Oleh Pdt. Edison Sinurat
Amsal 3:13-15 “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apa pun yang kaunginkan, tidak dapat menyamainya.”
Kitab Amsal ditulis oleh seorang yang sangat terkenal hikmatnya, bernama raja Salomo. Ia pernah menangani perkara sulit dan rumit yang membuat banyak orang kagum (1 Raja 3:16-28).
“Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya. Kata perempuan yang satu: “Ya tuanku! Aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu. Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan ini pun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah. Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya. Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku. Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyulu anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan.”
Kata perempuan yang lain itu: “Bukan! Anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati.” Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: “Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.”
Begitulah mereka bertengkar di depan raja. Lalu berkatalah raja: “Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.”
Sesudah itu raja berkata: “Ambilkan aku pedang,” lalu dibawalah pedang ke depan raja. Kata raja: “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain.”
Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.” Tetapi yang lain itu berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!. Tetapi raja menjawab, katanya: “Berikanlah kepada bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya.”
Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.”
Dan ternyata, berita itu tersiar bukan hanya di Israel saja tetapi sampai ke negeri Syeba, daerah di Afrika. Ratu Syeba bahkan mengadakan kunjungan khusus ke Yerusalem ingin membuktikan hikmat raja Salomo. Sang ratu menguji raja Salomo dengan berbagai teka-teki sulit, namun semuanya dapat dijawab dan bagi raja tidak ada yang tersembunyi.
Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah Tuhan atau Bait Allah yang didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja: “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar.”
Kalau hikmat Allah kita miliki, maka kita akan mampu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan kita dan mampu memberi jawaban atas persoalan-persoalan yang orang di sekitar kita bahkan dalam skala yang lebih besar dalam negara kita. Gereja Tuhan seharusnya menjadi jawaban atas masalah-masalah rumit yang sedang terjadi. Sudah dinubuatkan dalam kitab Yesaya bahwa anak-anak Tuhan yang digambarkan sebagai gunung rumah Tuhan akan menjulang tinggi mengatasi gunung-gunung lainnya, bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana. (Yesaya 2:2-3).
Anak-anak Tuhan akan memiliki daya tarik tersendiri bagi orang dunia/orang kafir. Bangsa-bangsa akan berbondong-bondong mendatangi terang anak-anak Tuhan. Ketika dunia tidak dapat menjawab tantangan yang dihadapinya, maka mereka melihat bawah pengikut Kristus mampu memberikan jalan keluarnya.
Betapa pentingnya kita memiliki Hikmat dari Tuhan. Bagaimana cara memperolehnya? Pertama, minta dari Tuhan (Yakobus 1:5). Raja Salomo memintanya pada saat baru menjabat sebagai raja. Usianya masih sangat muda, belum berpengalaman untuk memerintah dan menangani masalah-masalah di Kerajaan Israel yang besar. Tuhan mengabulkannya. Kedua, cara memperoleh hikmat adalah dengan menyukai, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Mazmur 119:97-100 “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatanMu kurenungkan. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titahMu.”
Segala tulisan yang diilhamkan Allah (Alkitab) memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Seorang yang memiliki hikmat Tuhan akan mampu mengatasi persoalan serumit apa pun, karena Tuhanlah yang menuntunnya, Tuhanlah yang mengarahkannya, Tuhanlah yang turut bekerja di dalam hidupnya.
Di Kitab Amsal 1:7, dikatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat/pengetahuan. Jadi untuk mendapatkan hikmat, kita harus hidup benar, dan melakukan kehendak Tuhan. Biarlah kiranya seluruh pembaca, dikarunikan Tuhan hikmat, kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan, sehingga kita mampu menghadapi segala persoalan hidup. Puji Tuhan.(*)