29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Debat Cagub Sumut Ramai Tawa

Sentilan, senyuman, dan tawa mewarnai debat Pilgubsu yang disiarakan secara langsung oleh TV One bekerja sama dengan KPU tadi malam. Suasana cair itu begitu terasa hingga ketegangan di antara para calon tak tampak.

“Bapak belum pernah menjadi bupati, sih,” ungkap T Erry Nuradi, cawagubsu, pasangan Gatot Pujo Nugroho menyikapi pertanyaan Chairuman Harahap terkait e-KTP. Tak pelak tawa yang hadir di Ballroom Hotel Grand Angkasa, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Jumat (1/3) malam membahana.

Begitu juga ketika Soekirman bertanya pada T Erry soal kebijakan distribusi Bahan Bakar Minyak bagi para petani. “Ini wakil bupati bertanya pada bupati,” ujar Tengku Erry sambil mengulum senyum. Jawaban tersebut membuat para undangan yang hadir tertawa lebih keras, karena memang Tengku Erry dan Soekirman masih menjabat sebagai duet bupati dan wakil bupati Serdang Bedagai.

Cagubsu Effendi Simbolon tak mau ketinggalan. Ketika diminta menjabarkan dengan konkret program jika dia jadi gubernur, jagoan PDIP enteng menjawab. “Nantilah kami sampaikan setelah tanggal 7 Maret,” katanya.

Di tengah jeda iklan, para tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pun diisi dengan yel-yel para pendukung. Suara para pendukung tersebut memenuhi ruangan. Apalagi mereka bebas bernyanyi maupun berteriak sepuasnya.

Uniknya, saat para pendukung GusMan membawakan yel-yel dukungan “kita pilih yang nomor 1”, para pendukung ESJA menimpalinya dengan “nomor 2”.  Dan ini terjadi berulang-ulang. Apalagi kemudian pendukung Charly ikut-ikutan dengan teriakan “pilih nomor 3”.

Pada awalnya tamu undangan tertawa mendengar para tim pendukung saling rebut yel-yel tersebut. Tim GusMan pun tak mempersoalkannya. Namun karena slogan mereka direbut tim pendukung lain, akhirnya tim GusMan mengganti syairnya dengan “Pilih GusMan untuk kursi no 1”. Meski begitu, tetap saja pendukung lain menimpali dengan nomor jagoannya.

Meski ramai tawa, sentilan, dan senyuman bukan berarti debat tadi malam tanpa isi. Setidaknya kelima pasangan tampak semangat memaparkan visi misinya. Persoalan infrastruktur di kawasan pedesaan dan perbatasan, kesejahteraan, masalah kesehatan, pendidikan, dan sebagainya menjadi poin penting bagi mereka. Begitu juga dengan nasib nelayan tradisional. “Nelayan kecil sulit melaut. Sumut lebih luas laut dari darat. Alat menangkap sangat sederhana. Dan pemerintah membiarkan, ketika pukat trawl digunakan para nelayan lainnya. Kondisi ini menggerus penghasilan para nelayan tradisional,” tegas Gus Irawan yang berpasangan dengan Soekirman.

Amri Tambunan dan RE Nainggolan menyoroti keberadaan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang sangat mengenaskan. “Lebih dari 30 persen kerusakan yang terjadi. Sumut itu memiliki jalan nasional terpanjang di Indonesia. Namun, perhatian yang diberikan sangat ironis. Kenapa itu tidak dibenahi?” kata Amri.

Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal menitikberatkan pada persoalan pendidikan. “Pendidikan mestinya bebas biaya pendidikan selama 12 tahun. Untuk itu, program beasiswa harus dilanjutkan. Harus ada langkah-langkah strategis,” cetus Chairuman.

Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi meneropong kesehatan warga Sumut. Bagi pasangan ini banyak kasus warga yang strata ekonominya masuk dalam kategori menengah ke bawah, hanya akan mendapatkan pelayanan “kelas dua”. “Penderita kusta harus diperhatikan. Pelayanan kesehatan sejauh ini belum maksimal. Masyarakat diberi pelayanan, semua ditanggung negara. Selama ini, orang kaya yang mendapat pelayanan baik dari rumah sakit dan sebaliknya, warga miskin tidak diperhatikan,” tegas Effendi.

Sementara Gatot Pujo Nugroho dan T Erry Nuradi mengungkapkan bila terpilih akan membangun 45 ribu ruang kelas baru, memberi jaminan sosial, membangun 1 juta lapangan kerja baru selama lima tahun ke depan.

Tadi malam, debat calon terbagi dalam beberapa sesi. Bagian pertama masing-masing calon memaparkan visi dan misnya dan kemudian ditanggapi dua panelis yakni Pengamat Politik USU Subhilhar dan Pengamat Kebijakan Publik Nasional Ichsanudin Noorsy. Bagian kedua, masing-masing calon mendapat kesempatan untuk memaparkan sikap terhadap permasalahan yang diberikan panitia. Setelah dipaparkan oleh satu pasangan calon, maka pasangan calon lainnya boleh bertanya atau mendebat. Bagian kedua inilah yang membuat suasana mencair, penuh tawa, sentilan, dan senyuman. (ial)

Sentilan, senyuman, dan tawa mewarnai debat Pilgubsu yang disiarakan secara langsung oleh TV One bekerja sama dengan KPU tadi malam. Suasana cair itu begitu terasa hingga ketegangan di antara para calon tak tampak.

