25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Mengapa Sulit Mengucap Syukur

SAAT kita berada dalam suatu keberuntungan kadang kita berpikir itu adalah hal yang wajar kita dapatkan, karena memang kita mampu dan pantas mendapatkannya. Disatu sisi mungkin memang wajar jika kita beranggapan seperti itu karena bisa jadi itu adalah bentuk kepercayaan diri yang kuat.

Namun coba kita mengingat-ingat kebelakang pada saat kita dihadapkan pada suatu ketidakberuntungan, sesuatu yang kita inginkan atau harapkan tidak kita dapatkan atau malah orang lain yang mendapatkannya, wah, pastilah mungkin kita akan sangat marah besar dan tidak hentinya bersungut – sungut, parahnya lagi jika sebagian kita beranggapan bahawa kitalah yang layak mendapatkannya bukan mereka.

Jika dalam keberuntungan saja kita tidak bersyukur atas apa yang kita peroleh saat ini bagaimana mungkin pula kita bisa bersyukur dalam ketidakberuntungan kita, yang ada mungkin kita malah semakin bersungut–sungut. Lha, lantas dimana tempatnya kita harus bersuyukur.? Saya pernah membaca suatu tulisan tentang mahalnya harga oksigen yang harus dibayar seorang pasien untuk menunjang kelangsungan hidupnya dalam suatu rumah sakit, jika harga satu tabung oksigen di rumah sakit sekitar Rp. 200.000 – an yang hanya habis dalam beberapa jam dikali sebulan dikali setahun dan seterusnya sudah berapa usia kita saat ini, bisa kita bayangkan berapa Milyar Rupiah yang harus kita habiskan hanya untuk membayar oksigen, bahkan orang terkaya di muka bumi ini pun takkan sanggup membayarnya.

Ilustrasi diatas itu jelaslah sebenarnya tidak ada alasan kita untuk tidak bersyukur. Untuk bersyukur sebenarnya tidak perlu muluk–muluk harus mendapatkan sesuatu yang kelihatan mahal atau sesuatu yang Fantastic, dengan sesuatu yang sederhana yang ada disekitar kita pun sebenarnya sudah bisa sebagai dasar kita untuk bersyukur.

Namun perlu kita ingat bersyukur bukan berarti kita harus cepat puas dan motivasi kita berhenti sampai disitu. Kita harus tetap memiliki motivasi yang berkesinambungan. Jika disaat mendapatkan keberuntungan kita sudah mulai bersyukur, sekarang bagaimana jika disaat yang kurang beruntung.(net/btr)

SAAT kita berada dalam suatu keberuntungan kadang kita berpikir itu adalah hal yang wajar kita dapatkan, karena memang kita mampu dan pantas mendapatkannya. Disatu sisi mungkin memang wajar jika kita beranggapan seperti itu karena bisa jadi itu adalah bentuk kepercayaan diri yang kuat.

Namun coba kita mengingat-ingat kebelakang pada saat kita dihadapkan pada suatu ketidakberuntungan, sesuatu yang kita inginkan atau harapkan tidak kita dapatkan atau malah orang lain yang mendapatkannya, wah, pastilah mungkin kita akan sangat marah besar dan tidak hentinya bersungut – sungut, parahnya lagi jika sebagian kita beranggapan bahawa kitalah yang layak mendapatkannya bukan mereka.

Jika dalam keberuntungan saja kita tidak bersyukur atas apa yang kita peroleh saat ini bagaimana mungkin pula kita bisa bersyukur dalam ketidakberuntungan kita, yang ada mungkin kita malah semakin bersungut–sungut. Lha, lantas dimana tempatnya kita harus bersuyukur.? Saya pernah membaca suatu tulisan tentang mahalnya harga oksigen yang harus dibayar seorang pasien untuk menunjang kelangsungan hidupnya dalam suatu rumah sakit, jika harga satu tabung oksigen di rumah sakit sekitar Rp. 200.000 – an yang hanya habis dalam beberapa jam dikali sebulan dikali setahun dan seterusnya sudah berapa usia kita saat ini, bisa kita bayangkan berapa Milyar Rupiah yang harus kita habiskan hanya untuk membayar oksigen, bahkan orang terkaya di muka bumi ini pun takkan sanggup membayarnya.

Ilustrasi diatas itu jelaslah sebenarnya tidak ada alasan kita untuk tidak bersyukur. Untuk bersyukur sebenarnya tidak perlu muluk–muluk harus mendapatkan sesuatu yang kelihatan mahal atau sesuatu yang Fantastic, dengan sesuatu yang sederhana yang ada disekitar kita pun sebenarnya sudah bisa sebagai dasar kita untuk bersyukur.

Namun perlu kita ingat bersyukur bukan berarti kita harus cepat puas dan motivasi kita berhenti sampai disitu. Kita harus tetap memiliki motivasi yang berkesinambungan. Jika disaat mendapatkan keberuntungan kita sudah mulai bersyukur, sekarang bagaimana jika disaat yang kurang beruntung.(net/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/