31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Zikrullah adalah Ciri Iman

MARELAN-Zikrullah merupakan aplikasi syahadah berfungsi untuk melawan pergerakan nafsu buruk dan syaitan yang memang selalu menggoda manusia, untuk tujuan menguji keimanan seseorang. Guna memperkuat keimanan, umat muslim ditekankan untuk senantiasa memperbanyak berzikir, karena zikrullah itu adalah ciri iman yang dapat menjadi benteng pertahanan dari godaan syaitan, serta dapat membebaskan diri dari kemunafikan.

“Tidak ada kalimat lain yang dapat memperbaharui iman kecuali dzikir. Capailah kebahagian di dunia dan akhirat dengan zikrullah, Lailaha Ilallah. Karena selain dapat menjadi benteng pertahanan dari godaan syaitan, zikrullah juga bertujuan untuk wushul perjalanan ibadah seseorang kepada Allah SWT,” ungkap, KH M Abdul Gaos Sefullah  Al-Maslul, penerus mursyid 38 Tariqat Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya, saat memberi tausiah di Musalah Anugerah Jalan Marelan Raya Pasar IV Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan.

Ketika seseorang memiliki keinginan untuk belajar zikir sambung murid asuhan, KH Abdul Sohibul Wafa Tadjul Arifin alias Abah Anom ini, maka orang tersebut telah diberi ilham dan nikmat yang paling besar oleh Allah SWT. Terlebih lagi, dengan terus mengamalkannya didalam kehidupan sehari-hari.
“Salat hukumnya wajib begitu pula zikir. Allah berfirman “Dirikanlah salat untuk berzikir (mengingat) kepadaku”. Dalam firman Allah SWT itu jelas sekali bahwa Allah memerintahkan salat supaya kita berzikir kepadanya,” katanya.

Di dalam salat itu sebutnya, harus ada tiga hal yang sangat penting yaitu, rukun Qolbiyah atau hadirnya hati (qalbu) untuk selalu berzikir kepada Allah SWT. Dan Nabi Muhammad SAW sendiri lanjut dia, menerima wahyu pertama dari Allah SWT tentang salat hati. Setelah bejalan sekitar 12 tahun, barulah Rasulullah mendapat perintah untuk melaksanakan Isra Mikraj.

“Di dalam Isra Mikraj R asulullah mendapatkan perintah salat lima waktu yang kemudian diikuti oleh perintah puasa, zakat serta haji. Dan rukun fikliyah berupa gerakan-gerakan yang harus ada di dalam salat seperti, berdiri, ruku, iktidal, sujud dan lain-lain. Begitu juga rukun qouliyah berupa bacaan-bacaan yang harus diucapkan didalam setiap gerakan shalat,” terangnya.

KH M  Abdul Gaos Saefullah Al Maslul  menambahkan, salat yang baik dan benar adalah salat yang dilaksanakan dengan hati yang selalu mengingat kepada Allah SWT, dengan gerakan-gerakan dan ucapan yang benar. Di dalam kitab Sirrul Asror karangan, Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani diterangkan tentang shalat syariat dan shalat tarekat, bahwa dalam salat itu harus disatukan antara jasad, nyawa, dan rasa. “Jangan sampai jasadnya salat tetapi hatinya ingat ke pekerjaan, anak dan istri, harta dan lain-lain. Melalui tarekatlah jasad, nyawa dan rasa dapat disatukan untuk bersama-sama menghadap kepada Allah SWT,” ungkap K yai yang juga pimpinan Pondok Pesantren Sirna Rasa, Ciamis, Jawa Barat ini. Tausiah keagamaan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut selain dihadiri ikhwan, ikhwat TQN dan masyarakat, juga terlihat hadir sejumlah para alim ulama asal Sumatera Utara dan Pulau Jawa diantaranya, KH Ayi  Burhanuddin, Kyai Abdul Zabar, Ustad Haris Abu Ulya dan Sultoni Sahid Arifin. Diakhir acara, KH M Abdul Gaos Saefullah Al Maslul, menyempatkan diri mentalqin zikirkan ratusan tamu dan undangan yang hadir.(rul)

MARELAN-Zikrullah merupakan aplikasi syahadah berfungsi untuk melawan pergerakan nafsu buruk dan syaitan yang memang selalu menggoda manusia, untuk tujuan menguji keimanan seseorang. Guna memperkuat keimanan, umat muslim ditekankan untuk senantiasa memperbanyak berzikir, karena zikrullah itu adalah ciri iman yang dapat menjadi benteng pertahanan dari godaan syaitan, serta dapat membebaskan diri dari kemunafikan.

