Masjid Agung Madrid
Pada masa lampau, Spanyol pernah menjadi pusat kekuasaan Islam di Eropa. Di bawah pemerintahan kekhalifahan Bani Umayah, kaum Muslimin berhasil membangun peradaban agung di bumi Hispania.
Namun, masa keemasan Islam tersebut harus berakhir pada 1492. Ketika itu, kaum Nasrani yang dipimpin oleh Raja Ferdinan dan Ratu Isabela memberi dua pilihan sulit kepada umat Islam Andalusia; tetap tinggal di Spanyol, tapi berpindah agama menjadi Nasrani atau pergi meninggalkan negeri itu. Perstiwa yang di kemudian hari dikenal dengan istilah “Recon quis ta” itu menjadi penanda berakhrinya era kejayaan Islam di tanah Iberia.
Kini, perlahan tapi pasti, umat Islam di Spanyol kembali menunjukkan pertumbuhannya. Fenomena tersebut salah satunya disebabkan oleh terus bertambahnya Muslim migran dari negara-negara Islam di kawasan Afrika Utara ke Spanyol. Hari ini, kita dapat menyaksikan dua masjid besar berdiri di ibu kota Spanyol. Dua masjid itu adalah Madrid Cen tral Mosque atau (Masjid Agung Madrid) dan Islamic Cultural Center and Mosque of Madrid (Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam Madrid).
Masjid Agung Madrid terletak di kawasan Cuatro Caminos di Distrik Tetuán, Madrid, Spanyol. Masjid yang oleh penduduk lokal disebut Mezquita Central de Madrid itu bisa dikatakan menjadi salah satu ikon kebanggaan kaum Muslim di bumi Hispania saat ini. Masjid megah yang dilengkapi dengan satu menara itu dibangun di atas tanah wakaf yang cukup luas. Sebelum pembangunannya, komunitas Muslim di Madrid membutuhkan waktu bertahun-tahun mengumpulkan dana agar bisa mendirikan rumah ibadah di atas tanah tersebut.
Masjid Agung Madrid dibuka secara resmi pada 1988 sekaligus menjadi masjid pertama yang dibangun di Madrid sejak berakhirnya pendudukan Islam di kota itu pada 1083 silam. Desain bangunannya dirancang oleh arsitek Juan Mora. Selain sebagai tempat ibadah, masjid tersebut juga menjadi markas pusat Persatuan Komunitas Islam Spanyol dan Komunitas Islam Madrid. Pendirian masjid itu didasarkan pada kesepakatan kerja sama dengan pemerintah di negara setempat melalui Komisi Islam Spanyol.
Rumah ibadah yang juga dikenal dengan nama Masjid Abu Bakar itu dibangun empat tingkat. Di samping ruangan ibadah utama, di dalam kompleks masjid itu terdapat pula beberapa ruangan lain, seperti perkantoran, kamar anak, sekolah, perpustakaan, ruang pertemuan (auditorium), dan toko.
Masjid Agung Madrid tidak sekadar berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan umat Islam di ibu kota Spanyol. Mulai kegiatan amal sosial, pendidikan, budaya, dan lainlain. Lingkungan masjid akan menjadi sangat ramai pada saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. Jika Anda datang dengan kereta api, lokasi masjid tersebut berada tidak jauh dari Stasiun Metro Estrecho, Madrid.
Masjid Agung Spanyol ini memiliki konsep seni bina bangunan yang sangat modern, namun juga tidak meninggalkan ciri-ciri sebagai sebuah bangunan tempat peribadatan umat muslim. Salah satu faktor yang mencolok yang langsung terlihat adalah adanya menara dan balkon sebagai ciri khas sebuah masjid. Sehingga, jika tidak disertai dengan tulisan besar di plakat bagian depan, akan lumayan sulit untuk mengenali bahwa bangunan tersebut adalah sebuah masjid, karena tidak adanya kubah sebagai ciri khas sebuah masjid. Apalagi, bangunan Masjdi Agung Madrid ini hanya dibangun seperti gedung-gedung sekitar, justru jika dilihat sekilas hanya berbentuk seperti sebuah bangunan perkantoran.
Keindahan dan kemegahan bangunan Masjid Agung Madrid akan sangat terasa dari bangunan dan hampir seluruh interior bagian dinding dalam dihiasi dengan batu pualam juga. Sementara itu, untuk bagian jendela masjid ini dilengkapi dengan kaca patri berwarna warni yang khas dengan kebudayaan islam, sebagai penutup ruangan dan sebagai ventilasi udara jika diperlukan. (bbs/ram)