30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dr RE Nainggolan MM: Gereja Harus Bisa Bawa Kesejukan di Masyarakat

Seminar Sehari BKAG Simalungun

Gereja harus bisa membawa kesejukan dan kedamaian di tengah-tengah bangsa Indonesia, terutama  sekarang ini. “Banyak tanggungjawab gereja, dan sangat banyak juga peran gereja dalam pembangunan bangsa ini. Kalau kita telusuri dalam sejarah terbentuknya negara Indonesia, juga karena peran gereja atau umat Kristen, bersama umat beragama lainnya. Makanya, di dalam negara Indonesia yang luas ini tidak ada mayoritas dan minoritas, hak kita sama semua dan tidak yang kost,” kata Dr Rustam Effendy Nainggolan MM atau yang dikenal dengan Dr RE Nainggolan MM dalam pemaparannya pada Seminar Sehari Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Kabupaten Simalungun, Sabtu (25/8) di Balai Karya Murni, Perdagangan, Kec. Mandar  Kabupaten Simalungun.

Hadir dalam acara itu, Ketua DPRD Simalungun Gr B Tindaon SPd, JA Ferdinandus (Sumatera Berdoa), Sahabat RE Jadi Pane, Ketua BKAG Simalungun Pdt M Tambunan STh, Ketua Panitia Pdt H Harahap MMin,  Vivico Nainggolan, Gabriel Nainggolan, dan lain-lain.

RE Nainggolan menjelaskan, negara Indonesia lahir karena kebersamaan hak dan tanpa membeda-bedakan suku, agama dan golongan sesuai  UUD 1945, Pancasila, Proklamasi 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Negara Indonesia juga mempunyai cita-cita, yakni seluruh masyarakatnya wajib memperoleh kehidupan yang layak, tanpa ada perbedaan, antara suku yang satu dengan suku yang lain, dan agama yang satu dengan agama lainnya.
“Demikian juga di Sumut, masyarakatnya menginginkan kesejahteraan, tanpa ada perbedaan antara suku yang satu dengan suku yang lain, antara umat beragama yang satu dengan umat agama yang lain. Pembangunan yang merata yang selama ini dimimpikan  semua daerah di Sumut hanya akan bisa tercapai jika dipimpin seorang yang nasionalis,” papar RE Nainggolan.

Jadi lanjut, RE Nainggolan, bila ingin Sumut maju masyarakat Sumut harus memilih pemimpinnya yang memiliki jiwa nasionalis, yang mampu merangkul semua suku, agama dan golongan yang ada di Sumut. Sebab seorang pemimpin yang tidak perduli kepada masyarakat lainnya tidak akan bisa merasakan keinginan dan harapan dari rakyatnya.  Sehingga apa yang dicita-citakan masyarakatnya  tidak  bisa tercapai. “Jadi jangan ada diskriminasi, karena hal ini akan menimbulkan efek negative bagi kehidupan berbangsa di Sumut,” ucap RE Nainggolan, seraya meminta kedepan gereja-gereja dapat menciptakan tokoh-tokoh nasionalis yang nantinya bisa menjadi pemimpin bangsa ini kelak. Karena hanya yang berjiwa nasionalis yang bisa membangun bangsa ini, terutama Sumut.

RE Nainggolan juga menyampaikan, kalau Sumut  saat ini sudah tertinggal dari provinsi lain, khususnya di bidang infrastruktur jalan.  Infrastruktur ini adalah urat nadi perekonomian dalam perkembangan sebuah daerah. “Panjang jalan Nasional di  Sumut 2.249 km, terdiri dari lintas timur sepanjang 576 km, lintas tengah sepanjang 510 km dan lintas barat dengan panjang 376 km. Berdasarkan data dari Kementerian PU. Dari 2.249 kilometer jalan nasional di Sumut, 700 km di antaranya mengalami kerusakan terutama di jalan lintas diagonal. Itu berarti sekitar  28 persen jalan dalam kondisi rusak,” katanya.

Dikatakan RE Nainggolan, agar pembangunan di Sumut dapat berjalan dengan baik, terutama di  bidang pembangunan infrastruktur maka tugas gereja yang paling utama dapat memberikan pemahaman yang aktif bagi warganya untuk memilih pemimpin yang nasionalis 5 tahun kedepan. Tujuannya  untuk menentukan arah pembangunan di Sumut 5 tahun kedepan ke arah yang lebih baik sehingga jalan-jalan di Sumut dapat dibangun mulus. “Jika infrastruktur jalan ini dapat dibangun hingga kepedesaan, dan dengan itulah perekonomian Sumut akan lebih baik kedepan, dan provinsi Sumut akan bisa menjadi provinsi terbaik di Indonesia,” kata RE Nainggolan mengakhiri. (val/rel)