“Tidak ada kalimat lain yang dapat memperbaharui iman kecuali dzikir. Capailah kebahagian di dunia dan akhirat dengan zikrullah, Lailaha Ilallah. Karena selain dapat menjadi benteng pertahanan dari godaan syaitan, zikrullah juga bertujuan untuk wushul perjalanan ibadah seseorang kepada Allah SWT,” ungkap, KH M Abdul Gaos Sefullah  Al-Maslul, penerus mursyid 38 Tariqat Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya, saat memberi tausiah di Musalah Anugerah Jalan Marelan Raya Pasar IV Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan.

Ketika seseorang memiliki keinginan untuk belajar zikir sambung murid asuhan, KH Abdul Sohibul Wafa Tadjul Arifin alias Abah Anom ini, maka orang tersebut telah diberi ilham dan nikmat yang paling besar oleh Allah SWT. Terlebih lagi, dengan terus mengamalkannya didalam kehidupan sehari-hari.
“Salat hukumnya wajib begitu pula zikir. Allah berfirman “Dirikanlah salat untuk berzikir (mengingat) kepadaku”. Dalam firman Allah SWT itu jelas sekali bahwa Allah memerintahkan salat supaya kita berzikir kepadanya,” katanya.

Di dalam salat itu sebutnya, harus ada tiga hal yang sangat penting yaitu, rukun Qolbiyah atau hadirnya hati (qalbu) untuk selalu berzikir kepada Allah SWT. Dan Nabi Muhammad SAW sendiri lanjut dia, menerima wahyu pertama dari Allah SWT tentang salat hati. Setelah bejalan sekitar 12 tahun, barulah Rasulullah mendapat perintah untuk melaksanakan Isra Mikraj.

“Di dalam Isra Mikraj R asulullah mendapatkan perintah salat lima waktu yang kemudian diikuti oleh perintah puasa, zakat serta haji. Dan rukun fikliyah berupa gerakan-gerakan yang harus ada di dalam salat seperti, berdiri, ruku, iktidal, sujud dan lain-lain. Begitu juga rukun qouliyah berupa bacaan-bacaan yang harus diucapkan didalam setiap gerakan shalat,” terangnya.

KH M  Abdul Gaos Saefullah Al Maslul  menambahkan, salat yang baik dan benar adalah salat yang dilaksanakan dengan hati yang selalu mengingat kepada Allah SWT, dengan gerakan-gerakan dan ucapan yang benar. Di dalam kitab Sirrul Asror karangan, Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani diterangkan tentang shalat syariat dan shalat tarekat, bahwa dalam salat itu harus disatukan antara jasad, nyawa, dan rasa. “Jangan sampai jasadnya salat tetapi hatinya ingat ke pekerjaan, anak dan istri, harta dan lain-lain. Melalui tarekatlah jasad, nyawa dan rasa dapat disatukan untuk bersama-sama menghadap kepada Allah SWT,” ungkap K yai yang juga pimpinan Pondok Pesantren Sirna Rasa, Ciamis, Jawa Barat ini. Tausiah keagamaan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut selain dihadiri ikhwan, ikhwat TQN dan masyarakat, juga terlihat hadir sejumlah para alim ulama asal Sumatera Utara dan Pulau Jawa diantaranya, KH Ayi  Burhanuddin, Kyai Abdul Zabar, Ustad Haris Abu Ulya dan Sultoni Sahid Arifin. Diakhir acara, KH M Abdul Gaos Saefullah Al Maslul, menyempatkan diri mentalqin zikirkan ratusan tamu dan undangan yang hadir.(rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/