30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ikatkan Pita Kuning Bagiku

Pengorbanan Seorang Istri yang Menerima Suami Apa Adanya

Rasul Paulus berdoa agar jemaat Tuhan memahami Kasih Allah yang begitu besar itu : “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:18-19).

Sebuah kisah nyata yang saya baca dari sebuah buku berisi artikel-artikel motivasi kelihatannya cocok untuk menggambarkan kasih Allah ini. Tuhan mengizinkan kejadian-kejadian nyata dialami oleh beberapa orang yang dapat membuat kita mengerti dan memahami kasih-Nya. Sesungguhnya masih banyak orang yang tidak mengerti atau sulit mengerti perbuatan kasih Allah yang dinyatakan melalui pengorbanan Yesus Kristus.

Pada 1971 surat kabar New York Post menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya.

Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam-malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.

Suatu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia naik bis menuju utara, ke kota besar, ke kehidupan yang baru. Bersama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Seks bebas, judi, narkoba.

Bulan berlalu, tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang. Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu dan mengambil uang orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke penjara, dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.

Menjelang akhir masa penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan isterinya. Dia rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada isterinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih mencintai isteri dan anak-anaknya. Dia berharap dia masih boleh kembali. Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah terlambat, oleh karena itu ia mengakhiri suaratnya dengan menulis, “Sayang, engkau tidak perlu menunggu aku.

Namun jika engkau masih ada perasaan padaku, maukaah kau nyatakan? Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota.
Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju Miami. Dan aku berjanji tidak akan pernah lagi mengganggu engkau dan anak-anak seumur hidupku.”

Akhirnya hari pelepasannya dari penjara tiba. Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima surat balasan dari isterinya. Dia tidak tahu apakah isterinya menerima suratnya atau sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya? Dia naik bis menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White Oak. Dia sangat sangat gugup. Hatinya berdebar-debar saat bis mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak berani mengangkat kepalanya. Keringat dingin mengucur deras.

Akhirnya dia melihat pohon itu. Air mata menetes di matanya. Dia tidak melihat sehelai pita kuning… tidak ada sehelai pita kuning… melainkan ada seratus helai pita-pita kuning bergantungan di pohon beringin itu…. Ooh… seluruh pohon itu dipenuhi pita kuning…!!!!!!!

Kisah nyata ini menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Sang sopir langsung menelopon surat kabar dan menceritakan kisah ini. Seorang penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu, Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree, dan ketika album ini dirilis pada Februari 1973, langsung menjadi hits pada April 1973.

Hati mulia dari dari sang istri yang mau menerima kembali suaminya menggambarkan kasih Bapa yang mau menerima saya dan saudara sebagai orang berdosa apa adanya.
Pengampunan yang Dia beri hendaknya diterima oleh semua orang, sebab sesungguhnya Tuhan tidak menghendaki seorangpun binasa melainkan agar semua orang mau menerima keselamatan itu. (*)

Pengorbanan Seorang Istri yang Menerima Suami Apa Adanya

Rasul Paulus berdoa agar jemaat Tuhan memahami Kasih Allah yang begitu besar itu : “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:18-19).

Sebuah kisah nyata yang saya baca dari sebuah buku berisi artikel-artikel motivasi kelihatannya cocok untuk menggambarkan kasih Allah ini. Tuhan mengizinkan kejadian-kejadian nyata dialami oleh beberapa orang yang dapat membuat kita mengerti dan memahami kasih-Nya. Sesungguhnya masih banyak orang yang tidak mengerti atau sulit mengerti perbuatan kasih Allah yang dinyatakan melalui pengorbanan Yesus Kristus.

Pada 1971 surat kabar New York Post menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya.

Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam-malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.

Suatu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia naik bis menuju utara, ke kota besar, ke kehidupan yang baru. Bersama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Seks bebas, judi, narkoba.

Bulan berlalu, tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang. Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu dan mengambil uang orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke penjara, dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.

Menjelang akhir masa penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan isterinya. Dia rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada isterinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih mencintai isteri dan anak-anaknya. Dia berharap dia masih boleh kembali. Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah terlambat, oleh karena itu ia mengakhiri suaratnya dengan menulis, “Sayang, engkau tidak perlu menunggu aku.

Namun jika engkau masih ada perasaan padaku, maukaah kau nyatakan? Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota.
Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju Miami. Dan aku berjanji tidak akan pernah lagi mengganggu engkau dan anak-anak seumur hidupku.”

Akhirnya hari pelepasannya dari penjara tiba. Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima surat balasan dari isterinya. Dia tidak tahu apakah isterinya menerima suratnya atau sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya? Dia naik bis menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White Oak. Dia sangat sangat gugup. Hatinya berdebar-debar saat bis mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak berani mengangkat kepalanya. Keringat dingin mengucur deras.

Akhirnya dia melihat pohon itu. Air mata menetes di matanya. Dia tidak melihat sehelai pita kuning… tidak ada sehelai pita kuning… melainkan ada seratus helai pita-pita kuning bergantungan di pohon beringin itu…. Ooh… seluruh pohon itu dipenuhi pita kuning…!!!!!!!

Kisah nyata ini menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Sang sopir langsung menelopon surat kabar dan menceritakan kisah ini. Seorang penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu, Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree, dan ketika album ini dirilis pada Februari 1973, langsung menjadi hits pada April 1973.

Hati mulia dari dari sang istri yang mau menerima kembali suaminya menggambarkan kasih Bapa yang mau menerima saya dan saudara sebagai orang berdosa apa adanya.
Pengampunan yang Dia beri hendaknya diterima oleh semua orang, sebab sesungguhnya Tuhan tidak menghendaki seorangpun binasa melainkan agar semua orang mau menerima keselamatan itu. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/