25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Bangsa yang Lost Generation

Drs H Hasan Maksum Nasution SH SPdI MA *)

Firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 65: “Katakanlah Allah berkuasa untuk mengirimkan kepada kamu azab dari atas kamu, dari bawah kakimu atau Allah membingungkan kamu dalam pertikaian berbagai golongan dan membuat kamu saling merasakan keganasan sesama kamu. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat Kami mudah-mudahan mereka memahaminya”.

Pada hakikatnya, Islam telah mengajarkan, bahwa plutaritas dalam kehidupan bermasyarakat itu adalah sunnatullah, yang harus disikapi dengan saling mengakui eksistensi masing-masing, saling menghargai dan saling menghormati. Di dalam suatu hadis Rasulullah Saw menggambarkan kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan sebagai satu organisme yang hidup, terbangun dalam satu jaringan sistem yang saling terkait satu sama lain, sehingga apabila satu bagian mengalami sakit atau kesulitan, bagian-bagian lain juga akan turut merasakannya.

Ajaran Islam mengajarkan kehidupan kolektif yang bersifat organik dan saling mendukung fungsi satu sama lain, bukan dalam bentuk hubungan yang saling berbenturan dan berlawanan (konflik). Hubungan ini dilandasi nilai-nilai ketuhanan yang membangun sinergi keseluruhan, bahkan distorsi jaringanpun apabila terjadi, harus diperbaiki dengan landasan nilai-nilai ketuhanan juga.

Nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan bermasyarakat banyak disebut didalam Alquranul Karim, antara lain, hubungan antara masyarakat yang plural dari segi agama disebut pada surat Al-Kafirun dari ayat 1 hingga 6, dan secara umum landasan moral hidup bermasyarakat disebut pada surat Al-Hujarat ayat 10 hingga 13, intinya saling mengakui eksistensi, saling menghormati dan juga saling menghargai.

Bangsa Lost Generation

Ayat-ayat tertera di atas ini berbicara tentang krisis multi dimensi 14 abad yang lalu, dan kini seolah berbicara terhadap diri kita dengan munculnya berbagai azab sengsara. Seperti bumi yang semakin menyengat, karena lapisan ozon yang semakin menipis, angin badai yang menghancurkan, virus dari udara seperti attract yang mematikan, flu dan hujan yang mengakibatkan banjir biasa dan banjir bandang, kebakaran hutan, semburan gas, konflik horizontal dan konflik vertikal dan sebagainya.

Semoga semua masalah ini akan dapat kita atasi dengan memberdayakan taqwa sebagai kualitas ideal dan maksimal sebagai seorang muslim, sesuai dengan kualifikasi taqwa, imtistalu awamirihi wa ijtinabu nawahihi, ialah kesiapan menjalankan segala perintah Allah dan kesiapan menjauhi segala laranganNya.

Kesiapan ini sangat penting artinya dalam rangka menghadapi berbagai problem kebangsaan.

Kita meyakini, andaikan saja anak bangsa ini (seluruh lapisan masyarakat, rakyat dan pemerintah, TNI, dan Polri) memiliki kesiapan dalam menjalankan seluruh ketentuan yang ada, masalah-masalah politik di atas tidak akan muncul dan apa yang disebut pelanggaran hukum, penegakan supremasik hukum (law imforcement) dan penciptaan pemerintahan yang bersih (good govermance) bukanlah menjadi sebuah masalah kebangsaan.

Demikian juga, andaikan kita memiliki kesiapan meninggalkan segala yang bertentangan dengan ketentuan negara dan bangsa, tentulah apa yang terjadi dalam hal penyakit masyarakat seperti perjudian, perzinaan, pornografi, pornoaksi, narkoba, korupsi dan lain-lain tidaklah akan terjadi.

Bertaqwa Orang Sabar

Orang bertaqwa ialah orang sabar, yaitu sabar dalam menjalankan segala perintahnya, sabar untuk meninggalkan segala laranganNya dan sabar dalam mengelola nikmatNya. Kita semua merasa khawatir, dalam era globalisasi saat ini sikap hidup masyarakat bangsa Indonesia akan lebih dipertajam oleh dominasi sektor kehidupan duniawi dengan model budaya permisief dan honestik.