“Bapak belum pernah menjadi bupati, sih,” ungkap T Erry Nuradi, cawagubsu, pasangan Gatot Pujo Nugroho menyikapi pertanyaan Chairuman Harahap terkait e-KTP. Tak pelak tawa yang hadir di Ballroom Hotel Grand Angkasa, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Jumat (1/3) malam membahana.

Begitu juga ketika Soekirman bertanya pada T Erry soal kebijakan distribusi Bahan Bakar Minyak bagi para petani. “Ini wakil bupati bertanya pada bupati,” ujar Tengku Erry sambil mengulum senyum. Jawaban tersebut membuat para undangan yang hadir tertawa lebih keras, karena memang Tengku Erry dan Soekirman masih menjabat sebagai duet bupati dan wakil bupati Serdang Bedagai.

Cagubsu Effendi Simbolon tak mau ketinggalan. Ketika diminta menjabarkan dengan konkret program jika dia jadi gubernur, jagoan PDIP enteng menjawab. “Nantilah kami sampaikan setelah tanggal 7 Maret,” katanya.

Di tengah jeda iklan, para tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pun diisi dengan yel-yel para pendukung. Suara para pendukung tersebut memenuhi ruangan. Apalagi mereka bebas bernyanyi maupun berteriak sepuasnya.

Uniknya, saat para pendukung GusMan membawakan yel-yel dukungan “kita pilih yang nomor 1”, para pendukung ESJA menimpalinya dengan “nomor 2”.  Dan ini terjadi berulang-ulang. Apalagi kemudian pendukung Charly ikut-ikutan dengan teriakan “pilih nomor 3”.

Pada awalnya tamu undangan tertawa mendengar para tim pendukung saling rebut yel-yel tersebut. Tim GusMan pun tak mempersoalkannya. Namun karena slogan mereka direbut tim pendukung lain, akhirnya tim GusMan mengganti syairnya dengan “Pilih GusMan untuk kursi no 1”. Meski begitu, tetap saja pendukung lain menimpali dengan nomor jagoannya.

Meski ramai tawa, sentilan, dan senyuman bukan berarti debat tadi malam tanpa isi. Setidaknya kelima pasangan tampak semangat memaparkan visi misinya. Persoalan infrastruktur di kawasan pedesaan dan perbatasan, kesejahteraan, masalah kesehatan, pendidikan, dan sebagainya menjadi poin penting bagi mereka. Begitu juga dengan nasib nelayan tradisional. “Nelayan kecil sulit melaut. Sumut lebih luas laut dari darat. Alat menangkap sangat sederhana. Dan pemerintah membiarkan, ketika pukat trawl digunakan para nelayan lainnya. Kondisi ini menggerus penghasilan para nelayan tradisional,” tegas Gus Irawan yang berpasangan dengan Soekirman.

Amri Tambunan dan RE Nainggolan menyoroti keberadaan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang sangat mengenaskan. “Lebih dari 30 persen kerusakan yang terjadi. Sumut itu memiliki jalan nasional terpanjang di Indonesia. Namun, perhatian yang diberikan sangat ironis. Kenapa itu tidak dibenahi?” kata Amri.

Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal menitikberatkan pada persoalan pendidikan. “Pendidikan mestinya bebas biaya pendidikan selama 12 tahun. Untuk itu, program beasiswa harus dilanjutkan. Harus ada langkah-langkah strategis,” cetus Chairuman.

Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi meneropong kesehatan warga Sumut. Bagi pasangan ini banyak kasus warga yang strata ekonominya masuk dalam kategori menengah ke bawah, hanya akan mendapatkan pelayanan “kelas dua”. “Penderita kusta harus diperhatikan. Pelayanan kesehatan sejauh ini belum maksimal. Masyarakat diberi pelayanan, semua ditanggung negara. Selama ini, orang kaya yang mendapat pelayanan baik dari rumah sakit dan sebaliknya, warga miskin tidak diperhatikan,” tegas Effendi.

Sementara Gatot Pujo Nugroho dan T Erry Nuradi mengungkapkan bila terpilih akan membangun 45 ribu ruang kelas baru, memberi jaminan sosial, membangun 1 juta lapangan kerja baru selama lima tahun ke depan.

Tadi malam, debat calon terbagi dalam beberapa sesi. Bagian pertama masing-masing calon memaparkan visi dan misnya dan kemudian ditanggapi dua panelis yakni Pengamat Politik USU Subhilhar dan Pengamat Kebijakan Publik Nasional Ichsanudin Noorsy. Bagian kedua, masing-masing calon mendapat kesempatan untuk memaparkan sikap terhadap permasalahan yang diberikan panitia. Setelah dipaparkan oleh satu pasangan calon, maka pasangan calon lainnya boleh bertanya atau mendebat. Bagian kedua inilah yang membuat suasana mencair, penuh tawa, sentilan, dan senyuman. (ial)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/