Begitu lengkap dan sempurnanya manusia itu diciptakan oleh Allah dengan berbagai-bagai organ tubuh dari yang kecil/terkecil sampai kepada yang besar-besar, sehingga merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kita katakana tak terpisahkan ialah terutama dalam perasaan.
Oleh Ev MT Sinaga DipTh
Kalau ada di antara tubuh itu yang bermasalah, seketika itu juga bahagian tubuh organ lain merasakannya, misalnya kalau mata kita kemasukan seekor binatang, seketika itu juga kelopak mata terus bereaksi lalu dibantu oleh tangan kita dan lain sebaina. Demikian juga kalau sepotong organ tubuh kita ini berbuat salah atau berdosa, semua organ tubuh yang lain akan menanggungnya. Misalnya jika mata ini berdosa atau mulut kita ini berbuat dosa, bahagian tubuh/organ tubuh yang lain juga menerima/merasakan akibatnya, kalau-kalau digebuki orang lain. Begitulah sekedar gambaran singkat betapa satunya semua organ tubuh itu yang walaupun tidak sma tempat dan ukurannya tetapi satu dalam perasaan sepenanggungan.
Nah pada saat ini, saya ingin mengangkat satu renungan atas satu organ tubuh tersebut yang banyak mengakibatkan permasalahan dalam kehidupan kita sehari-hari Sebagaimana kita ketahui lidah ini bukanlah ukuran yang termasuk besar dalam tubuh kita, ia golongan yang kecil sja, tetapi yang kecil ini selalu membuat permasalahan dalam hidup kita, termasuk kita yang sudah mengetahui akan Firman Tuhan bahkan sudah menjadi hamba Tuhan sekalipun dapat terjebak permasalan dengan orang lain akibat si Lidah dan mulut ini.
Sebagai ilustrasi dapat saya kemukakan sebagai berikut: “Satu saat organ-organ tubuh yang lain berunding tentang peran lidah yang luar biasa ini, sedang sebenarnya tiada satupun benda/makanan yang sampai ke si Lidah itu tanpa peran organ yang lain, misalnya si kaki, si tangan dan jari, maka mereka bermufakat untuk memboikot atau mogok, tidak berbuat sesuatu dengan maksud agar si Lidah merasakan akibatnya karena tidak akan dilintasi lagi oleh makananan atau minuman. Upaya mereka berhasil dalam tempo 1-2 hari, tetapi hari ke-3 si kaki, tangan dan jari serta mata inipun merasakan akbihatnya menjadi lemah/tak berdaya lalu mereka pun menyerah bahkan minta ampun kepada si Lidah atas perilaku mereka itu, lalu beraktifitas sebagaimana sebelum mereka mogok, maka kembalilah kesegaran semua organ tubuh itu kembali pulih.
Duniapun ada membuat semacam sindiran terhadap si Lidah ini, antara lain: “Memang lidah tak bertulang , tak berbekas kata-kata”. Kalimat ini ditujukan kepada orang yang banyak janji atau momong tetapi tidak pernah dipenuhi.“Sepanjang jalan, lebih panjang lagi lidah.”
Kita sudah mengetahui seberapa panjang lidah kita ini alias pendek saja, mengapa dikatakan sepanjang jalan yang ada di Negara kita ini saja (jalan Negara, Jalan Propinsi, Jalan Kota Kabupaten), Lebih Panjang lagi lidah kita ini yang kita katakan pendek saja ini? Sama saja dengan maksud pepatah tersebut di atas (talk so much but no doing/action, holan hata si Ganjang Dila-kata orang Batak, dan lain-lain. Sindiran lagi).Hal lain lagi yang perlu kita ingatkan agar sebaiknya Janganlah menitipkan pesan yang agak panjang kepada siapa pun, karena pesan-pesan tadi dapat berobah, dikurangi atau ditambah-tambah atau dengan lain pengertian pula. Sebaiknya pesan apalagi kalau sudah agak panjang sampaikanlah secara tertulis.
Itulah contoh-contoh peran Lidah menurut versi dunia.Sekarang mari kita lihat versi Firman Tuhan sebagaimana tulisan ini. Yakobus 3:5 “Lidah walaupun sesuatu anggota yang ekcil dari tubuh, namiun dapat memegahkan (mengakibatkan) perkara-perkara yang besar (yang kecil dibesarbesarkan dan yang sudah besar kalau mungkin lebih dibesarkan lagi). Lihatlah betapapun kecilnya api, dapat membakar hutan yang besar (tidak jarang kita dengar baik melalui TV, atau harian, hutan terbakar akibat dari punting rokok saja.
Yakobus 3:6 “Lidahpun adalah api, ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai suatu yang dapat menodai dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api Sebenarnya jika kita runtut dari awal sesungguhnya si Lidah ini hanyalah alat atau diperalat oleh pikiran manusia, karena segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ini adalah timbul dalam pikiran pertamanya, lalu setelah dirasakan telah matang oleh di pikiran juga, maka dijabarkan oleh (ditayangkan, diserukan) oleh si Lidah tersebut, sehingga terjadilah perseteruan di antara keluarga, desa, masyarakat sampai antar Negara.
