26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Umat Kristen Dukung dan Bantu Muslim Rohingya

Sebagai bentuk solidaritas terhadap apa yang terjadi dengan etnis Rohingya, Myanmar, Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia dan GKI Taman Yasmin mengadakan ibadah bersama di depan Istana Merdeka, Jakarta (5/8).

Tema yang diambil adalah Simpati atas tragedi kemanusiaan di Myanmar. Pdt. Palti H Panjaitan dari HKBP Filadelfia didaulat menjadi pemimpin ibadah yang direncanakan setiap dwi mingguan tersebut.

Dalam ibadah keprihatinan, para peserta ibadah juga membuat Pernyataan Sikap yang intinya menyatakan simpati dan dukungan kepada Muslim Rohingya dan penegakan kebebasan beragama.Selain HKBP Filadelfia dan GKI Taman Yasmin, acara kerohanian bagi umat Kristiani ini juga diikuti oleh Forum Bhinneka Tunggal Ika.

sedangkan Christian Solidarity Worldwide (CSW) menjawab seruan Aung San Suu Kyi untuk meningkatkan bantuan bagi para pengungsi Myanmar di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Suu Kyi menyampaikan permintaan itu saat berbicara di Nobel Peace Prize di Oslo, dimana ia menceritakan kunjungan terakhirnya ke kamp pengungsi La Mae. Suu Kyi menyampaikan keprihatinannya mengenai “minimnya donor” dari para pekerja di kamp, yang mana ia tambahkan dapat diterjemahkan sebagai “minimnya belas kasihan”.

“Minimnya donor mengekspresikan dirinya secara tepat dalam pengurangan dana,” ungkapnya. Minimnya belas kasihan terlihat jelas dari kurangnya perhatian. Keduanya menjadi penyebab satu sama lain.

“Saya mengimbau kepada para pendonor di seluruh dunia agar dapat memenuhi kebutuhan para pengungsi ini yang sedang berada dalam pencarian, seringkali dalam situasi pencarian yang sia-sia untuk berlindung.”

CSW mengatakan bahwa pemotongan dana dari masyarakat internasional, termasuk Uni Eropa, telah mengakibatkan pengurangan jatah makanan hingga 25 persen. Keterbatasan pakaian, selimut, kelambu dan tempat tinggal juga sangatlah minim.

Hak asasi manusia dan agama mengatakan pemotongan anggaran ini berdampak serius terhadap kesehatan lebih dari 140.000 orang yang tinggal di kamp-kamp pengungsi sepanjang perbatasan Thailan-Myanmar sebagai akibat dari konflik antar etnis.

CSW telah beberapa kali mengunjungi Myanmar, dan mendokumentasikan perampokan dan perusakan gereja yang terjadi di negara ini. Laporan ini menunjukkan bagaimana orang Kristen diperhadapkan pada pilihan apakah akan menjadi tenaga kerja paksa atau tinggal di kamp-kamp pengungsi.

Suu Kyi rencananya akan mengunjungi Inggris dalam empat hari ke depan, dimana dia akan menjadi orang pertama yang bukan kepala negara yang akan memasuki kedua Gedung Parlemen di Westminster, pada hari Kamis (21/6). Suu Kyi juga akan bertemu dengan David Cameron dan anggota komunitas Myanmar di pegasingan mereka di Inggris.(jc/tms)

Sebagai bentuk solidaritas terhadap apa yang terjadi dengan etnis Rohingya, Myanmar, Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia dan GKI Taman Yasmin mengadakan ibadah bersama di depan Istana Merdeka, Jakarta (5/8).

Tema yang diambil adalah Simpati atas tragedi kemanusiaan di Myanmar. Pdt. Palti H Panjaitan dari HKBP Filadelfia didaulat menjadi pemimpin ibadah yang direncanakan setiap dwi mingguan tersebut.

Dalam ibadah keprihatinan, para peserta ibadah juga membuat Pernyataan Sikap yang intinya menyatakan simpati dan dukungan kepada Muslim Rohingya dan penegakan kebebasan beragama.Selain HKBP Filadelfia dan GKI Taman Yasmin, acara kerohanian bagi umat Kristiani ini juga diikuti oleh Forum Bhinneka Tunggal Ika.

sedangkan Christian Solidarity Worldwide (CSW) menjawab seruan Aung San Suu Kyi untuk meningkatkan bantuan bagi para pengungsi Myanmar di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Suu Kyi menyampaikan permintaan itu saat berbicara di Nobel Peace Prize di Oslo, dimana ia menceritakan kunjungan terakhirnya ke kamp pengungsi La Mae. Suu Kyi menyampaikan keprihatinannya mengenai “minimnya donor” dari para pekerja di kamp, yang mana ia tambahkan dapat diterjemahkan sebagai “minimnya belas kasihan”.

“Minimnya donor mengekspresikan dirinya secara tepat dalam pengurangan dana,” ungkapnya. Minimnya belas kasihan terlihat jelas dari kurangnya perhatian. Keduanya menjadi penyebab satu sama lain.

“Saya mengimbau kepada para pendonor di seluruh dunia agar dapat memenuhi kebutuhan para pengungsi ini yang sedang berada dalam pencarian, seringkali dalam situasi pencarian yang sia-sia untuk berlindung.”

CSW mengatakan bahwa pemotongan dana dari masyarakat internasional, termasuk Uni Eropa, telah mengakibatkan pengurangan jatah makanan hingga 25 persen. Keterbatasan pakaian, selimut, kelambu dan tempat tinggal juga sangatlah minim.

Hak asasi manusia dan agama mengatakan pemotongan anggaran ini berdampak serius terhadap kesehatan lebih dari 140.000 orang yang tinggal di kamp-kamp pengungsi sepanjang perbatasan Thailan-Myanmar sebagai akibat dari konflik antar etnis.

CSW telah beberapa kali mengunjungi Myanmar, dan mendokumentasikan perampokan dan perusakan gereja yang terjadi di negara ini. Laporan ini menunjukkan bagaimana orang Kristen diperhadapkan pada pilihan apakah akan menjadi tenaga kerja paksa atau tinggal di kamp-kamp pengungsi.

Suu Kyi rencananya akan mengunjungi Inggris dalam empat hari ke depan, dimana dia akan menjadi orang pertama yang bukan kepala negara yang akan memasuki kedua Gedung Parlemen di Westminster, pada hari Kamis (21/6). Suu Kyi juga akan bertemu dengan David Cameron dan anggota komunitas Myanmar di pegasingan mereka di Inggris.(jc/tms)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/