25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tren Bencana Naik 8 Kali Lipat

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kondisi Indonesia berada di daerah cincin api, membuat negara ini sebagai daerah yang rawan bencana. Hal ini terlihat disepanjang tahun 2021 sampai Bulan Oktober ini telah terjadi 2.148 kejadian bencana, dimana 98 persennya merupakan bencana hidrometeorologi.

Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Kejadian bencana hidrometeorologi tersebut didominasi oleh bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Selain itu, terdapat tren kenaikan bencana hidrometeorologi yang hampir delapan kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2005 silam.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pun mengatakan, penanggulangan bencana hidrometeorologi harus menjadi fokus perhatian bersama, khususnya pada tahap kesiapsiagaan bencana.

“Khususnya pada tahap pra bencana ini, upaya antisipasi dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi harus kita dorong dan menjadi fokus perhatian kita bersama,” katanya, Minggu (31/10)

Menurutnya, upaya antisipasi tersebut tidak hanya untuk mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa, namun juga akan memberikan manfaat kestabilan ekonomi, sosial dan lingkungan yang ujungnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan negara. “Upaya penanggulangan tersebut dapat memberikan manfaat kestabilan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang ujungnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan negara serta masyarakat,” tuturnya.

Muhadjir menyadari pentingnya peranan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang sangat strategis dalam mengendalikan pola perilaku alam secara berkelanjutan. “Karena itu kita berupaya keras untuk mengendalikan pola perilaku alam yang negatif oleh rekayasa yang kita buat dengan baik yaitu dimana merupakan misi dari BMKG yang sangat strategis dalam membangun perilaku alam dalam artian yang positif,” tukasnya.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pemangku kebijakan untuk menyadari betapa pentingnya mengikuti, memantau, dan mencari informasi yang bersumber pada BMKG ini terkait dengan pembuatan keputusan strategis dalam kesiapsiagaan bencana.

“Marilah kita adakan edukasi kepada masyarakat terutama kepada pemangku kebijakan akan pentingnya keberadaan BMKG ini dengan segala informasi-informasi yang sangat berharga dalam membuat keputusan strategis terutama untuk kepentingan kita bersama,” pungkas dia. (jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kondisi Indonesia berada di daerah cincin api, membuat negara ini sebagai daerah yang rawan bencana. Hal ini terlihat disepanjang tahun 2021 sampai Bulan Oktober ini telah terjadi 2.148 kejadian bencana, dimana 98 persennya merupakan bencana hidrometeorologi.

Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Kejadian bencana hidrometeorologi tersebut didominasi oleh bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Selain itu, terdapat tren kenaikan bencana hidrometeorologi yang hampir delapan kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2005 silam.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pun mengatakan, penanggulangan bencana hidrometeorologi harus menjadi fokus perhatian bersama, khususnya pada tahap kesiapsiagaan bencana.

“Khususnya pada tahap pra bencana ini, upaya antisipasi dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi harus kita dorong dan menjadi fokus perhatian kita bersama,” katanya, Minggu (31/10)

Menurutnya, upaya antisipasi tersebut tidak hanya untuk mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa, namun juga akan memberikan manfaat kestabilan ekonomi, sosial dan lingkungan yang ujungnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan negara. “Upaya penanggulangan tersebut dapat memberikan manfaat kestabilan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang ujungnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan negara serta masyarakat,” tuturnya.

Muhadjir menyadari pentingnya peranan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang sangat strategis dalam mengendalikan pola perilaku alam secara berkelanjutan. “Karena itu kita berupaya keras untuk mengendalikan pola perilaku alam yang negatif oleh rekayasa yang kita buat dengan baik yaitu dimana merupakan misi dari BMKG yang sangat strategis dalam membangun perilaku alam dalam artian yang positif,” tukasnya.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pemangku kebijakan untuk menyadari betapa pentingnya mengikuti, memantau, dan mencari informasi yang bersumber pada BMKG ini terkait dengan pembuatan keputusan strategis dalam kesiapsiagaan bencana.

“Marilah kita adakan edukasi kepada masyarakat terutama kepada pemangku kebijakan akan pentingnya keberadaan BMKG ini dengan segala informasi-informasi yang sangat berharga dalam membuat keputusan strategis terutama untuk kepentingan kita bersama,” pungkas dia. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/