24 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Bangun Gereja dengan Seribu Rupiah

Sulitnya mencari pendonor bagi pembangunan gereja membuat Panitia pembangunan dan pimpinan umat memutar otak.  Alhasil mereka mendapatkan jalan terbaik, yaitu melibatkan umat (warga jemaat) setempat melalui program gerakan seribu rupiah (geser) per keluarga per hari.

Ini dilakukan warga gereja di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dalam membangun sejumlah gereja.  Hasilnya pun amat sangat luarbiasa, dalam lima tahun terakhir ini pembangunan rumah ibadah di kota Kupang mencapai puluhan unit. Bangunan yang menampung umat beragama antara 2.000-5.000 orang ini butuh dana sampai puluhan miliar rupiah per unit.

Pastor Paroki Gereja Santo Yoseph Penfui Kupang, Rm. Maksi Un Bria Pr, misalnya mengatakan, “geser” yang dijalankan untuk membangun gedung Gereja Penfui selama 20 bulan terakhir telah terkumpul Rp1,3 miliar. Maksi menilai hasil ini sangat luar biasa.  Bagaimana tidak, ditengah kemiskinan dan ketakberdayaan, tetapi dengan daya yang ada, ternyata bisa, kata Maksi dalam khotbah misa harian di Kupang.

“Gereja yang sedang dibangun ini milik umat sampai anak cucu, sementara kami pastor hanya menikmati beberapa tahun saja. Kalau uskup minta saya pindah hari ini, saya siap jalan, sementara umat tetap memiliki dan menikmati gereja ini,” kata Maksi.(kcm)

Sulitnya mencari pendonor bagi pembangunan gereja membuat Panitia pembangunan dan pimpinan umat memutar otak.  Alhasil mereka mendapatkan jalan terbaik, yaitu melibatkan umat (warga jemaat) setempat melalui program gerakan seribu rupiah (geser) per keluarga per hari.

Ini dilakukan warga gereja di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dalam membangun sejumlah gereja.  Hasilnya pun amat sangat luarbiasa, dalam lima tahun terakhir ini pembangunan rumah ibadah di kota Kupang mencapai puluhan unit. Bangunan yang menampung umat beragama antara 2.000-5.000 orang ini butuh dana sampai puluhan miliar rupiah per unit.

Pastor Paroki Gereja Santo Yoseph Penfui Kupang, Rm. Maksi Un Bria Pr, misalnya mengatakan, “geser” yang dijalankan untuk membangun gedung Gereja Penfui selama 20 bulan terakhir telah terkumpul Rp1,3 miliar. Maksi menilai hasil ini sangat luar biasa.  Bagaimana tidak, ditengah kemiskinan dan ketakberdayaan, tetapi dengan daya yang ada, ternyata bisa, kata Maksi dalam khotbah misa harian di Kupang.

“Gereja yang sedang dibangun ini milik umat sampai anak cucu, sementara kami pastor hanya menikmati beberapa tahun saja. Kalau uskup minta saya pindah hari ini, saya siap jalan, sementara umat tetap memiliki dan menikmati gereja ini,” kata Maksi.(kcm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/