Dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang diselengarakan di Kupang, NTT meminta gereja-gereja di Indonesia lebih responsif menanggapi persoalan yang dihdapi kaum marginal di negeri ini.
Rekomendasi kelompok marginal yang diberikan oleh Pdt Albertus Paty menunjuk kepada kelompok masyarakat seperti Ahmadiyah, masyarakat adat dan juga masyarakat Papua. Pernyataan Pdt Paty yang dikutip oleh Kupang Pos itu menyatakan bahwa gereja harus berkomitmen untuk hal tersebut karena semua manusia di bumi Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Dalam sidang MPL PGI tahun 2013 ini, hamba-hamba Tuhan yang hadir menyoroti berbagai permasalahan Negeri ini. Mulai dari isu politik, masalah sengketa agraria, penyebaran HIV/AIDS dan juga tentang kepedulian terhadap kondisi masyarakat.
Menyikapi hasil diskusi yang ada, beberapa kesepakatan dibuat seperti kedepannya gereja harus kembali kepada visi kebangsaan, melakukan pendidikan anti korupsi sejak dini bahkan peran gereja dalam penyelamatan lingkungan hidup. Selain itu hasil rekomendasi sidang MPL PGI ini akan dijadikan sarana pengingat untuk pemerintah sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan yang lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Jika gereja menjalankan perannya sebagai perpanjangan tangan Tuhan ditengah masyarakat, tentunya kondisi bangsa Indonesia ini pasti menjadi lebih baik.
Semoga hasil sidang MPL PGI 2013 ini dapat diterapkan oleh gereja-gereja yang tergabung di dalamnya sehingga Tuhan dimuliakan dengan keberadaan umat Kristen di negeri ini.(jc/tom)