Kita ingat saja: mengapa terjadi kerusuhan bahkan mengakibatkan pembunuhan di beberapa tempat di pulau Jawa (peristiwa Situbondo) di Poso, di Ambon dan beberapa tempat lain adalah karena diawali dari otak Provokator, lalu dikobarkan melalui si Lidah Yakobus 3:7 berkata:”Semua jenis binatang liar, burung-burung serta binatang menjalar (ular misalnya) dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dininakkan oleh sifat manusia. Dalam permainan sirkus misalnya, tetapi mengherankan di dalam Yakobus 3:8 dikatakan: “Tidak seorang pun yang dapat menjinakkan lidahnya.” Ia (si Lidah ini) adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan. (bahasa Inggris: “But no men can tame the tongue. It is unruly devil, full of deadly poison.”). Kecuali bagi orang-orang yang telah hidup sungguh-sungguh di dalam Firman Tuhan, Lidah itu digunakan untuk menyampaikan Firman Tuhan, memuji dan menyembah Tuhan, mengerjakan sesuatu sesuai dengan Firman Tuhan, memberkati sesame manusia termasuk orang-orang yang berbuat jahat kepada kita.
KESIMPULANNYA: Berhati-hatilah dalam menggunakan Lidah dan mulut ini agar kita diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Aklau salah-salah menggunakannya, akibatnya adalah Dosa, pertengkaran, permusuhan dan lain sebagainya yang akan berakhir neraka menjadi bagian kita. Tentu kita tidak mengingini neraka itu bukan???
Tujuan kita adalah Sorga, Jerusalem Baru yang telah disiapkan oleh Tuhan Yesus bagi kita yang taat dan setai kepada FirmanNya. Salah satu kunci agar kita tidak salah menggunakan Lidah ini dalam Yakobus 1:19 dikatakan: “Hai Saudara-saudara yang kukasihi Ingatlah akan hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata (menjawab) dan lambat untuk marah. (ayat 20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran diKalau dapat kita bandingkan seperti apa yang dikatakan oleh dunia: “Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.” Lagi pula kita selaku pengikut Tuhan Yesus: Ingatlah bahwa segala kata-kata yang kita ucapkan melalui lidah/mulut kita ini, dicatat/tercatat/terekam semuanya di perbendaharaan Tuhan Yesus, dan setiaporang akan diminta pertanggungannya oleh Allah Bapa dalam Nama Tuhan Yesus. Camkanlah semua itu. Amen.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Pendeta Timotius Trimin Jadi Kades Di Wilayah Mayoritas Muslim
Ditengah maraknya perilaku intoleransi di beberapa daerah di Indonesia ternyata nilai luhur Pancasila mengenai keberagaman dan toleransi antar sesama masyarakat terjadi di Desa Rogomulyo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Didaerah yang mayoritas masyaraktanya adalah Muslim ini, seorang pendeta bernama Timotius Trimin terpilih menjadi kepala desa.
Pendeta Gereja Kristen Jawa jemaat Susukan ini terpilih dalam pemilihan kepala desa pada 16 Desember 2012 dengan meraih 1559 suara. Sementara lawannya — yang disimbolkan dengan sebuah kotak kosong sebab tak ada orang lain yang mencalonkan diri — mendapat 424 dengan total jumlah pemilih terdaftar sebanyak 2600 jiwa. Tidak mudah perjuangan Pendeta Trimin untuk terpilih.
Ada pihak yang berusaha menggagalkannya dengan politik uang kepada warga. Selain itu dirinya juga harus berjuang menepis kampanye negatif soal perbedaan agama. Namun pendeta yang juga menjadi sekretaris LKMD dan aktif dalam kelompok belajar masyarakat melakukan pendekatan kepada warga untuk menyiasati segala tantangan itu.
“Saya tahu ada yang tidak suka dengan saya, tapi semua saya gandeng dan ajak bicara. Saya tidak menggunakan gereja demi dukungan, bahkan ada jemaat saya yang tidak mendukung. Ini demi pendidikan politik warga; memilih saya karena memang saya mampu, bukan yang lainnya,” kata Trimin, seperti dirilis yahoonews.com, Kamis (27/6).
Pekerjaan rumah untuk desa yang dikenal sebagai desa miskin, dengan sulitnya pasokan air ini telah menunggu Trimin. Dua program pentingnya sedang dijalankan yaitu pembangunan balai desa dengan uang kas desa dan hasil tanah bengkok (tanah garapan milik desa) seluas 600 hektare dan juga sertifikasi tanah. Selanjutnya Trimin merencanakan pembangunan ekonomi masyarakat dan pendidikan yang baik, salah satunya adalah membangun jaringan internet di desa.
Dari berita ini kita dapat melihat bahwa masih ada masyarakat yang mengedepankan kepentingan bersama tanpa mempermasalahkan perbedaan keyakinan. Bahwa keberagaman ternyata adalah kekayaan bangsa yang dapat menjadi berkat bagi negara. (*)