26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Setelah ke PDIP, RE Nainggolan Pilih PDS

JAKARTA-Langkah mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sumatera Utara, RE.Nainggolan, untuk menjadi orang nomor satu di Sumut, ternyata tidak tanggung-tanggung. Setelah mendaftar ke PDI Perjuangan, untuk dapat dicalonkan pada Pilgub mendatang ia juga mendaftar lewat gerbong Partai Damai Sejahtera (PDS).

Hal ini terungkap saat Sumut Pos secara khusus berbincang-bincang dengan Sekretaris Jenderal DPP PDS, Sahat Sinaga, kemarin. “Ya dari kita buka pendaftaran calon, itu sudah ada yang mendaftar. Itu Pak Nainggolan,”ungkapnya sambil tersenyum.

Hal ini cukup menarik. Pasalnya sebagaimana diketahui, PDS merupakan salah satu partai yang suaranya cukup diperhitungkan dalam Pilgub Sumut. Karena paling tidak di DPRD provinsi, partai ini mampu meraih lima kursi pada Pemilu 2009 lalu. Sementara syarat minimal sebuah partai dapat mencalonkan pasangan, paling tidak dibutuhkan lima belas kursi di DPRD.

RE mendaftar seorang diri tanpa pasangan calon wakil. Meski baru dirinya yang mendaftar ke PDS, tidak otomatis RE akan menjadi calon yang akan diusung partai ini. Meskipun nantinya hanya beliau yang mendaftar ke PDS. “Karena syarat utama calon yang kita usung, itu sepenuhnya PDS akan mendengarkan suara konstituen dan warga gereja. Pokoknya untuk Sumut, kita harapkan figur yang memang benar-benar memiliki pengetahuan tentang Sumut secara menyeluruh,”ungkapnya.

Menurut Sahat, sebenarnya di Sumut saat ini banyak terdapat figur-figur yang berpotensi memimpin provinsi ini ke depan. Hanya sayangnya saat ditanya apakah kemungkinan PDS justru akan melamar pasangan calon, jika tidak memperoleh calon yang tepat dari pendaftaran yang mereka buka, Sahat belum bersedia membeber secara gamblang. “Apalah artinya kita ini. PDS ini kan partai kecil,”ungkapnya merendah.

Demikian juga terkait kemungkinan PDS nantinya akan mengajukan calon yang merupakan kadernya sendiri. Memang menurut Sahat, terbuka peluang untuk hal tersebut. Semisal untuk kandidat calon wakil gubernur. “Tapi itu tentunya akan kita tanya ke Ketua DPW Sumut dulu. Karena beliau yang paling memungkinkan (untuk dicalonkan),” ujarnya.

Pendaftaran calon gubernur Sumut yang dilakukan PDS ini sendiri terbuka untuk umum. Dan sampai saat ini dipastikan masih terus dibuka hingga nantinya KPUD Sumut membuka pendaftaran calon secara resmi. Namun sayangnya dari sejumlah nama-nama kandidat kuat figur yang diperkirakan akan maju bertarung dalam pilgub, baru RE Nainggolan yang secara resmi mendaftar.

PDIP Sayangkan Langkah RE Nainggolan

Selain mendaftar ke PDIP, RE Nainggolan juga melakukan persiapan untuk maju dalam Pilgubsu mendatang melalui jalur independen. Nah, langkah ini sangat disayangkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP). “Tapi saya dengar beliau mau maju lewat independen ya?” ujar Ketua DPP PDIP Firman Jaya Daeli, yang pada Pilgub 2008 silam terlibat intens di DPP PDIP dalam proses penetapan cagub yang diusung partai banteng moncong putih itu.

Dengan nada entang, Firman mengatakan, sebenarnya cukup berat calon yang menggunakan jalur independen. “Berat loh itu. Ke depannya juga susah,” ujar Firman. Yang dimaksud, ketika sudah berkuasa, kepala daerah dari jalur independen itu tidak mendapat sokongan dari DPRD.

Firman tidak berkomentar panjang lebar saat Sumut Pos mengatakan, bahwa calon yang bukan kader partai juga berupaya lewat jalur independen karena tidak ada jaminan bisa diusung partai, meski sudah mendaftar. Bila ternyata tak ada partai pengusung, rencana pencalonan bisa gagal. Karenanya, jalur independen menjadi alternatif untuk antisipasi. “Oh, gitu yah,” ujarnya.

