bisikan dan khayal bayangan, tetapi fitnah langsung berhadapan dan praktek nyata.

Az-Zalim

Kezaliman membawa dampak yang sangat luas dalam merusak nilai-nilai keimanan, jika tidak dicegah, kezaliman yang melanda umat saat ini sudah berbagai bentuk dalam wujud yang dikemas rapi, sehingga pada awalnya kita tidak menduga, bahwa itu kezaliman, hal ini tidak bias dipungkiri virus ini sudah berjangkit diberbagai instansi dan lapisan masyarakat. Ada zalim menzalimi keluarganya, pimpinan menzalimi bawahannya, bahkan memerintah menzalimi pada rakyatnya, mari sama-sama kita wujud Indonesia tercinta menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur. Aamiin.

Penulis Dosen STAI Sumatera PTI Al-Hikmah STAI RA Batangkuis

Oleh:  Drs H Hasan Maksum Nasution, SH SPdI MA

Di era globalisasi abad modern dan tajdid, serta teknologi canggih, sering mengantar manusia pada posisi yang memperhatikan. Jika dipandang dari kaca mata Islam, manusia telah banyak jatuh pada perbuatan yang merusak keimanan, karena tuntutan kebutuhan yang serba modern.

Oleh karenanya setiap muslim mempunyai tanggung jawab untuk menyelamatkan diri dari rongrongan perusak/virus aqidah/keimanan, sehingga memiliki kesempatan masuk ke dalam wilayah taqwa. Disadari atau tidak, banyak umat terperogok ke dalamnya, sehingga merusak tatanan hidup dan tujuan hidup yang telah digariskan oleh Allah swt. yang pada titik akhirnya membingungkan fikiran dan tidak mampu membangun jiwa umat dari berpacu memperkecil pelanggaran, maksiat, pemerkosaan hak asasi yang akhirnya hidup dalam penyesalan selamanya.
Tujuh Virus/Perusak Iman

Ada tujuh hal yang dapat merusak/virus iman dan taqwa seseorang. Ingat sabda Rasulullah saw. “Jauhilah tujuh perkara”. Allah swt. menjelaskan tanda-tanda kekuasaanya yang terbesar di alam semesta, bahkan di dalam diri manusia itu sendiri, hingga manusia menjadi tahu, sadar, dan insyaf/yaqin, bahwa Allah swt. sumber, otoritas, legalitas dan loyalitas Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana sebagai bukti “Tasdiq bi Qalbi”.

Syirik Kepada Allah swt.

Adapun hal-hal perusak keimanan, syirik dimasukkan ke dalam dosa yang paling besar sebagai perbuatan dosa yang tidak diampuni Allah swt. surah Luqman: 13: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia member pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Syirik menurut bahasa berarti persekutuan atau bagian, sedangkan menurut istilah Islam ialah mempersekutukan Allah dengan selainNya dan ada juga yang mengatakan syirik artinya kufur. Syirik menurut keterangan dari Imam Abu Thalib al-Makki, dosa besar itu ada beberapa macam, yaitu: empat macam ada di dalam hati yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, terus-menerus berniat mengerjakan kemaksiatan dan terus melaksanakan, sekalipun kecil sifatnya, putus asa dari kerahmatan Allah dan merasa aman dari paksaan orang yang memaksa kepada dirinya untuk mengerjakan dosa besar. Empat di dalam lidah yaitu, menyaksikan sesuatu yang telah dikatakan benar atau sebaliknya, menuduh berzina kepada orang muhsan, melakukan sihir dan angkat sumpah untuk membesarkan sesuatu yang batil atau menyalahkan sesuatu yang haq (benar). Tiga macam di dalam perut yaitu minum arak atau apa saja yang dapat memabukkan, makan harta anak yatim dengan cara penganiayaan dan makan harta riba. Dua dalam kemaluan yaitu berzina dan melakukan liwath. Satu dalam kaki yaitu melarikan diri ketika berkecamuk peperangan fi sabilillah atau yang maksudnya untuk menegakkan agama Allah. Dan satu lagi juga di dalam seluruh tubuh yaitu berani kepada orang tua.

Ar-Riya

Penyakit ria dapat melanda setiap orang, terutama pada kondisi keimanan yang lemah. Penyakit ria datangnya tidak dapat dirasakan. Hal ini sering muncul, ketika melaksanakan aktivitas ibadah, misalnya dalam melaksanakan shalat, sedekah, berinfak, dihadapan orang berpura-pura khusyu’ member dengan jumlah yang banyak dengan harapan mendapat pujian serta sanjungan orang lain. Hukum ria itu adalah haram dan amal dibenci oleh Allah, sebab amal-amal yang semestinya dikerjakan untuk mengharapkan dan mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ditukar dan diubah niatnya yaitu dimaksudkan untuk dilihat manusia dan mengharapkan keridhaan manusia. Lihat surah Al-Ma’un: 4: “Maka celakalah bagi orang-orang yang bersembahyang yang lalai dari shalatnya, yaitu orang-orang yang sama berpamer (ria dalam amalnya). Unsur pujian seseorang itu jatuh pada perbuatan ar-riya’/ingin dipuji/arogan, perbuatan ria dapat menghapuskan pahala ibadah, dan tidak masuk syurga manusia yang sombong.

