31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Pemain Rugby, Sonny Bill Williams: Semua Orang Sama dalam Islam

Pemain Rugby, Sonny Bill Williams
Pemain Rugby, Sonny Bill Williams

Sudah 10 tahun sejak Williams menjadi seorang Muslim ketika bermain untuk Toulon (tim Rugby) di Perancis. Ia menjadi Muslim setelah periode kelam dalam hidupnya. Ia termasuk pemain Rugby dengan penghasilan tertinggi dalam sejarah.

Williams adalah manusia raksasa, dengan tinggi 6 kaki 4 inci (1,9 m) dan berat badan 17 pon (110 kg). Tetapi fisiknya sangat kontras dengan karakternya yang sederhana. “Alhamdulillah berarti segalanya. Minum segelas air – Alhamdulillah. Memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Anda – Alhamdulillah. Melihat istri dan anak-anak saya – Alhamdulillah. Saya selalu memiliki pencipta saya di depan pikiran saya,” ujarnya.

Williams memandang Islam amat berarti karena menunjukkan jalan hidup padanya. Selama ini, ia merasa hidupnya hampa.

“Dengar, aku mengejar gadis-gadis. Aku minum alkohol, menghabiskan waktu dengan boros dan mengira aku adalah seseorang yang bukan diriku. Aku menjalani kehidupan itu dan menurut pengalamanku, apa yang diberikannya kepadaku? Kekosongan dan kekosongan di hatiku,” kenangnya.

Williams mengakui upayanya mendalami hingga masuk Islam bukanlah hal yang mudah.

“Butuh beberapa tahun untuk prosesnya, tetapi saya menemukan Allah, saya menemukan Islam dan itu benar-benar mengubah keliaran dalam diri saya menjadi positif,” tuturnya.

Williams mengatakan ada rasa kekeluargaan yang muncul dari sesama olahragawan Muslim. Ia berkawan dengan pemain sayap Fiorentina Franck Ribery dan mantan batsman Afrika Selatan Hashim Amla. Ia menilai rasa kekeluargaan ini penting karena dalam masyarakat saat ini bukan rahasia lagi banyak dari Muslim dipaksa untuk hampir malu menjadi Muslim.

“Bagi saya, saya sangat bangga menjadi seorang Muslim – kejujuran yang dimilikinya, apa yang diperjuangkannya dan apa yang dapat diberikannya. Ketika saya melihat olahragawan lain yang ada di luar sana dan bangga, wow itu adalah hal yang sangat indah,” katanya.

Pada bulan Maret, sebuah serangan oleh seorang pria bersenjata di sebuah masjid di Christchurch membuat 51 orang terbunuh. Serangan itu membuat Williams merasa amat sedih hingga penuh air mata. “Menjadi salah satu Muslim paling terkenal di Selandia Baru dan bermain untuk tim nasional, All Blacks, pada saat itu, saya tahu bahwa itu adalah tugas saya,” katanya.

Tahun lalu, Williams menunaikan umrah ke Arab Saudi. Ia menggambarkan perjalanan itu sebagai pengalaman yang luar biasa. Ia merasa tersanjung bisa melihat Ka’bah untuk pertama kalinya dan kemudian mengalami ketenangan Madinah. “Ya, saya adalah seorang Selandia Baru, Samoa – tetapi saya seorang manusia juga. Itulah yang ditawarkan Islam. Islam ada untuk semua umat manusia. Saya berdoa di samping seorang saudara laki-laki Afrika, seorang Asia, Eropa, Timur Tengah,” ungkapnya.

“Semua orang pakaiannya sama jadi tidak ada tingkatan masyarakat, semua orang sama, itu mungkin hal terbaik,” sebutnya. (rol/ram)

Pemain Rugby, Sonny Bill Williams
Pemain Rugby, Sonny Bill Williams

Sudah 10 tahun sejak Williams menjadi seorang Muslim ketika bermain untuk Toulon (tim Rugby) di Perancis. Ia menjadi Muslim setelah periode kelam dalam hidupnya. Ia termasuk pemain Rugby dengan penghasilan tertinggi dalam sejarah.

Williams adalah manusia raksasa, dengan tinggi 6 kaki 4 inci (1,9 m) dan berat badan 17 pon (110 kg). Tetapi fisiknya sangat kontras dengan karakternya yang sederhana. “Alhamdulillah berarti segalanya. Minum segelas air – Alhamdulillah. Memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Anda – Alhamdulillah. Melihat istri dan anak-anak saya – Alhamdulillah. Saya selalu memiliki pencipta saya di depan pikiran saya,” ujarnya.

Williams memandang Islam amat berarti karena menunjukkan jalan hidup padanya. Selama ini, ia merasa hidupnya hampa.

“Dengar, aku mengejar gadis-gadis. Aku minum alkohol, menghabiskan waktu dengan boros dan mengira aku adalah seseorang yang bukan diriku. Aku menjalani kehidupan itu dan menurut pengalamanku, apa yang diberikannya kepadaku? Kekosongan dan kekosongan di hatiku,” kenangnya.

Williams mengakui upayanya mendalami hingga masuk Islam bukanlah hal yang mudah.

“Butuh beberapa tahun untuk prosesnya, tetapi saya menemukan Allah, saya menemukan Islam dan itu benar-benar mengubah keliaran dalam diri saya menjadi positif,” tuturnya.

Williams mengatakan ada rasa kekeluargaan yang muncul dari sesama olahragawan Muslim. Ia berkawan dengan pemain sayap Fiorentina Franck Ribery dan mantan batsman Afrika Selatan Hashim Amla. Ia menilai rasa kekeluargaan ini penting karena dalam masyarakat saat ini bukan rahasia lagi banyak dari Muslim dipaksa untuk hampir malu menjadi Muslim.

“Bagi saya, saya sangat bangga menjadi seorang Muslim – kejujuran yang dimilikinya, apa yang diperjuangkannya dan apa yang dapat diberikannya. Ketika saya melihat olahragawan lain yang ada di luar sana dan bangga, wow itu adalah hal yang sangat indah,” katanya.

Pada bulan Maret, sebuah serangan oleh seorang pria bersenjata di sebuah masjid di Christchurch membuat 51 orang terbunuh. Serangan itu membuat Williams merasa amat sedih hingga penuh air mata. “Menjadi salah satu Muslim paling terkenal di Selandia Baru dan bermain untuk tim nasional, All Blacks, pada saat itu, saya tahu bahwa itu adalah tugas saya,” katanya.

Tahun lalu, Williams menunaikan umrah ke Arab Saudi. Ia menggambarkan perjalanan itu sebagai pengalaman yang luar biasa. Ia merasa tersanjung bisa melihat Ka’bah untuk pertama kalinya dan kemudian mengalami ketenangan Madinah. “Ya, saya adalah seorang Selandia Baru, Samoa – tetapi saya seorang manusia juga. Itulah yang ditawarkan Islam. Islam ada untuk semua umat manusia. Saya berdoa di samping seorang saudara laki-laki Afrika, seorang Asia, Eropa, Timur Tengah,” ungkapnya.

“Semua orang pakaiannya sama jadi tidak ada tingkatan masyarakat, semua orang sama, itu mungkin hal terbaik,” sebutnya. (rol/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/