26.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

TGB Diminta Mundur dari Demokrat

Foto: HENDRA EKA/JAWA POS
KUNJUNGI: Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), saat mengunjungi Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Deklarasi kader Partai Demokrat yang sekaligus Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang, mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019 terbilang mengejutkan. Pasalnya, banyak yang menilai keputusan TGB itu melangkahi keputusan partai.

Saat dikonfirmasi, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaen, tidak menampik persepsi, keputusan koleganya itu mendahului sikap partai. Meski itu adalah hak setiap kader, terkait arah politik pribadinya, tapi Ferdinand berharap TGB juga menyatakan sikap tegas kepada partai.

“Deklarasi artinya mendahului sikap partai ya kan? Tentu berhak juga setiap orang. Tapi ada baiknya kalau sudah mendahului sikap partai, ya menyatakan sikapnya (juga kepada partai),” ungkap Ferdinand kepada JawaPos.com (Grup Sumut Pos), Kamis (5/7).

Terkait pernyataan sikap itu, Ferdinand mencontohkan langkah yang diambil oleh mantan kader Partai Demokrat HM Darmizal, yang memutuskan hengkang dari partai untuk mendirikan organisasi masyarakat (ormas) Relawan Jokowi (ReJo) beberapa waktu lalu.

Langkah Darmizal disebut lebih kesatria. Partai Demokrat pun menghargai keputusan itu, serta tidak menghalangi mantan kadernya untuk mendukung Jokowi. “Seperti Darmizal yang sudah membentuk ReJo. Ya, dia menyatakan mundur (dari partai). Itu kan lebih ksatria,” jelas Ferdinand.

Lebih jauh, Ferdinand mengatakan, Partai Demokrat tidak akan menghalangi-halangi keputusan politik yang dibuat oleh kadernya. Setiap orang disebut berhak menentukan arah politik masing-masing. “Enggak ada masalah, semua berhak (menentukan arah politik pribadinya), sama seperti kader-kader yang lain, yang menyatakan tidak setuju dengan Jokowi. Jadi, sah-sah saja,” pungkasnya. (sat/jpc/saz)

 

 

Foto: HENDRA EKA/JAWA POS
KUNJUNGI: Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), saat mengunjungi Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Deklarasi kader Partai Demokrat yang sekaligus Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang, mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019 terbilang mengejutkan. Pasalnya, banyak yang menilai keputusan TGB itu melangkahi keputusan partai.

Saat dikonfirmasi, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaen, tidak menampik persepsi, keputusan koleganya itu mendahului sikap partai. Meski itu adalah hak setiap kader, terkait arah politik pribadinya, tapi Ferdinand berharap TGB juga menyatakan sikap tegas kepada partai.

“Deklarasi artinya mendahului sikap partai ya kan? Tentu berhak juga setiap orang. Tapi ada baiknya kalau sudah mendahului sikap partai, ya menyatakan sikapnya (juga kepada partai),” ungkap Ferdinand kepada JawaPos.com (Grup Sumut Pos), Kamis (5/7).

Terkait pernyataan sikap itu, Ferdinand mencontohkan langkah yang diambil oleh mantan kader Partai Demokrat HM Darmizal, yang memutuskan hengkang dari partai untuk mendirikan organisasi masyarakat (ormas) Relawan Jokowi (ReJo) beberapa waktu lalu.

Langkah Darmizal disebut lebih kesatria. Partai Demokrat pun menghargai keputusan itu, serta tidak menghalangi mantan kadernya untuk mendukung Jokowi. “Seperti Darmizal yang sudah membentuk ReJo. Ya, dia menyatakan mundur (dari partai). Itu kan lebih ksatria,” jelas Ferdinand.

Lebih jauh, Ferdinand mengatakan, Partai Demokrat tidak akan menghalangi-halangi keputusan politik yang dibuat oleh kadernya. Setiap orang disebut berhak menentukan arah politik masing-masing. “Enggak ada masalah, semua berhak (menentukan arah politik pribadinya), sama seperti kader-kader yang lain, yang menyatakan tidak setuju dengan Jokowi. Jadi, sah-sah saja,” pungkasnya. (sat/jpc/saz)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/