Dalam membentuk masyarakat yang kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus mencakup enam aspek kekuatan, yaitu aqidahnya, kokoh ibadatnya, kokoh moralitasnya, kokoh ekonominya, handal persatuan dan kesatuannya, berkualitas ilmu pengetahuannya, maka dalam hal ini perlu kita bangun integritas antara ilmu dan iman, agar keberadaan umat Islam di Indonesia menjadi umat yang berkualitas, berbobot dan berprestasi.
Mari kita cermati prilaku anak bangsa kita di negeri ini, dekadensi moral kian mengkhawatirkan, krisis akhlak sangat memprihatinkan, apa yang dikatakan korupsi sangat mengherankan tak dapat diselesaikan, bangsa kita dicoba dengan ujian-ujian yang sangat berat, saling menyalahkan di mana-mana, krisis akhlak terus-menerus menghantui kita, persatuan dan kesatuan semakin pudar dan menipis. Sehingga untuk membangun bangsa yang kokoh dan utuh serta diridhoi Allah SWT maka minimal ada tiga prinsip yang harus kita bangun di dalam diri kita, keluarga, masyarakat dan negara bangsa kita. Yang pertama, kita mulailah dengan niat yang benar, ikhlas dan tulus, kedua, benar dalam perkataan, tidak berbohong, tidak merekayasa ucapan supaya indah didengar, ketiga, dalam perbuatan terutama ditengah-tengah masyarakat, insyaAllah bangsa ini akan memperoleh ridho Allah SWT yang akhirnya bangsa ini akan kokoh dan utuh sepanjang masa.

Keimanan Melahirkan Keikhlasan

Iman merupakan landasan yang paling kokoh, pijakan yang paling kuat dalam kita berasal dan berkarya, berbuat dan bertingkah laku, baik sebagai masyarakat dan  berbangsa. Keimanan akan melahirkan keikhlasan, keikhlasan akan melahirkan kejujuran, kejujuran akan melahirkan kebaikan, kedamaian dan kebersamaan. Kalau begitu, kesucian jiwa, kebersihan diri mutlak dibutuhkan dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara.
Marilah kita laksanakan semuanya ini dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan kita laksanakan dengan niat yang ikhlas sebagai bagian dari suruhan agama dan menjauhi larangannya. Masyarakat yang tahu akan tanggung jawab dan haknya serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya, baik pribadi, ditengah-tengah keluarga, ditengah-tengah masyarakat, pemerintah, kita tingkatkan sumber daya umat, dengan demikian insyaAllah kita akan kokoh dan utuh serta mendapat perlindungan dari Allah SWT. (*)

Penulis adalah Dosen STAI Sumatera, PTI Al-Hikmah  dan STAI RA Batangkuis

Drs H Hasan Maksum Nasution SH SPdI MA *)

Firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 65: “Katakanlah Allah berkuasa untuk mengirimkan kepada kamu azab dari atas kamu, dari bawah kakimu atau Allah membingungkan kamu dalam pertikaian berbagai golongan dan membuat kamu saling merasakan keganasan sesama kamu. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat Kami mudah-mudahan mereka memahaminya”.

Pada hakikatnya, Islam telah mengajarkan, bahwa plutaritas dalam kehidupan bermasyarakat itu adalah sunnatullah, yang harus disikapi dengan saling mengakui eksistensi masing-masing, saling menghargai dan saling menghormati. Di dalam suatu hadis Rasulullah Saw menggambarkan kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan sebagai satu organisme yang hidup, terbangun dalam satu jaringan sistem yang saling terkait satu sama lain, sehingga apabila satu bagian mengalami sakit atau kesulitan, bagian-bagian lain juga akan turut merasakannya.

Ajaran Islam mengajarkan kehidupan kolektif yang bersifat organik dan saling mendukung fungsi satu sama lain, bukan dalam bentuk hubungan yang saling berbenturan dan berlawanan (konflik). Hubungan ini dilandasi nilai-nilai ketuhanan yang membangun sinergi keseluruhan, bahkan distorsi jaringanpun apabila terjadi, harus diperbaiki dengan landasan nilai-nilai ketuhanan juga.

Nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan bermasyarakat banyak disebut didalam Alquranul Karim, antara lain, hubungan antara masyarakat yang plural dari segi agama disebut pada surat Al-Kafirun dari ayat 1 hingga 6, dan secara umum landasan moral hidup bermasyarakat disebut pada surat Al-Hujarat ayat 10 hingga 13, intinya saling mengakui eksistensi, saling menghormati dan juga saling menghargai.

Bangsa Lost Generation

Ayat-ayat tertera di atas ini berbicara tentang krisis multi dimensi 14 abad yang lalu, dan kini seolah berbicara terhadap diri kita dengan munculnya berbagai azab sengsara. Seperti bumi yang semakin menyengat, karena lapisan ozon yang semakin menipis, angin badai yang menghancurkan, virus dari udara seperti attract yang mematikan, flu dan hujan yang mengakibatkan banjir biasa dan banjir bandang, kebakaran hutan, semburan gas, konflik horizontal dan konflik vertikal dan sebagainya.