Beranikah PDIP menggaransi bahwa akan mengusung RE Nainggolan? Firman tidak menjawab. Dia hanya menjelaskan sejumlah kriteria yang dicari PDIP untuk pilgub Sumut. Selain kriteria ideologis, bahwa calon dekat dengan karakter nasionalis dan pluralis, calon juga punya kualitas pribadi yang mempuni.”Antara lain, pengalaman, leadership, kematangan, profesional, watak, dan kepribadiannya,” ujar Firman.

Setelah itu, baru dilihat tingkat popularitasnya, berdasarkan hasil survei. “Saat ini baru persiapan survei,” ujar Firman.

Khusus untuk menghadapi pilgub Sumut, lanjutnya, PDIP juga sudah mulai melakukan konsolidasi internal. “Pendaftaran juga sudah dibuka,” imbuhnya.
Dia tak menyebutkan siapa saja kandidat yang sudah mendaftar. Dia hanya menyebut nama RE Nainggolan, sedang yang lain tak disebut namanya. Firman menegaskan, PDIP menempatkan Sumut sebagai daerah yang strategis, baik secara ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. “Kita ingin pilkada Sumut, selain sebagai proses pendidikan politik, juga bisa memperkuat pemenangan politik (bagi PDIP, Red),” jelasnya.

Gus Irawan Pikat Nasdem

Di sisi lain, dukungan Direktur Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu untuk menjadi Gubsu periode 2013-2018 terus mengalir. Kali ini, dukungan datang dari Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Hary Tanoesudibjo.

Setidaknya dukungan ini terlihat di sela-sela perbincangan khusus antara Hary Tanoesudibjo dengan Gus Irawan di Medan, Selasa (1/5) sore. Hary Tanoesudibjo yang dikenal sebagai CEO MNC Group menilai, sosok Gus Iawan merupakan figur publik yang memiliki kapabelitas memimpin Sumut ke depan.

“Bila partai politik fokus pada sosok yang memiliki populeritas dan elektabilitas, maka masyarakat lebih membutuhkan sosok cagubsu yang memiliki kapabelitas, yang mampu memecahkan beragam persoalan di Sumut dan memahami keinginan masyarakat Sumut khususnya,” sebutnya.

Pada pertemuan itu, Hary Tanoesuibjo sudah lama mencermati sepak terjang dan gaya kepemimpinan Gus Irawan.  “Saya pikir Gus Irawan bagus. Bank Sumut di bawah beliau berkembang pesat, asetnya berkembang, keuntungan besar,” ucapnya.

Dia menambahkan, selain Bank Sumut yang terus meningkat, ada terobosan program UMKM yang dijalankannya dan berkembang sangat luar biasa. “Bagus, dia bagus. Kalau dia mau running  jadi gubernur, saya dukung,” tegasnya.

Menurut dia, rakyat sekarang ini membutuhkan pemimpin yang memiliki kapabelitas, memiliki kemampuan bertindak cepat dan tepat. “Sekarang ini perlu bergerak cepat, tidak bisa bersantai-santai. Negara kita, termasuk Sumut, perlu pemimpin seperti itu. Sudah lama kita lalui era reformasi, tapi tidak banyak perubahan berarti. Kita sudah tertinggal jauh,” ujarnya.

Disinggung tentang latar belakang figur yang lebih layak memimpin Sumut, politikus yang juga pengusaha nasional sukses itu mengatakan, semua orang berhak maju, bisa dari kalangan birokrat, politikus, dan juga terbuka peluang besar bagi kalangan profesional atau pebisnis.

“Siapa saja punya peluang. Tapi yang jelas harus kapabel, tahu apa yang harus dikerjakan dan punya leadership yang kuat,” ujarnya.

Dia menegaskan, Sumut akan menggelar Pilgub pada 2013, pada pemilihan itu membutuhkan calon pemimpin yang bisa menguasai, mengetahui permasalahan, kebutuhan dan potensi daerah ini. Misalnya memahami potensi ekonomi Sumut, apakah perkebunan, sektor UMKM, pertanian, kelautan dan lainnya. “Dari pandangan saya, di Indonesia, umumnya belum ada pemimpin yang memetakan dan bekerja cepat dan tepat. Jadi kita butuh sosok itu di Sumut,” sebutnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, tujuan eksistensinya sebuah pemerintahan yang baik adalah terciptanya kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan masyarakat yang dilayaninya. Maka, bidang pendidikan dan kesenjangan sosial juga harus menjadi perhatian. (sam/ril)

JAKARTA-Langkah mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sumatera Utara, RE.Nainggolan, untuk menjadi orang nomor satu di Sumut, ternyata tidak tanggung-tanggung. Setelah mendaftar ke PDI Perjuangan, untuk dapat dicalonkan pada Pilgub mendatang ia juga mendaftar lewat gerbong Partai Damai Sejahtera (PDS).

