26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ahok: Yang Mau Nikah Saya, kok Ibu yang Pilih

Foto: Jawa Pos/dok.JPNN Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Foto: Jawa Pos/dok.JPNN
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rasa galau atau ragu mulai menghinggapi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terkait calon Wakil Gubernur (Wagub) yang akan dipilih.

Buktinya, hingga saat ini, tak kunjung terungkap siapa nama yang akan dipilih untuk mendampingi orang nomor satu di Ibu Kota itu.

”Istilah anak muda zaman sekarang, Pak Ahok sedang galau. Sehingga belum juga bisa menentukan siapa calon wakilnya,” ujar Edi Gusyani, Ketua Departemen Kelembagaan, Aliansi Pemerhati Eksekutif Dan Legislatif, kemarin (30/11).

Edi mengungkapkan, saat ini beredar tiga nama yang digadang-gadang akan mendampingi Ahok. Mereka adalah Ketua PDIP DKI Jakarta, Boy Bernardi Sadikin; mantan Walikota Blitar, Djarot Syaiful Hidayat (keduanya kader PDIP) dan Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Sarwo Handayani.

Namun, dari sekian nama-nama tersebut masih terjadi saling tarik menarik. ”Ibarat makan buah simalakama, memilih Sarwo maka PDIP akan marah. Namun, jika memilih Boy Sadikin, Ahok merasa kurang cocok,” kata Edi juga.

Untuk itu, Edi menyarankan Ahok memilih nama lain sebagai alternatif. Salah satunya, yang dinilai potential dan mampu meredam konflik adalah mantan Calon Wakil Gubernur Nachrowi Ramli. Sebagai tokoh Betawi yang memiliki pengalaman, dan mampu menjembatani berbagai kepentingan ini dinilai pas.

Dia juga mengatakan, memilih Nachrowi menjadi solusi yang patut dipikirkan Ahok. ”Apalagi saat acara Lebaran Betawi di Monas beberapa waktu lalu, Ahok sempat menyebut Nachrowi sebagai salah satu calon wakil gubernur yang bakal dipilihnya,” kata Edi juga.

Lebih jauh, Edi menilai waktu yang dibutuhkan Ahok untuk memilih wagub semakin mendesak. Berdasarkan Pasal 172 ayat (1), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah, Ahok yang dilantik jadi Gubernur DKI pada 19 November lalu paling lambat sudah mengusulkan nama Wagub pada 10 Desember atau 15 hari kerja.

”Yang dimaksud 15 hari kerja itu bukan 15 hari kalender. Tapi 15 hari kerja, tidak termasuk hari libur,” terangnya juga.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah isu yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendesaknya menerima Ketua DPD PDIP Jakarta Boy Sadikin untuk menjadi wakil gubernurnya.

”Ibu (Mega) tuh enggak pernah ngomong gitu. Saya sudah tepis waktu koran ngomong hanya ada satu nama, Pak Boy. Saya datangi Bu Mega kan. Saya bilang, ya memang orangnya Ibu (Mega), haknya Ibu (Mega). Tapi yang milih kan saya. Masak yang mau nikah saya, kok Ibu yang pilih?” ungkap Ahok.

Namun begitu, Ahok mengaku tetap meminta pertimbangan Megawati terkait calon wakil gubernur yang akan mendampinginya. Apalagi, saat bersama Joko Widodo (Jokowi) maju dalam Pilkada DKI pada 2012, dia diusung pula oleh PDIP.

Menurutnya juga, sampai Minggu (30/11) siang dia belum menerima usulan nama calon wakil gubernur DKI dari PDIP. Namun, dia tak menampik ada tiga nama yang dipertimbangkannya menjadi pendamping untuk memimpin DKI.

Tiga nama itu, sebut Basuki, adalah Boy Sadikin, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani, dan mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat. Kebetulan, kata Basuki, Djarot dan Boy merupakan kader PDIP.

Dengan demikian, Ahok merasa harus mendapatkan restu Megawati terkait dua nama kader PDIP yang dipertimbangkannya sebagai kandidat wagub tersebut. ”Kalau pilih Boy dan Djarot harus minta izin PDIP,” ujar Ahok juga.

Menurut Basuki lagi, PDIP sudah lama punya kultur budaya tersendiri. Dia memberikan contoh langkah Jokowi yang dia gantikan sebagai Gubernur DKI setelah terpilih menjadi Presiden juga belum mau mengumumkan pencalonan maupun pendampingnya pada Pemilu Presiden (Pilpres) sebelum ada perintah dari partainya. (wok)

 

Calon Wakil Gubernur Jakarta

 

Boy Bernardi Sadikin

 

-Ketua PDIP Jakarta

-Mantan Wakil Ketua DPRD DKI (2013- 2014)

-Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta (2009-2014)

 

Djarot Syaiful Hidayat

-Ketua Bidang Organisasi DPP PDIP (2010-2015)

-Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur (2010- 2014)

-Mantan Wali Kota Blitar (2000-2010)

 

 

Sarwo Handayani

-Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) (2014-Sekarang)

-Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI (2013-2014)

 

-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2012-2013)

Foto: Jawa Pos/dok.JPNN Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Foto: Jawa Pos/dok.JPNN
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rasa galau atau ragu mulai menghinggapi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terkait calon Wakil Gubernur (Wagub) yang akan dipilih.

