25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Solok Selatan Diguncang Gempa 5,3 SR, 398 Rumah Rusak, 200 Orang Mengungsi

IST
MENGUNGSI: Masyarakat korban gempa Solok Selatan, Sumbar, mengungsi ke lokasi penampungan, usai rumah mereka mengalami rusak berat diguncang gempa berkekuatan 5,3 SR, Kamis (28/2), sekira pukul 06.27 WIB. Foto kanan, kondisi rumah masyarakat yang mengalami rusak berat.

SUMBAR, SUMUTPOS.CO – Dampak kerusakan bangunan di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) akibat guncangan gempa tektonik berkekuatan 5,3 Skala Richter (SR), terus bertambah. Total sementara kerusakan rumah warga mencapai 398 unit.

Hingga Kamis (28/2) sore, data sementara yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Solok Selatan, masing-masing 103 unit rumah rusak di Nagari Sungai Kunyit Barat, 187 unit di Nagari Sungai Kunyit. Lalu, 35 unit rumah di Nagari Talunan Maju, 21 unit di Nagari Talao, 21 unit di Nagari Bidar Alam, 11 unit di Nagari Lubuak Malako, dan 30 unit di Nagari Ranah Pantai Cermin. Dari total kerusakan itu, diketahui sebanyak 182 unit rusak ringan, 121 rusak sedang, dan 95 unit rusak berat.

Selain bangunan rumah warga, sejumlah fasilitas umum (fasum) juga mengalami kerusakan. Beberapa fasum rusak di Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, antara lain satu unit Pustu, Puskesmas Mercu, SDN 02 Sungai Kunyit, SD PT KSI, SMAN 11 Solok Selatan, dan SMKN 2 Solok Selatan. Gempa juga merusak Masjid Baitul Muhajirin, dan Musala Tauhid. Di Nagari Talunan Maju, dilaporkan kerusakan satu unit Musala Albaraqah dan satu unit Posyandu. Sedangkan di Nagari Sangir Jujuan, gempa tektonik itu juga merusak satu unit masjid, MIN 3 Solok Selatan, dan bangunan SMPN 28 Solok Selatan.

“Di lihat dari dampaknya, ini bukan bencana kecil. Dampaknya sangat luas dan kerugian yang dialami korban sangat besar,” tutur Wakil Bupati Solok Selatan Abdul Rahman, Kamis (28/2).

Rahman juga mengatakan, hampir sebagian besar rumah-rumah warga di 3 kecamatan terdampak gempa mengalami kerusakan. “Sebanyak 90 persen rumah warga di Sungai Kunyit rusak. Sebagian sudah tidak bisa ditempati. Makanya, pemerintah menyediakan tenda untuk tempat berteduh sementara,” bebernya.

Rahman menjelaskan, pihaknya akan mengerahkan semua tenda yang dimiliki Dinas Sosial, BPBD, dan instansi terkait, untuk pengungsian warga sementara. “Semua pihak terkait juga harus tetap di sini (lokasi) untuk membantu masyarakat,” tegasnya. Hingga kini, Pemkab Solok bersama BPBD gabungan dan berbagai relawan, masih terus melakukan pendataan terkait kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa.

Gempabumi tektonik yang mengguncang Solok Selatan ini, terjadi sekira pukul 06.27 WIB, Kamis (28/2), dan disebutkan berkekuatan 5,6 SR. Namun, hasil pemuktakhiran analisis BMKG menunjukkan, jika gempabumi ini memiliki kekuatan 5,3 SR.

Episenter gempabumi ini berada di koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, pada kedalaman 10 kilometer.

Sementara itu, pasca diguncang gempa, ratusan warga Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), terpaksa tidur di tenda pengungsian. Data sementara, warga yang mengungsi akibat rumahnya mengalami rusak parah berjumlah 200 jiwa, dari 45 kepala keluarga (KK).

Semua pengungsi berasal dari Kecamatan Sangir Balai Janggo. Masing-masing, 16 KK dengan 88 jiwa dari Nagari Sungai Kunyit, 17 KK dengan 74 jiwa dari Nagari Sikunyit Barat, 7 KK dengan 30 jiwa dari Nagari Talunan, dan 2 KK dengan 8 jiwa dari Nagari Talao.

Rahman pun menjelaskan, saat ini, BPBD gabungan bersama relawan masih fokus terhadap penanganan bencana, pendataan kerusakan, dan memastikan masyarakat mendapatkan tempat berteduh. “Tempat berlindung sementara, pemerintah menyediakan tenda. Kami pastikan dulu warga dapat tempat berlindung dan menerima bantuan logistik,” ungkapnya.

Posko utama berada di Kantor Camat Sangir Balai Janggo, sebagai kecamatan terparah terdampak bencana. Sedangkan beberapa posko alternatif lainnya disebar di beberapa titik. “Lokasinya tidak ditentukan. Disesuaikan dengan kebutuhan lapangan saja,” jelas Rahman.