Hal ini terungkap saat Sumut Pos secara khusus berbincang-bincang dengan Sekretaris Jenderal DPP PDS, Sahat Sinaga, kemarin. “Ya dari kita buka pendaftaran calon, itu sudah ada yang mendaftar. Itu Pak Nainggolan,”ungkapnya sambil tersenyum.

Hal ini cukup menarik. Pasalnya sebagaimana diketahui, PDS merupakan salah satu partai yang suaranya cukup diperhitungkan dalam Pilgub Sumut. Karena paling tidak di DPRD provinsi, partai ini mampu meraih lima kursi pada Pemilu 2009 lalu. Sementara syarat minimal sebuah partai dapat mencalonkan pasangan, paling tidak dibutuhkan lima belas kursi di DPRD.

RE mendaftar seorang diri tanpa pasangan calon wakil. Meski baru dirinya yang mendaftar ke PDS, tidak otomatis RE akan menjadi calon yang akan diusung partai ini. Meskipun nantinya hanya beliau yang mendaftar ke PDS. “Karena syarat utama calon yang kita usung, itu sepenuhnya PDS akan mendengarkan suara konstituen dan warga gereja. Pokoknya untuk Sumut, kita harapkan figur yang memang benar-benar memiliki pengetahuan tentang Sumut secara menyeluruh,”ungkapnya.

Menurut Sahat, sebenarnya di Sumut saat ini banyak terdapat figur-figur yang berpotensi memimpin provinsi ini ke depan. Hanya sayangnya saat ditanya apakah kemungkinan PDS justru akan melamar pasangan calon, jika tidak memperoleh calon yang tepat dari pendaftaran yang mereka buka, Sahat belum bersedia membeber secara gamblang. “Apalah artinya kita ini. PDS ini kan partai kecil,”ungkapnya merendah.

Demikian juga terkait kemungkinan PDS nantinya akan mengajukan calon yang merupakan kadernya sendiri. Memang menurut Sahat, terbuka peluang untuk hal tersebut. Semisal untuk kandidat calon wakil gubernur. “Tapi itu tentunya akan kita tanya ke Ketua DPW Sumut dulu. Karena beliau yang paling memungkinkan (untuk dicalonkan),” ujarnya.

Pendaftaran calon gubernur Sumut yang dilakukan PDS ini sendiri terbuka untuk umum. Dan sampai saat ini dipastikan masih terus dibuka hingga nantinya KPUD Sumut membuka pendaftaran calon secara resmi. Namun sayangnya dari sejumlah nama-nama kandidat kuat figur yang diperkirakan akan maju bertarung dalam pilgub, baru RE Nainggolan yang secara resmi mendaftar.

PDIP Sayangkan Langkah RE Nainggolan

Selain mendaftar ke PDIP, RE Nainggolan juga melakukan persiapan untuk maju dalam Pilgubsu mendatang melalui jalur independen. Nah, langkah ini sangat disayangkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP). “Tapi saya dengar beliau mau maju lewat independen ya?” ujar Ketua DPP PDIP Firman Jaya Daeli, yang pada Pilgub 2008 silam terlibat intens di DPP PDIP dalam proses penetapan cagub yang diusung partai banteng moncong putih itu.

Dengan nada entang, Firman mengatakan, sebenarnya cukup berat calon yang menggunakan jalur independen. “Berat loh itu. Ke depannya juga susah,” ujar Firman. Yang dimaksud, ketika sudah berkuasa, kepala daerah dari jalur independen itu tidak mendapat sokongan dari DPRD.

Firman tidak berkomentar panjang lebar saat Sumut Pos mengatakan, bahwa calon yang bukan kader partai juga berupaya lewat jalur independen karena tidak ada jaminan bisa diusung partai, meski sudah mendaftar. Bila ternyata tak ada partai pengusung, rencana pencalonan bisa gagal. Karenanya, jalur independen menjadi alternatif untuk antisipasi. “Oh, gitu yah,” ujarnya.

