25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Diresmikan Pak Harto, Kapasitas 3.000 Jemaah

Masjid Agung At Taqwa Bengkulu Didesain Mirip Masjid di Turki

Masjid Agung At – Taqwa Bengkulu dibangun pada 1988 dengan gaya arsitektur perpaduan antara tradisional Indonesia dan Turki. Lokasi Masjid Agung berdekatan dengan rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.

Di lokasi tempat berdirinya Majid At Taqwa, dulunya pada zaman kolonial Belanda, sekira tahun 1930-an, berdiri sebuah rumah sakit. Setelah Indonesia merdeka rumah sakit tersebut tetap digunakan dan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Harapan hingga 1988, atau masa akhir pemerintahan Gubernur Bengkulu Soeprapto.

Hingga akhirnya, RSUD Padang Harapan yang juga bekas rumah sakit Belanda ini dibongkar untuk kemudian dijadikan sebuah masjid yang megah dan menjadi kebanggan warga Kota Bengkulu.

Menurut Ketua Pengurus Masjid At Taqwa,  Zainal Mudlar (66),  masjid ini merupakan kenang-kenangan dari Alm Soeprapto, mantan Gubernur Bengkulu. Pasalnya, masjid ini dibangun pada masa pemerintahannya. Saat itu, Soeprapto melihat lokasi bekas rumah sakit yang sembraut, sehingga ditunjuklah kontraktror PT Jaya untuk membangun masjid di lahan seluas 2 hektare ini.

Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan antara corak tradisional Indonesia dan Corak Turki, yang dapat dilihat pada designornament interior dan eksterior masjid. Luas keseluruhan masjid ini mencapai 800 meter persegi dan mampu menampung jemah hingga 3.000 orang. Masjid ini terdiri atas Ruang Utama, Teras, dan Plaza. Menariknya, masjid ini memiliki empat menara dengan model tiga tingkat yang berada di empat penjuru masjid.

Makna simbolis dari menara yang memiliki tiga tingkatan, Imam masjid Agung At-Taqwa Prof Dr H Djamaan Nur menjelaskan, hal ini merupakan pengejawantahan dari tiga pilar yang dimiliki Islam yakni berupa Islam yang ditunjukkan dengan syariat, dan iman yang dalam tataran ilmu dikenal dengan ilmu Tauhid dan Ihsan atau dalam kajian tasawuf dengan tarekat dan isinya adalah zikir. Selain itu, bangunan berikut menaranya, kata Djamaan, juga berkaitan dengan pondasi rukun iman dan rukun Islam. “Masjid ini merupakan buah tangan dari Gubernur Alm Soprapto semasa bertugas di Bengkulu,” ujar Djamaan.

Sejarah masjid ini kian menarik setelah dinyatakan usai pengerjaanya sekitar Juli 1989. Selanjutnya Alm Presiden Seoharto berkenan langsung meresmikan masjid ini dalam lawatannya saat akan meresmikan bendungan Air Manjunto di Kabupaten Mukomuko. Prasasti masjid ditandatangani Pak Harto bersama dengan prasasti peresmian Bendungan Manjuto. Pak Harto memang tidak mampir ke dalam masjid, karena saat itu, tepatnya 3 Juli 1989, Kota Bengkulu diguyur hujan deras. (iks/jpnn)

Masjid Agung At Taqwa Bengkulu Didesain Mirip Masjid di Turki

Masjid Agung At – Taqwa Bengkulu dibangun pada 1988 dengan gaya arsitektur perpaduan antara tradisional Indonesia dan Turki. Lokasi Masjid Agung berdekatan dengan rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.

Di lokasi tempat berdirinya Majid At Taqwa, dulunya pada zaman kolonial Belanda, sekira tahun 1930-an, berdiri sebuah rumah sakit. Setelah Indonesia merdeka rumah sakit tersebut tetap digunakan dan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Harapan hingga 1988, atau masa akhir pemerintahan Gubernur Bengkulu Soeprapto.

Hingga akhirnya, RSUD Padang Harapan yang juga bekas rumah sakit Belanda ini dibongkar untuk kemudian dijadikan sebuah masjid yang megah dan menjadi kebanggan warga Kota Bengkulu.

Menurut Ketua Pengurus Masjid At Taqwa,  Zainal Mudlar (66),  masjid ini merupakan kenang-kenangan dari Alm Soeprapto, mantan Gubernur Bengkulu. Pasalnya, masjid ini dibangun pada masa pemerintahannya. Saat itu, Soeprapto melihat lokasi bekas rumah sakit yang sembraut, sehingga ditunjuklah kontraktror PT Jaya untuk membangun masjid di lahan seluas 2 hektare ini.

Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan antara corak tradisional Indonesia dan Corak Turki, yang dapat dilihat pada designornament interior dan eksterior masjid. Luas keseluruhan masjid ini mencapai 800 meter persegi dan mampu menampung jemah hingga 3.000 orang. Masjid ini terdiri atas Ruang Utama, Teras, dan Plaza. Menariknya, masjid ini memiliki empat menara dengan model tiga tingkat yang berada di empat penjuru masjid.

Makna simbolis dari menara yang memiliki tiga tingkatan, Imam masjid Agung At-Taqwa Prof Dr H Djamaan Nur menjelaskan, hal ini merupakan pengejawantahan dari tiga pilar yang dimiliki Islam yakni berupa Islam yang ditunjukkan dengan syariat, dan iman yang dalam tataran ilmu dikenal dengan ilmu Tauhid dan Ihsan atau dalam kajian tasawuf dengan tarekat dan isinya adalah zikir. Selain itu, bangunan berikut menaranya, kata Djamaan, juga berkaitan dengan pondasi rukun iman dan rukun Islam. “Masjid ini merupakan buah tangan dari Gubernur Alm Soprapto semasa bertugas di Bengkulu,” ujar Djamaan.

Sejarah masjid ini kian menarik setelah dinyatakan usai pengerjaanya sekitar Juli 1989. Selanjutnya Alm Presiden Seoharto berkenan langsung meresmikan masjid ini dalam lawatannya saat akan meresmikan bendungan Air Manjunto di Kabupaten Mukomuko. Prasasti masjid ditandatangani Pak Harto bersama dengan prasasti peresmian Bendungan Manjuto. Pak Harto memang tidak mampir ke dalam masjid, karena saat itu, tepatnya 3 Juli 1989, Kota Bengkulu diguyur hujan deras. (iks/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/