JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kondisi udara di Riau lambat laun mulai membaik. Berdasarkan pantauan satelit NOAA, tidak ada lagi terdeteksi titik api di wilayah tersebut sejak hari Minggu (30/3) lalu. Namun, titik asap masih terdeteksi di sejumlah kawasan di Riau. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, asap tersebut berasal dari lahan gambut yang terbakar.
“Meskipun tidak ada titik api, namun asap masih keluar dari lahan gambut yang terbakar. Artinya masih ada bara api pada lahan gambut dikedalaman 2 sampai 10 meter,”ujar Sutopo, kemarin (31/3).
Sutopo melanjutkan, keberadaan titik-titik asap tersebut, menyebabkan asap tipis menutupi beberapa daerah. Akibatnya, jarak pandang mencapai lima sampai tujuh kilometer. Normalnya, jarak pandang berkisar antara 10 sampai 16 kilometer.
“Untuk itu, operasi darat dan udara difokuskan pada titik-titik asap tersebut. Sebanyak 2.856 personil satgas darat tetap dikerahkan untuk melakukan pemadaman api dan asap, memburu pembakar, dan berpatroli pada siang dan malam hari,”lanjutnya.
Namun, ada sedikit kendala dalam pelaksanaan operasi darat. Sutopo menuturkan, personil satgas darat membutuhkan sepatu. Sebab, banyak sepatu yang mereka pakai, melepuh akibat terkena panas. “Bantuan 1000 pasang sepatu bagi personil di lapangan akan segera dikirim,”kata Sutopo.
Pemadaman dari udara, kata Sutopo, dilakukan dengan modifikasi cuaca dan water bombing. Total 105 ton garam telah disemai di awan untuk menurunkan hujan. Water bombing telah menjatuhkan 12,5 juta liter air di titik api dengan helicopter.
Sutopo memaparkan, operasi terpadu tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BNPB Syamsul Maarif sebagai Komandan Satgas Operasi Terpadu Penanggulangan Bencana Asap di Riau. Hari Minggu (30/3) lalu, Syamsul juga telah menggelar rapat koordinasi membahas penanganan jangka menengah di Pekanbaru. Sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), target maksimum penanganan bencana asap Riau adalah tiga minggu. Target tersebut berakhir pada 4 April mendatang. “Dan dari target maksimum seperti yang diinstruksikan Presiden SBY, maka sudah banyak hasil yang diperoleh,”paparnya.
Setelah melewati masa tiga minggu, lanjut dia, maka penanganan selanjutnya diserahkan kembali pada pemerintah setempat, dalam hal ini Gubernur Riau. “Pemerintah pusat tetap mendampingi memberikan bantuan yang bersifat ekstrem. Untuk itu keterlibatan aktif dari Pemda Riau dan Pemda Kabupaten/Kota harus lebih aktif mengatasi bencana asap di daerahnya,”imbuhnya. (ken)