Beranikah PDIP menggaransi bahwa akan mengusung RE Nainggolan? Firman tidak menjawab. Dia hanya menjelaskan sejumlah kriteria yang dicari PDIP untuk pilgub Sumut. Selain kriteria ideologis, bahwa calon dekat dengan karakter nasionalis dan pluralis, calon juga punya kualitas pribadi yang mempuni.”Antara lain, pengalaman, leadership, kematangan, profesional, watak, dan kepribadiannya,” ujar Firman.

Setelah itu, baru dilihat tingkat popularitasnya, berdasarkan hasil survei. “Saat ini baru persiapan survei,” ujar Firman.

Khusus untuk menghadapi pilgub Sumut, lanjutnya, PDIP juga sudah mulai melakukan konsolidasi internal. “Pendaftaran juga sudah dibuka,” imbuhnya.
Dia tak menyebutkan siapa saja kandidat yang sudah mendaftar. Dia hanya menyebut nama RE Nainggolan, sedang yang lain tak disebut namanya. Firman menegaskan, PDIP menempatkan Sumut sebagai daerah yang strategis, baik secara ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. “Kita ingin pilkada Sumut, selain sebagai proses pendidikan politik, juga bisa memperkuat pemenangan politik (bagi PDIP, Red),” jelasnya.

Gus Irawan Pikat Nasdem

Di sisi lain, dukungan Direktur Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu untuk menjadi Gubsu periode 2013-2018 terus mengalir. Kali ini, dukungan datang dari Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Hary Tanoesudibjo.

Setidaknya dukungan ini terlihat di sela-sela perbincangan khusus antara Hary Tanoesudibjo dengan Gus Irawan di Medan, Selasa (1/5) sore. Hary Tanoesudibjo yang dikenal sebagai CEO MNC Group menilai, sosok Gus Iawan merupakan figur publik yang memiliki kapabelitas memimpin Sumut ke depan.

“Bila partai politik fokus pada sosok yang memiliki populeritas dan elektabilitas, maka masyarakat lebih membutuhkan sosok cagubsu yang memiliki kapabelitas, yang mampu memecahkan beragam persoalan di Sumut dan memahami keinginan masyarakat Sumut khususnya,” sebutnya.

Pada pertemuan itu, Hary Tanoesuibjo sudah lama mencermati sepak terjang dan gaya kepemimpinan Gus Irawan.  “Saya pikir Gus Irawan bagus. Bank Sumut di bawah beliau berkembang pesat, asetnya berkembang, keuntungan besar,” ucapnya.

Dia menambahkan, selain Bank Sumut yang terus meningkat, ada terobosan program UMKM yang dijalankannya dan berkembang sangat luar biasa. “Bagus, dia bagus. Kalau dia mau running  jadi gubernur, saya dukung,” tegasnya.

Menurut dia, rakyat sekarang ini membutuhkan pemimpin yang memiliki kapabelitas, memiliki kemampuan bertindak cepat dan tepat. “Sekarang ini perlu bergerak cepat, tidak bisa bersantai-santai. Negara kita, termasuk Sumut, perlu pemimpin seperti itu. Sudah lama kita lalui era reformasi, tapi tidak banyak perubahan berarti. Kita sudah tertinggal jauh,” ujarnya.

Disinggung tentang latar belakang figur yang lebih layak memimpin Sumut, politikus yang juga pengusaha nasional sukses itu mengatakan, semua orang berhak maju, bisa dari kalangan birokrat, politikus, dan juga terbuka peluang besar bagi kalangan profesional atau pebisnis.

“Siapa saja punya peluang. Tapi yang jelas harus kapabel, tahu apa yang harus dikerjakan dan punya leadership yang kuat,” ujarnya.

Dia menegaskan, Sumut akan menggelar Pilgub pada 2013, pada pemilihan itu membutuhkan calon pemimpin yang bisa menguasai, mengetahui permasalahan, kebutuhan dan potensi daerah ini. Misalnya memahami potensi ekonomi Sumut, apakah perkebunan, sektor UMKM, pertanian, kelautan dan lainnya. “Dari pandangan saya, di Indonesia, umumnya belum ada pemimpin yang memetakan dan bekerja cepat dan tepat. Jadi kita butuh sosok itu di Sumut,” sebutnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, tujuan eksistensinya sebuah pemerintahan yang baik adalah terciptanya kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan masyarakat yang dilayaninya. Maka, bidang pendidikan dan kesenjangan sosial juga harus menjadi perhatian. (sam/ril)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/