BALIGE- Museum Batak di Kompleks TB Silalahi Center, Desa Soposurung, Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa kembali mendapat tambahan koleksi benda kuno. Kalau selama ini mayoritas koleksi museum tersebut merupakan benda-benda pusaka kuno warisan leluhur suku Batak Toba, kali ini Quran yang ditaksir berusia 300 tahun lebih milik kakek buyut mantan Presiden RI KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur, diserahkan untuk dipajang di Museum Batak yang didirikan Letjen (Purn) DR TB Silalahi,SH.
Penambahan koleksi kitab suci umat Islam yang diumumkan di depan ribuan pengunjung yang menghadiri Pesta Budaya Memperingati 5 Tahun TB Silalahi Center, Minggu (21/4) cukup istimewa sekaligus memancing keingintahuan banyak orang tentang kaitan Museum Batak dengan kitab suci umat Islam tersebut.
Al Quran tergolong langka itu diserahkan secara simbolis oleh Wakil Bupati Serdang Bedagai H Soekirman didampingi isteri kepada TB Silalahi untuk selanjutnya dipajang menambah koleksi Museum Batak yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2010 kemarin.
TB Silalahi pun menceritakan, Al Quran itu awalnya milik kakek buyut Gus Dur yang juga seorang Kyai besar di Jawa Timur. Quran itu pun berpindah ke tangan Bupati Kutai Timur Irsan Noor yang juga Ketua Apkasi (Assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) yang dikenal sebagai kolektor benda-benda kuno dan antik termasuk Quran yang sangat langka. Soekirman didampingi TB Silalahi menjelaskan, Quran itu masih terbuat dari kulit kayu semacam naskah-naskah kuno Batak yang ditulis di laklak karena kertas masih jarang ditemui jaman dulu. “Mungkin Quran seperti ini dengan tulisan tangan di kulit kayu tidak bisa lagi ditemukan yang masih utuh,” ujar Soekirman.
Menurutnya, Irsan Noor ketika ikut bersama Presiden SBY merasa kagum kepada TB Silalahi yang sangat peduli dan ingin melestarikan sekaligus menggali berbagai warisan budaya. “Irsan Noor yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kutai Timur menyerahkan Qur’an untuk disimpan di Museum Batak ini,” kata TB Silalahi.
Untuk itu menurut TB, pihaknya segera menambah lagi galeri di Museum Batak yang menggambarkan sejarah masuknya Islam ke Tapanuli salah satunya melalui Barus. Di Barus pun banyak peninggalan Islam ratusan tahun termasuk Qur,an kuno tapi tidak diketahui lagi rimbanya. “Prinsipnya ini semakin memperkaya khasanah dan koleksi Museum Batak dan pusaka kuno asli. Ini juga menunjukkan pengelolaan Museum Batak juga mengutamakan semangat nasionalisme dan kesejarahan yang hakiki. Kita sudah membuat galeri sejarah perjuangan Raja Sisingamangaraja. Kita juga berharap Museum ini akan mengumpulkan terus benda-benda kuno dari puak Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Angkola dan Batak Pakpak, karena ini Museum Batak, bukan Museum Batak Toba,” kata TB.
Pesta Budaya yang diselenggarakan memperingati 5 tahun TB Silalahi Center itu pun diisi festival atau lomba seni budaya seperti Martumba, Manortor, Mangido Gondang, Mangandung, Marhasapi hingga festival paduan suara yang total jumlah pesertanya hampir 1000 siswa SD, SMP dan SMA di kawasan Tapanuli terbagi dalam beberapa tim.
Berbagai kegiatan seni budaya yang dijadikan even tahunan itu pulalah yang membuat ribuan pengunjung ikut hadir sekaligus menikmati keindahan view Danau Toba yang menjadi latar belakang Museum Batak tempat penampilan tari dan berbagai lomba lainnya.
Hadir pada acara itu Bupati Toba Samosir bersama Wakil Bupati Liberty Pasaribu, Ketua DPRD Tobasa Sahat Panjaitan, anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Milton Pakpahan, Kadisnakertrans Sumut Drs Bukit Tambunan, Anggota DPRDSU Rooslynda Marpaung, Ir Jhon Hugo Silalahi, Robert Tambunan (pejabat di Dinas Tenaga Kerja Medan), mantan tokoh pemuda Sumut Moses Tambunan, Prof Dr Albinus Silalahi rombongan keluarga pahlawan asal Balige almarhum Brigjen Washington Siahaan yang dipimpin isterinya Ny Tua Mangulahi Siahan br Simorangkir (cicit kandung Raja Sisingamangaraja dari keturunan boru) dan putranya Jimmy Siahaan yang datang dari Jakarta, serta belasan pengusaha Cina dan Taiwan yang dipandu Robert Njo.(ila)