26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Saatnya Media Jaga Intelektualitas

Perkembangan media massa yang begitu cepat di Indonesia seiring dengan kebebasan informasi yang dimulai sejak reformasi lalu ternyata belum diikuti sejalan dengan media Kristen di Indonesia. Kekonsistenan dan intelektualistas ternyata adalah dua bagian yang harus dijaga.

Hal ini diserukan oleh pemimpin redaksi Sinar Harapan Kristanto Hartadi dalam menanggapi perkembangan media Kristen yang ada. “Media Kristen perlu melihat bentuk jurnalisme apa yang dimiliki. Ada banyak opini dan khotbah, kurang laporan reportase. Dengan adanya reportase maka akan lebih powerfull dan kontekstual,” ujarnya dirilis reformata, pada acara 5 tahun Charisma Indonesia (9/8), di kelapa Gading Square Jakarta Utara.

Hal serupa juga dikritisi lebih lanjut oleh budayawan senior Indonesia, Arswendo Atmowiloto yang melihat bahwa perkembangan Media Kristen harus memenuhi beberapa aspek dan faktor penting yang saling berkaitan. “Media Kristen dapat berkembang lebih baik, jika memerhatikan positioning, profesionalisme, dan kreatifitas,” ungkap penulis ini.
Ya, inilah saatnya Media Kristen kembali berkembang dan muncul bukan saja sebagai medium sosial kontrol terhadap pemerintah namun jauh kedalam yaitu menyuarakan suara kenabian dan dapat menjadi gembala ditengah dinamika umat Kristen di Indonesia yang kini cenderung mengelompok.(bbs/jc)

Perkembangan media massa yang begitu cepat di Indonesia seiring dengan kebebasan informasi yang dimulai sejak reformasi lalu ternyata belum diikuti sejalan dengan media Kristen di Indonesia. Kekonsistenan dan intelektualistas ternyata adalah dua bagian yang harus dijaga.

Hal ini diserukan oleh pemimpin redaksi Sinar Harapan Kristanto Hartadi dalam menanggapi perkembangan media Kristen yang ada. “Media Kristen perlu melihat bentuk jurnalisme apa yang dimiliki. Ada banyak opini dan khotbah, kurang laporan reportase. Dengan adanya reportase maka akan lebih powerfull dan kontekstual,” ujarnya dirilis reformata, pada acara 5 tahun Charisma Indonesia (9/8), di kelapa Gading Square Jakarta Utara.

Hal serupa juga dikritisi lebih lanjut oleh budayawan senior Indonesia, Arswendo Atmowiloto yang melihat bahwa perkembangan Media Kristen harus memenuhi beberapa aspek dan faktor penting yang saling berkaitan. “Media Kristen dapat berkembang lebih baik, jika memerhatikan positioning, profesionalisme, dan kreatifitas,” ungkap penulis ini.
Ya, inilah saatnya Media Kristen kembali berkembang dan muncul bukan saja sebagai medium sosial kontrol terhadap pemerintah namun jauh kedalam yaitu menyuarakan suara kenabian dan dapat menjadi gembala ditengah dinamika umat Kristen di Indonesia yang kini cenderung mengelompok.(bbs/jc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/