JAKARTA–Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkap bahwa banyak perusahaan yang menyatakan minat untuk membeli saham PT Indonesia Asahan Alumunium Indonesia (Inalum).
“Perusahaan asal Jepang, India, perusahaan-perusahaan swasta Indonesia, dan tentunya BUMN Indonesia berminat membeli Inalum,” kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN bersama dengan Direksi PT Telekomunikasi Indonesia, di Gedung Telkom, Jakarta, Selasa.
Banyaknya perusahaan pesaing yang ingin masuk ke Inalum membuat BUMN Indonesia harus mempersiapkan diri dari sisi kapasitas maupun kemampuan keuangan.
Dahlan menjelaskan, konsep pembelian saham Inalum adalah terlebih dahulu diambil alih oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dengan pendanaan yang sudah disetujui DPR. “Kemudian siapa yang menawar dengan harga tertinggi, maka perusahaan tersebut berhak memiliki Inalum,” kata Dahlan.
Pekan lalu, Dahlan sempat menyatakan PT Antam (Persero) Tbk dan PT PLN (Persero) berpeluang untuk membeli Inalum. Menurut Dahlan, berbagai kemungkinan bisa terjadi. “Yang penting diserahkan dulu kepada negara, lalu dilelang,” katanya.
Sebab pemerintah telah terlebih dulu berhak mengambil alih saham Konsorsium Pengusaha Alumunium Jepang (NAA) yang akan mengakhiri kontrak perjanjian pada 2013. “Setelah dimiliki oleh negara, maka akan dilelang. Bisa saja prioritasnya dalam negeri. Bisa saja dilelang secara terbuka. Yang jelas pengeluaran pemerintah yang disiapkan untuk mengambil alih Inalum akan kembali setelah lelang usai,” ujarnya. Dana yang diperoleh dari hasil pelelangan tersebut masuk ke negara.
Pemerintah pada berbagai kesempatan menyatakan siap mengambil alih pengelolaan Inalum pasca berakhirnya Master Agreement dengan pihak Nippon Asahan Aluminium (NAA) Jepang pada 2013. Untuk itu pemerintah Indonesia dan Jepang akan berunding mulai Agustus 2012 untuk melakukan negosiasi yang diharapkan hasilnya dapat diputuskan pada Oktober 2012. (bbs/jpnn)