Manusia yang merendah diri adalah suatu sikap yang dapat mengangkat ke tempat mulia, Rasulullah saw. termasuk orang yang tawadlu’ (merendah diri) Al-Qalam: 4.

An-Nifaq

An-Nifaq ialah suatu sifat yang berbeda antara lahir dan batin atau dengan kata lain, berbeda antara perbuatan dan perkataan. Adapun orangnya disebut munafik, jadi orang munafik ialah yang berpura-pura menampakkan keislamannya dengan mengucapkan kalimah syahadah, mengerjakan shalat hanya sebagai kedok belaka. Bahaya munafik sangat sulit ditebak karena bersifat latent, walaupun dapat diperhatikan dari pelakunya seperti yang digambarkan Rasulullah saw. “Ciri-ciri orang munafik ada tiga, apabila berkata selalu dusta, bila berjanji diingkar, dan bila dipercaya ia khianat.
Menurut Alquran, bahwa orang-orang munafik itu sebenarnya tidak berbobot, tubuh mereka tambah gagah dan pakaian mereka ibarat kayu berlobang tengah disandarkan, sehingga tidak mempunyai kekuatan yang hakiki, karena memiliki akar. (Q.S. Al-Munafiqun: 4).

Kebodohan/Jahil

Abu Jahal beserta rezimnya dapat membaca dan menulis, tetapi tertutup akan ajakan dakwah Rasulullah saw., sehingga dengan pemahaman secara benar itulah yang dapat mengakibatkan erosi keimanan seseorang. Firman Allah swt. QS. 17:36: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mau mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.

Kesombongan/Kibr

Bentuk al-Kibr yang dimiliki, seseorang dapat merusak keimanan, al-Kibr lahir semata-mata adanya sikap angkuh yang melupakan Yang Maha Kuasa, kemungkinan lain memiliki anggapan dirinya paling super dihadapan orang-orang yang di sekelilingnya dan dukungan penghormatan dari pihak lain, sehingga melahirkan sikap angkuh yang semakin menguat di permukaan. Seorang yang dilanda al-Kibr telah melupakan intruksi dari Allah swt. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia, karena sombong dan janganlah kamu berjalan di mukan bumi dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (QS. 31:18). Sombong adalah sifat orang kafir dan Fir’aun, Qarun dan Haman sebagaimana firman Allah swt. Al-Ankabut: 39 yang artinya: “Qarun, Fir’aun, sungguh sombon di atas bumi, ketika Musa menyampaikan ajaran agama dan mu’jizat, karenanya mereka tidak luput dari kehancuran (seperti orang-orang terdahulu yang semestinya menjadi peringatan bagi mereka).

Amimah/Adu Domba

Al-Faqih dari Hudzaifah ra. katanya: “Aku dengar Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan masuk surge, tukang adu domba”. Bagi orang yang suka adu domba, hendaklah bertaubah, karena hal sangat terhina di dunia dan siksa di kubur dan di neraka kelak di hari kiamat Rasulullah saw. bersabda: “Manusia paling jahat yaitu orang yang bermuka dua, datang ke suatu tempat dengan mukanya dan ke tempat lain dengan muka lain pula, barangsiapa bermulut dua di dunia, maka di hari kiamat pun Allah membuatkan mulut dua dari api (Hadis Hasan).

Ada 3 (tiga) perkara yang mengakibatkan beratnya siksa kubur antara lain ghibah, kurang bersihnya air kencing dan adu domba. Kata Yahya bibn Aktsam: fitnah (adu domba) lebih berbahay dan lebih buruk dari pada sihir, karena fitnah lebih cepat proses kejahatannya juga lebih berbahaya daripada syaitan, karena syaitan hanya dapat berupa bisikan dan khayal bayangan, tetapi fitnah langsung berhadapan dan praktek nyata.

Az-Zalim

Kezaliman membawa dampak yang sangat luas dalam merusak nilai-nilai keimanan, jika tidak dicegah, kezaliman yang melanda umat saat ini sudah berbagai bentuk dalam wujud yang dikemas rapi, sehingga pada awalnya kita tidak menduga, bahwa itu kezaliman, hal ini tidak bias dipungkiri virus ini sudah berjangkit diberbagai instansi dan lapisan masyarakat. Ada zalim menzalimi keluarganya, pimpinan menzalimi bawahannya, bahkan memerintah menzalimi pada rakyatnya, mari sama-sama kita wujud Indonesia tercinta menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur. Aamiin.

Penulis Dosen STAI Sumatera PTI Al-Hikmah STAI RA Batangkuis

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/