Semoga semua masalah ini akan dapat kita atasi dengan memberdayakan taqwa sebagai kualitas ideal dan maksimal sebagai seorang muslim, sesuai dengan kualifikasi taqwa, imtistalu awamirihi wa ijtinabu nawahihi, ialah kesiapan menjalankan segala perintah Allah dan kesiapan menjauhi segala laranganNya.

Kesiapan ini sangat penting artinya dalam rangka menghadapi berbagai problem kebangsaan.

Kita meyakini, andaikan saja anak bangsa ini (seluruh lapisan masyarakat, rakyat dan pemerintah, TNI, dan Polri) memiliki kesiapan dalam menjalankan seluruh ketentuan yang ada, masalah-masalah politik di atas tidak akan muncul dan apa yang disebut pelanggaran hukum, penegakan supremasik hukum (law imforcement) dan penciptaan pemerintahan yang bersih (good govermance) bukanlah menjadi sebuah masalah kebangsaan.

Demikian juga, andaikan kita memiliki kesiapan meninggalkan segala yang bertentangan dengan ketentuan negara dan bangsa, tentulah apa yang terjadi dalam hal penyakit masyarakat seperti perjudian, perzinaan, pornografi, pornoaksi, narkoba, korupsi dan lain-lain tidaklah akan terjadi.

Bertaqwa Orang Sabar

Orang bertaqwa ialah orang sabar, yaitu sabar dalam menjalankan segala perintahnya, sabar untuk meninggalkan segala laranganNya dan sabar dalam mengelola nikmatNya. Kita semua merasa khawatir, dalam era globalisasi saat ini sikap hidup masyarakat bangsa Indonesia akan lebih dipertajam oleh dominasi sektor kehidupan duniawi dengan model budaya permisief dan honestik.

Dalam membentuk masyarakat yang kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus mencakup enam aspek kekuatan, yaitu aqidahnya, kokoh ibadatnya, kokoh moralitasnya, kokoh ekonominya, handal persatuan dan kesatuannya, berkualitas ilmu pengetahuannya, maka dalam hal ini perlu kita bangun integritas antara ilmu dan iman, agar keberadaan umat Islam di Indonesia menjadi umat yang berkualitas, berbobot dan berprestasi.
Mari kita cermati prilaku anak bangsa kita di negeri ini, dekadensi moral kian mengkhawatirkan, krisis akhlak sangat memprihatinkan, apa yang dikatakan korupsi sangat mengherankan tak dapat diselesaikan, bangsa kita dicoba dengan ujian-ujian yang sangat berat, saling menyalahkan di mana-mana, krisis akhlak terus-menerus menghantui kita, persatuan dan kesatuan semakin pudar dan menipis. Sehingga untuk membangun bangsa yang kokoh dan utuh serta diridhoi Allah SWT maka minimal ada tiga prinsip yang harus kita bangun di dalam diri kita, keluarga, masyarakat dan negara bangsa kita. Yang pertama, kita mulailah dengan niat yang benar, ikhlas dan tulus, kedua, benar dalam perkataan, tidak berbohong, tidak merekayasa ucapan supaya indah didengar, ketiga, dalam perbuatan terutama ditengah-tengah masyarakat, insyaAllah bangsa ini akan memperoleh ridho Allah SWT yang akhirnya bangsa ini akan kokoh dan utuh sepanjang masa.

Keimanan Melahirkan Keikhlasan

Iman merupakan landasan yang paling kokoh, pijakan yang paling kuat dalam kita berasal dan berkarya, berbuat dan bertingkah laku, baik sebagai masyarakat dan  berbangsa. Keimanan akan melahirkan keikhlasan, keikhlasan akan melahirkan kejujuran, kejujuran akan melahirkan kebaikan, kedamaian dan kebersamaan. Kalau begitu, kesucian jiwa, kebersihan diri mutlak dibutuhkan dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara.
Marilah kita laksanakan semuanya ini dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan kita laksanakan dengan niat yang ikhlas sebagai bagian dari suruhan agama dan menjauhi larangannya. Masyarakat yang tahu akan tanggung jawab dan haknya serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya, baik pribadi, ditengah-tengah keluarga, ditengah-tengah masyarakat, pemerintah, kita tingkatkan sumber daya umat, dengan demikian insyaAllah kita akan kokoh dan utuh serta mendapat perlindungan dari Allah SWT. (*)

Penulis adalah Dosen STAI Sumatera, PTI Al-Hikmah  dan STAI RA Batangkuis

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/