Oleh: Pdt. Edison Sinurat STh
Pengkhotbah 10:10 “Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.”
Abraham Lincoln berkata: “Jika saya diberi waktu sembilan jam untuk menebang pohon, maka enam jam pertama akan saya gunakan untuk mengasah kapaknya.”
Dapat dipastikan, hasil dari kapak yang telah ditajamkan sebegitu rupa akan sangat efektif digunakan untuk menebang sebanyak mungkin pohon. Pengkhotbah menghubungkan hal tersebut dengan hikmat.
Hikmat dari Tuhan sangat diperlukan dalam memperoleh keberhasilan dan kesuksesan. Ini adalah sebuah petunjuk yang dapat kita aplikasikan dalam segala bidang kehidupan ini.
Jika Allah mau memberikan semua keinginan Saudara, maka apa yang akan Saudara minta? Ketika Salomo diberi pilihan tersebut, ia meminta hikmat untuk dapat membedakan baik dan jahat agar dapat memimpin umat Allah dengan baik (1 Raja-raja 3:9). “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian,” firman Allah kepada Salomo, “Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu.” Tuhan bahkan berjanji untuk memberinya “kekayaan maupun kemuliaan” (ayat 11-13). Sampai hari ini Salomo dikenang karena hikmat besar yang Allah karuniakan kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat …. Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya (Amsal 3:13,18)
Dalam Amsal 2-3, kita diminta untuk mencari hikmat seperti mencari harta terpendam, dan menyadari bahwa hal ini lebih berharga daripada perak, emas, atau permata (2:4; 3:14,15).
Hikmat disebut “pohon kehidupan”, yang merupakan simbol dari berkat yang berkesinambungan yang diberikan bagi setiap orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah (3:18). Orang yang bijaksana dapat menempuh hidupnya dengan penuh keyakinan, karena dijamin oleh perkenan Allah (ayat 26).
Milikilah hubungan yang benar, hubungan yang intim dengan Tuhan sumber segala hikmat itu, maka keberhasilan akan menjadi bagian hidup kita. Haleluyah.(*)