26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Prof Dr Ihromi MA, Tokoh Persaudaraan Lintas Iman

Mantan Rektor Sekolah Tinggi Teologia Jakarta dan Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia, ini seorang pakar bahasa Ibrani dan Semit. Prof Dr Ihromi MA, kelahiran Garut, Jawa Barat, 4 April 1928, itu meninggal dunia di usianya yang ke 77 tahun karena menderita sejumlah komplikasi di kediamannya di Jalan Dempo 14, Jakarta Pusat, Minggu 25 September 2005 pukul 01.30 WIB.

Tokoh gereja ini dikenal juga sebagai pembawa semangat persaudaraan lintas iman. Maklum, semangat persaudaraan itu telah mendarah daging sejak kecil dalam kehidupan keluarganya. Lahir dari ayah suku Sunda beragama Islam dan ibu beragama Kristen, dia memilih memeluk agama Kristen bersama 6 saudara lainnya dari 13 bersaudara.

Kendati mereka berbeda agama, hubungan kekeluargaan tetap kompak. Mereka sangat memahami bahwa tiap agama punya kaidah masing-masing. Sebagai seorang tokoh gereja yang berasal dari keluarga multi-agama, Ihromi menaruh perhatian tinggi terhadap kegiatan dialog antar agama .

Ihromi ditahbiskan menjadi pendeta Gereja Kristen Pasundan 18 April 1955. Kemudian dia menjadi dosen dan menjadi Rektor STT Jakarta beberapa periode. Di STT Jakarta dia menjadi guru besar yang mengajar Perjanjian Lama dan bahasa Ibrani dan bahasa Semit, sejak 1972. Juga menjadi Guru Besar Luar Biasa Fakultas Sastra UI, sejak 1974.

Ihromi juga aktif sebagai Ketua Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologia di Indonesia (1973-1978) dan Ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (1980-1984). Bahkan pernah menjabat Wakil Ketua World Council of Churches (1975-1983) dan Anggota Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional. Sebagai pendeta GKP dia memberikan kontribusi pemikiran melalui komisi teologi, badan kesejahteraan dan dalam pengembangan hubungan gereja dan lembaga oikumenis di luar negeri.

Semula dia ingin menjadi insinyur mesin, maka sempat masuk sekolah teknik di Bandung (1945). Nayatanya, setamat SMA di Sumedang, 1948, Ihromi bertemu ipar Bung Hatta bernama Sanusi yang menganjurkannya masuk Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), 1955. Kemudian, ia masuk Fakultas Sastra UI, jurusan bahasa Sunda dan Arab, namun tidak sampai selesai (1957).

Tahun 1963, Ihromi meraih gelar MA bidang ilmu sejarah dan bahasa Semit, dari Universitas Harvard, Cambridge, AS. Kemudian meraih gelar doktor dengan yudisium magna cum laude, 1972, dari Johannes Gutenberg Universitat, Mainz, Jerman Barat, setelah tiga tahun mendalami Kitab Perjanjian Lama. Disertasinya, ‘Amm ‘Ani Wadal Nach dem Propheten Zephanya. Dialah orang Indonesia pertama yang meraih keahlian bahasa Ibrani di luar negeri.

Ketika mahasiswa, dia berkenalan dengan gadis Tapanuli, adik bungsu Jenderal TB Simatupang bernama Tapi Omas Simatupang di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).  Pernikahan ini dianugerahi dua putri, dr Kurniati Ihromi Tanjung dan Ir Ade Satyawati. Isterinya yang kemudian lebih dikenal sebagai Prof Dr Ny Tapi Omas Ihromi SH, adalah guru besar FH UI. (*/bbs).

Mantan Rektor Sekolah Tinggi Teologia Jakarta dan Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia, ini seorang pakar bahasa Ibrani dan Semit. Prof Dr Ihromi MA, kelahiran Garut, Jawa Barat, 4 April 1928, itu meninggal dunia di usianya yang ke 77 tahun karena menderita sejumlah komplikasi di kediamannya di Jalan Dempo 14, Jakarta Pusat, Minggu 25 September 2005 pukul 01.30 WIB.

Tokoh gereja ini dikenal juga sebagai pembawa semangat persaudaraan lintas iman. Maklum, semangat persaudaraan itu telah mendarah daging sejak kecil dalam kehidupan keluarganya. Lahir dari ayah suku Sunda beragama Islam dan ibu beragama Kristen, dia memilih memeluk agama Kristen bersama 6 saudara lainnya dari 13 bersaudara.

Kendati mereka berbeda agama, hubungan kekeluargaan tetap kompak. Mereka sangat memahami bahwa tiap agama punya kaidah masing-masing. Sebagai seorang tokoh gereja yang berasal dari keluarga multi-agama, Ihromi menaruh perhatian tinggi terhadap kegiatan dialog antar agama .

Ihromi ditahbiskan menjadi pendeta Gereja Kristen Pasundan 18 April 1955. Kemudian dia menjadi dosen dan menjadi Rektor STT Jakarta beberapa periode. Di STT Jakarta dia menjadi guru besar yang mengajar Perjanjian Lama dan bahasa Ibrani dan bahasa Semit, sejak 1972. Juga menjadi Guru Besar Luar Biasa Fakultas Sastra UI, sejak 1974.

Ihromi juga aktif sebagai Ketua Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologia di Indonesia (1973-1978) dan Ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (1980-1984). Bahkan pernah menjabat Wakil Ketua World Council of Churches (1975-1983) dan Anggota Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional. Sebagai pendeta GKP dia memberikan kontribusi pemikiran melalui komisi teologi, badan kesejahteraan dan dalam pengembangan hubungan gereja dan lembaga oikumenis di luar negeri.

Semula dia ingin menjadi insinyur mesin, maka sempat masuk sekolah teknik di Bandung (1945). Nayatanya, setamat SMA di Sumedang, 1948, Ihromi bertemu ipar Bung Hatta bernama Sanusi yang menganjurkannya masuk Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), 1955. Kemudian, ia masuk Fakultas Sastra UI, jurusan bahasa Sunda dan Arab, namun tidak sampai selesai (1957).

Tahun 1963, Ihromi meraih gelar MA bidang ilmu sejarah dan bahasa Semit, dari Universitas Harvard, Cambridge, AS. Kemudian meraih gelar doktor dengan yudisium magna cum laude, 1972, dari Johannes Gutenberg Universitat, Mainz, Jerman Barat, setelah tiga tahun mendalami Kitab Perjanjian Lama. Disertasinya, ‘Amm ‘Ani Wadal Nach dem Propheten Zephanya. Dialah orang Indonesia pertama yang meraih keahlian bahasa Ibrani di luar negeri.

Ketika mahasiswa, dia berkenalan dengan gadis Tapanuli, adik bungsu Jenderal TB Simatupang bernama Tapi Omas Simatupang di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).  Pernikahan ini dianugerahi dua putri, dr Kurniati Ihromi Tanjung dan Ir Ade Satyawati. Isterinya yang kemudian lebih dikenal sebagai Prof Dr Ny Tapi Omas Ihromi SH, adalah guru besar FH UI. (*/bbs).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/