25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Fokus Kepada Tuhan

Pemain yang memegang barongsai melompat, maju dan mundur, berputar dengan energik diiringi pukulan tambur dan cien-cien, dua alat seperti tutup panci yang dipukulkan satu sama lain. Pertunjukan itu diadakan di sebuah aula gereja. Selesai kebaktian lansia ada acara kebersamaan dalam rangka Imlek.

Si barongsai terus mencari angpau-angpau yang diacungkan hadirin dan menyimpannya dalam kantung besar apron. Herannya si pemain barongsai tidak pernah menggubris apa yang dikatakan MC. Bila MC berkata, “Tuh, di kiri ada angpau!” ia malah pergi ke belakang. Bila disuruh ke kanan, ia ke kiri. Teman yang duduk di dekat saya berbisik,”Si pemain barongsai tidak bisa mendengar apa yang dikatakan MC. Ia terkena penyakit dan menjadi tuli!”

Ketika acara berakhir, dan pemain barongsai diperkenalkan, ternyata ia adalah seorang ibu 65 tahun. Teman saya memberitahu saya bahwa ibu itu dulu anggota paduan suara. Setelah tuli,ia tidak menyanyi lagi. Tetapi tetap semangat dan ceria dan melayani Tuhan dengan apa saja yang masih bisa dilakukannya, antara lain ya bersedia jadi pemain barongsai dadakan.

Ternyata kekurangan fisik tidak menjadi hambatan melayani Tuhan. Ketika direnungkan ternyata banyak orang-orang seperti itu. Ini mengingatkan pada wanita yang sekilas memiliki mata normal, tetapi hanya satu mata yang berfungsi. Ia melayani Tuhan sebagai koordinator kelompok doa, menghitung persembahan dan mengajar Sekolah Minggu.

Wanita lain di Semarang hanya memiliki satu lengan. Ketika terjadi gempa di Sumatera, ia tertimpa reruntuhan. Nyawanya selamat, tetapi lengan kiri harus diamputasi. Wanita cantik ini memiliki wajah penuh sukacita dan melayani Tuhan dengan berkhotbah.Wanita lain berjalan terpincang-pincang, tetapi mengurus dekorasi, mempersiapkan map lagu untuk paduan suara dan banyak hal lain di gereja.

Makin direnungkan ternyata banyak orang memiliki keterbatasan fisik, namun tetap melayani Tuhan dengan semangat. Mereka adalah orang seperti yang dikatakan Paulus dalam 2 Timotius 2:4. Mereka tidak memusingkan soal-soal penghidupannya. Mereka adalah orang-orang yang berfokus kepada Tuhan.(net)

Pemain yang memegang barongsai melompat, maju dan mundur, berputar dengan energik diiringi pukulan tambur dan cien-cien, dua alat seperti tutup panci yang dipukulkan satu sama lain. Pertunjukan itu diadakan di sebuah aula gereja. Selesai kebaktian lansia ada acara kebersamaan dalam rangka Imlek.

Si barongsai terus mencari angpau-angpau yang diacungkan hadirin dan menyimpannya dalam kantung besar apron. Herannya si pemain barongsai tidak pernah menggubris apa yang dikatakan MC. Bila MC berkata, “Tuh, di kiri ada angpau!” ia malah pergi ke belakang. Bila disuruh ke kanan, ia ke kiri. Teman yang duduk di dekat saya berbisik,”Si pemain barongsai tidak bisa mendengar apa yang dikatakan MC. Ia terkena penyakit dan menjadi tuli!”

Ketika acara berakhir, dan pemain barongsai diperkenalkan, ternyata ia adalah seorang ibu 65 tahun. Teman saya memberitahu saya bahwa ibu itu dulu anggota paduan suara. Setelah tuli,ia tidak menyanyi lagi. Tetapi tetap semangat dan ceria dan melayani Tuhan dengan apa saja yang masih bisa dilakukannya, antara lain ya bersedia jadi pemain barongsai dadakan.

Ternyata kekurangan fisik tidak menjadi hambatan melayani Tuhan. Ketika direnungkan ternyata banyak orang-orang seperti itu. Ini mengingatkan pada wanita yang sekilas memiliki mata normal, tetapi hanya satu mata yang berfungsi. Ia melayani Tuhan sebagai koordinator kelompok doa, menghitung persembahan dan mengajar Sekolah Minggu.

Wanita lain di Semarang hanya memiliki satu lengan. Ketika terjadi gempa di Sumatera, ia tertimpa reruntuhan. Nyawanya selamat, tetapi lengan kiri harus diamputasi. Wanita cantik ini memiliki wajah penuh sukacita dan melayani Tuhan dengan berkhotbah.Wanita lain berjalan terpincang-pincang, tetapi mengurus dekorasi, mempersiapkan map lagu untuk paduan suara dan banyak hal lain di gereja.

Makin direnungkan ternyata banyak orang memiliki keterbatasan fisik, namun tetap melayani Tuhan dengan semangat. Mereka adalah orang seperti yang dikatakan Paulus dalam 2 Timotius 2:4. Mereka tidak memusingkan soal-soal penghidupannya. Mereka adalah orang-orang yang berfokus kepada Tuhan.(net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/