Buktinya, hingga saat ini, tak kunjung terungkap siapa nama yang akan dipilih untuk mendampingi orang nomor satu di Ibu Kota itu.

”Istilah anak muda zaman sekarang, Pak Ahok sedang galau. Sehingga belum juga bisa menentukan siapa calon wakilnya,” ujar Edi Gusyani, Ketua Departemen Kelembagaan, Aliansi Pemerhati Eksekutif Dan Legislatif, kemarin (30/11).

Edi mengungkapkan, saat ini beredar tiga nama yang digadang-gadang akan mendampingi Ahok. Mereka adalah Ketua PDIP DKI Jakarta, Boy Bernardi Sadikin; mantan Walikota Blitar, Djarot Syaiful Hidayat (keduanya kader PDIP) dan Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Sarwo Handayani.

Namun, dari sekian nama-nama tersebut masih terjadi saling tarik menarik. ”Ibarat makan buah simalakama, memilih Sarwo maka PDIP akan marah. Namun, jika memilih Boy Sadikin, Ahok merasa kurang cocok,” kata Edi juga.

Untuk itu, Edi menyarankan Ahok memilih nama lain sebagai alternatif. Salah satunya, yang dinilai potential dan mampu meredam konflik adalah mantan Calon Wakil Gubernur Nachrowi Ramli. Sebagai tokoh Betawi yang memiliki pengalaman, dan mampu menjembatani berbagai kepentingan ini dinilai pas.

Dia juga mengatakan, memilih Nachrowi menjadi solusi yang patut dipikirkan Ahok. ”Apalagi saat acara Lebaran Betawi di Monas beberapa waktu lalu, Ahok sempat menyebut Nachrowi sebagai salah satu calon wakil gubernur yang bakal dipilihnya,” kata Edi juga.

Lebih jauh, Edi menilai waktu yang dibutuhkan Ahok untuk memilih wagub semakin mendesak. Berdasarkan Pasal 172 ayat (1), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah, Ahok yang dilantik jadi Gubernur DKI pada 19 November lalu paling lambat sudah mengusulkan nama Wagub pada 10 Desember atau 15 hari kerja.

”Yang dimaksud 15 hari kerja itu bukan 15 hari kalender. Tapi 15 hari kerja, tidak termasuk hari libur,” terangnya juga.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah isu yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendesaknya menerima Ketua DPD PDIP Jakarta Boy Sadikin untuk menjadi wakil gubernurnya.

”Ibu (Mega) tuh enggak pernah ngomong gitu. Saya sudah tepis waktu koran ngomong hanya ada satu nama, Pak Boy. Saya datangi Bu Mega kan. Saya bilang, ya memang orangnya Ibu (Mega), haknya Ibu (Mega). Tapi yang milih kan saya. Masak yang mau nikah saya, kok Ibu yang pilih?” ungkap Ahok.

Namun begitu, Ahok mengaku tetap meminta pertimbangan Megawati terkait calon wakil gubernur yang akan mendampinginya. Apalagi, saat bersama Joko Widodo (Jokowi) maju dalam Pilkada DKI pada 2012, dia diusung pula oleh PDIP.

Menurutnya juga, sampai Minggu (30/11) siang dia belum menerima usulan nama calon wakil gubernur DKI dari PDIP. Namun, dia tak menampik ada tiga nama yang dipertimbangkannya menjadi pendamping untuk memimpin DKI.

Tiga nama itu, sebut Basuki, adalah Boy Sadikin, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani, dan mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat. Kebetulan, kata Basuki, Djarot dan Boy merupakan kader PDIP.

Dengan demikian, Ahok merasa harus mendapatkan restu Megawati terkait dua nama kader PDIP yang dipertimbangkannya sebagai kandidat wagub tersebut. ”Kalau pilih Boy dan Djarot harus minta izin PDIP,” ujar Ahok juga.

Menurut Basuki lagi, PDIP sudah lama punya kultur budaya tersendiri. Dia memberikan contoh langkah Jokowi yang dia gantikan sebagai Gubernur DKI setelah terpilih menjadi Presiden juga belum mau mengumumkan pencalonan maupun pendampingnya pada Pemilu Presiden (Pilpres) sebelum ada perintah dari partainya. (wok)

 

Calon Wakil Gubernur Jakarta

 

Boy Bernardi Sadikin

 

-Ketua PDIP Jakarta

-Mantan Wakil Ketua DPRD DKI (2013- 2014)

-Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta (2009-2014)

 

Djarot Syaiful Hidayat

-Ketua Bidang Organisasi DPP PDIP (2010-2015)

-Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur (2010- 2014)

-Mantan Wali Kota Blitar (2000-2010)

 

 

Sarwo Handayani

-Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) (2014-Sekarang)

-Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI (2013-2014)

 

-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2012-2013)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/