Seminar Sehari BKAG Simalungun

Gereja harus bisa membawa kesejukan dan kedamaian di tengah-tengah bangsa Indonesia, terutama  sekarang ini. “Banyak tanggungjawab gereja, dan sangat banyak juga peran gereja dalam pembangunan bangsa ini. Kalau kita telusuri dalam sejarah terbentuknya negara Indonesia, juga karena peran gereja atau umat Kristen, bersama umat beragama lainnya. Makanya, di dalam negara Indonesia yang luas ini tidak ada mayoritas dan minoritas, hak kita sama semua dan tidak yang kost,” kata Dr Rustam Effendy Nainggolan MM atau yang dikenal dengan Dr RE Nainggolan MM dalam pemaparannya pada Seminar Sehari Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Kabupaten Simalungun, Sabtu (25/8) di Balai Karya Murni, Perdagangan, Kec. Mandar  Kabupaten Simalungun.

Hadir dalam acara itu, Ketua DPRD Simalungun Gr B Tindaon SPd, JA Ferdinandus (Sumatera Berdoa), Sahabat RE Jadi Pane, Ketua BKAG Simalungun Pdt M Tambunan STh, Ketua Panitia Pdt H Harahap MMin,  Vivico Nainggolan, Gabriel Nainggolan, dan lain-lain.

RE Nainggolan menjelaskan, negara Indonesia lahir karena kebersamaan hak dan tanpa membeda-bedakan suku, agama dan golongan sesuai  UUD 1945, Pancasila, Proklamasi 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Negara Indonesia juga mempunyai cita-cita, yakni seluruh masyarakatnya wajib memperoleh kehidupan yang layak, tanpa ada perbedaan, antara suku yang satu dengan suku yang lain, dan agama yang satu dengan agama lainnya.
“Demikian juga di Sumut, masyarakatnya menginginkan kesejahteraan, tanpa ada perbedaan antara suku yang satu dengan suku yang lain, antara umat beragama yang satu dengan umat agama yang lain. Pembangunan yang merata yang selama ini dimimpikan  semua daerah di Sumut hanya akan bisa tercapai jika dipimpin seorang yang nasionalis,” papar RE Nainggolan.

Jadi lanjut, RE Nainggolan, bila ingin Sumut maju masyarakat Sumut harus memilih pemimpinnya yang memiliki jiwa nasionalis, yang mampu merangkul semua suku, agama dan golongan yang ada di Sumut. Sebab seorang pemimpin yang tidak perduli kepada masyarakat lainnya tidak akan bisa merasakan keinginan dan harapan dari rakyatnya.  Sehingga apa yang dicita-citakan masyarakatnya  tidak  bisa tercapai. “Jadi jangan ada diskriminasi, karena hal ini akan menimbulkan efek negative bagi kehidupan berbangsa di Sumut,” ucap RE Nainggolan, seraya meminta kedepan gereja-gereja dapat menciptakan tokoh-tokoh nasionalis yang nantinya bisa menjadi pemimpin bangsa ini kelak. Karena hanya yang berjiwa nasionalis yang bisa membangun bangsa ini, terutama Sumut.

RE Nainggolan juga menyampaikan, kalau Sumut  saat ini sudah tertinggal dari provinsi lain, khususnya di bidang infrastruktur jalan.  Infrastruktur ini adalah urat nadi perekonomian dalam perkembangan sebuah daerah. “Panjang jalan Nasional di  Sumut 2.249 km, terdiri dari lintas timur sepanjang 576 km, lintas tengah sepanjang 510 km dan lintas barat dengan panjang 376 km. Berdasarkan data dari Kementerian PU. Dari 2.249 kilometer jalan nasional di Sumut, 700 km di antaranya mengalami kerusakan terutama di jalan lintas diagonal. Itu berarti sekitar  28 persen jalan dalam kondisi rusak,” katanya.

Dikatakan RE Nainggolan, agar pembangunan di Sumut dapat berjalan dengan baik, terutama di  bidang pembangunan infrastruktur maka tugas gereja yang paling utama dapat memberikan pemahaman yang aktif bagi warganya untuk memilih pemimpin yang nasionalis 5 tahun kedepan. Tujuannya  untuk menentukan arah pembangunan di Sumut 5 tahun kedepan ke arah yang lebih baik sehingga jalan-jalan di Sumut dapat dibangun mulus. “Jika infrastruktur jalan ini dapat dibangun hingga kepedesaan, dan dengan itulah perekonomian Sumut akan lebih baik kedepan, dan provinsi Sumut akan bisa menjadi provinsi terbaik di Indonesia,” kata RE Nainggolan mengakhiri. (val/rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/