Rahman memastikan, pihaknya akan menempatkan semua sumber daya untuk membantu penanganan bencana. Hingga kondisi stabil, seluruh tim akan tetap berada di posko bencana. (jpc/saz)

IST
MENGUNGSI: Masyarakat korban gempa Solok Selatan, Sumbar, mengungsi ke lokasi penampungan, usai rumah mereka mengalami rusak berat diguncang gempa berkekuatan 5,3 SR, Kamis (28/2), sekira pukul 06.27 WIB. Foto kanan, kondisi rumah masyarakat yang mengalami rusak berat.

SUMBAR, SUMUTPOS.CO – Dampak kerusakan bangunan di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) akibat guncangan gempa tektonik berkekuatan 5,3 Skala Richter (SR), terus bertambah. Total sementara kerusakan rumah warga mencapai 398 unit.

Hingga Kamis (28/2) sore, data sementara yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Solok Selatan, masing-masing 103 unit rumah rusak di Nagari Sungai Kunyit Barat, 187 unit di Nagari Sungai Kunyit. Lalu, 35 unit rumah di Nagari Talunan Maju, 21 unit di Nagari Talao, 21 unit di Nagari Bidar Alam, 11 unit di Nagari Lubuak Malako, dan 30 unit di Nagari Ranah Pantai Cermin. Dari total kerusakan itu, diketahui sebanyak 182 unit rusak ringan, 121 rusak sedang, dan 95 unit rusak berat.

Selain bangunan rumah warga, sejumlah fasilitas umum (fasum) juga mengalami kerusakan. Beberapa fasum rusak di Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, antara lain satu unit Pustu, Puskesmas Mercu, SDN 02 Sungai Kunyit, SD PT KSI, SMAN 11 Solok Selatan, dan SMKN 2 Solok Selatan. Gempa juga merusak Masjid Baitul Muhajirin, dan Musala Tauhid. Di Nagari Talunan Maju, dilaporkan kerusakan satu unit Musala Albaraqah dan satu unit Posyandu. Sedangkan di Nagari Sangir Jujuan, gempa tektonik itu juga merusak satu unit masjid, MIN 3 Solok Selatan, dan bangunan SMPN 28 Solok Selatan.

“Di lihat dari dampaknya, ini bukan bencana kecil. Dampaknya sangat luas dan kerugian yang dialami korban sangat besar,” tutur Wakil Bupati Solok Selatan Abdul Rahman, Kamis (28/2).

Rahman juga mengatakan, hampir sebagian besar rumah-rumah warga di 3 kecamatan terdampak gempa mengalami kerusakan. “Sebanyak 90 persen rumah warga di Sungai Kunyit rusak. Sebagian sudah tidak bisa ditempati. Makanya, pemerintah menyediakan tenda untuk tempat berteduh sementara,” bebernya.

Rahman menjelaskan, pihaknya akan mengerahkan semua tenda yang dimiliki Dinas Sosial, BPBD, dan instansi terkait, untuk pengungsian warga sementara. “Semua pihak terkait juga harus tetap di sini (lokasi) untuk membantu masyarakat,” tegasnya. Hingga kini, Pemkab Solok bersama BPBD gabungan dan berbagai relawan, masih terus melakukan pendataan terkait kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa.

Gempabumi tektonik yang mengguncang Solok Selatan ini, terjadi sekira pukul 06.27 WIB, Kamis (28/2), dan disebutkan berkekuatan 5,6 SR. Namun, hasil pemuktakhiran analisis BMKG menunjukkan, jika gempabumi ini memiliki kekuatan 5,3 SR.

Episenter gempabumi ini berada di koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, pada kedalaman 10 kilometer.

Sementara itu, pasca diguncang gempa, ratusan warga Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), terpaksa tidur di tenda pengungsian. Data sementara, warga yang mengungsi akibat rumahnya mengalami rusak parah berjumlah 200 jiwa, dari 45 kepala keluarga (KK).

Semua pengungsi berasal dari Kecamatan Sangir Balai Janggo. Masing-masing, 16 KK dengan 88 jiwa dari Nagari Sungai Kunyit, 17 KK dengan 74 jiwa dari Nagari Sikunyit Barat, 7 KK dengan 30 jiwa dari Nagari Talunan, dan 2 KK dengan 8 jiwa dari Nagari Talao.

Rahman pun menjelaskan, saat ini, BPBD gabungan bersama relawan masih fokus terhadap penanganan bencana, pendataan kerusakan, dan memastikan masyarakat mendapatkan tempat berteduh. “Tempat berlindung sementara, pemerintah menyediakan tenda. Kami pastikan dulu warga dapat tempat berlindung dan menerima bantuan logistik,” ungkapnya.

Posko utama berada di Kantor Camat Sangir Balai Janggo, sebagai kecamatan terparah terdampak bencana. Sedangkan beberapa posko alternatif lainnya disebar di beberapa titik. “Lokasinya tidak ditentukan. Disesuaikan dengan kebutuhan lapangan saja,” jelas Rahman.

Rahman memastikan, pihaknya akan menempatkan semua sumber daya untuk membantu penanganan bencana. Hingga kondisi stabil, seluruh tim akan tetap berada di posko bencana. (jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/