28 C
Medan
Thursday, June 20, 2024

Kumpulkan Pengurus, Anas Ingin Tunjukkan DPP Solid

Di Tengah Wacana Penggantian Dirinya

JAKARTA- Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ingin tetap menunjukkan bahwa dirinyalah pemegang tampuk pimpinan tertinggi di jajaran dewan pimpinan pusat. Kemarin, di tengah berbagai wacana menggoyang kepemimpinannya, Anas mengumpulkan dan memimpin langsung rapat pengurus harian.

Rapat tertutup yang berlangsung di kantor DPP, Jalan Kramat Raya, Jakarta, itu dihadiri mayoritas pengurus harian. Menurut Ketua Divisi Komunikasi Publik Andi Nurpati, pengurus harian yang diundang mencapai sekitar 66 orang. Terdiri dari 18 pengurus harian terbatas, 46 ketua departemen, dan 12 ketua divisi dan komisi.

Meski demikian, dari hasil pantauan, tidak semua pengurus teras tampak. Diantara yang tidak terlihat hadir adalah Wakil Ketua Umum Max Sopacua dan Wasekjen Angelina Sondakh. “Tapi yang hadir jauh lebih banyak, sekitar 90 persen, Anda bisa lihat sendiri kan” ujar Andi Nurpati, usai rapat.
Saat rapat yang mendapat perhatian luas media itu, Anas memilih menunjuk sejumlah juru bicara. Dia sendiri bungkam, terutama saat disinggung isu yang berkembang di internal Demokrat, belakangan ini. Hanya beberapa celetukan sempat dia sampaikan. “Wah, seandainya setiap rapat bisa ramai seperti ini,” kata Anas, saat para juru gambar mengabadikan dirinya, sesaat sebelum rapat dimulai.

Namun, informasi dari seorang pengurus yang mengikuti rapat tertutup selama sekitar 2,5 jam, Anas juga sempat menyinggung mengenai situasi Demokrat terkini. Diantaranya, mantan ketua umum PB HMI itu sempat meminta agar seluruh kader Demokrat tidak berpolitik ke dalam. Kader seharusnya berpolitik ke luar. Sebab, Anas mengingatkan, gerakan adu domba sedang dilancarkan di antara kader Demokrat, belakangan ini.
Menurut dia, politik adu domba akan terus dilancarkan dalam rangka kompetisi menuju 2014 nanti. Tak lupa, dia lantas menggunakan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penguat permintaannya tersebut.

Sementara itu, munculnya empat nama yang disebut-sebut bakal menggantikan Anas, sepertinya tidak disepakati secara bulat jajaran petinggi Demokrat. Termasuk Dewan Kehormatan (DK) Partai Demokrat yang mempunyai wewenang memberikan sanksi terhadap kader yang melakukan pelanggaran. “Saya tidak percaya,” tegas anggota DK EE Mangindaan yang juga menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Istana Merdeka, kemarin.

Dia juga menyangkal ada upaya pelengseran Anas dari kursi ketum. “Tidak ada. Anas bekerja dengan baik saja. Kami menunggu proses hukumnya,” katanya.

Mangindaan mengatakan, kondisi internal Demokrat tetap solid. Semua kader tengah memikirkan agenda partai. Termasuk, pertemuan di kediaman pribadi Presiden SBY yang juga ketua dewan pembina Demokrat, pekan lalu. “Kami membicarakan konsolidasi partai. Gonjang-ganjing Nazaruddin dibicarakan cuma umum saja,” jelasnya.(pri/fal/dyn/agm/jpnn)

Di Tengah Wacana Penggantian Dirinya

JAKARTA- Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ingin tetap menunjukkan bahwa dirinyalah pemegang tampuk pimpinan tertinggi di jajaran dewan pimpinan pusat. Kemarin, di tengah berbagai wacana menggoyang kepemimpinannya, Anas mengumpulkan dan memimpin langsung rapat pengurus harian.

Rapat tertutup yang berlangsung di kantor DPP, Jalan Kramat Raya, Jakarta, itu dihadiri mayoritas pengurus harian. Menurut Ketua Divisi Komunikasi Publik Andi Nurpati, pengurus harian yang diundang mencapai sekitar 66 orang. Terdiri dari 18 pengurus harian terbatas, 46 ketua departemen, dan 12 ketua divisi dan komisi.

Meski demikian, dari hasil pantauan, tidak semua pengurus teras tampak. Diantara yang tidak terlihat hadir adalah Wakil Ketua Umum Max Sopacua dan Wasekjen Angelina Sondakh. “Tapi yang hadir jauh lebih banyak, sekitar 90 persen, Anda bisa lihat sendiri kan” ujar Andi Nurpati, usai rapat.
Saat rapat yang mendapat perhatian luas media itu, Anas memilih menunjuk sejumlah juru bicara. Dia sendiri bungkam, terutama saat disinggung isu yang berkembang di internal Demokrat, belakangan ini. Hanya beberapa celetukan sempat dia sampaikan. “Wah, seandainya setiap rapat bisa ramai seperti ini,” kata Anas, saat para juru gambar mengabadikan dirinya, sesaat sebelum rapat dimulai.

Namun, informasi dari seorang pengurus yang mengikuti rapat tertutup selama sekitar 2,5 jam, Anas juga sempat menyinggung mengenai situasi Demokrat terkini. Diantaranya, mantan ketua umum PB HMI itu sempat meminta agar seluruh kader Demokrat tidak berpolitik ke dalam. Kader seharusnya berpolitik ke luar. Sebab, Anas mengingatkan, gerakan adu domba sedang dilancarkan di antara kader Demokrat, belakangan ini.
Menurut dia, politik adu domba akan terus dilancarkan dalam rangka kompetisi menuju 2014 nanti. Tak lupa, dia lantas menggunakan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penguat permintaannya tersebut.

Sementara itu, munculnya empat nama yang disebut-sebut bakal menggantikan Anas, sepertinya tidak disepakati secara bulat jajaran petinggi Demokrat. Termasuk Dewan Kehormatan (DK) Partai Demokrat yang mempunyai wewenang memberikan sanksi terhadap kader yang melakukan pelanggaran. “Saya tidak percaya,” tegas anggota DK EE Mangindaan yang juga menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Istana Merdeka, kemarin.

Dia juga menyangkal ada upaya pelengseran Anas dari kursi ketum. “Tidak ada. Anas bekerja dengan baik saja. Kami menunggu proses hukumnya,” katanya.

Mangindaan mengatakan, kondisi internal Demokrat tetap solid. Semua kader tengah memikirkan agenda partai. Termasuk, pertemuan di kediaman pribadi Presiden SBY yang juga ketua dewan pembina Demokrat, pekan lalu. “Kami membicarakan konsolidasi partai. Gonjang-ganjing Nazaruddin dibicarakan cuma umum saja,” jelasnya.(pri/fal/dyn/agm/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/