JAKARTA- Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Marsetio langsung mencopot jabatan Kolonel Antar Setia Budi (ABS) sebagai Danlanal Semarang karena tertangkap BNN mengonsumsi narkoba, Senin (29/4).
“Yang bersangkutan (ABS) sudah resmi dicopot (sebagai Danlanal) karena melanggar. Narkoba itu pelanggaran berat. Dengan kejadian kemarin, langsung diminta pencopotan oleh Kasal untuk yang bersangkutan,” tegas Kadispenal Laksamana Pertama Untung Surapati saat ditemui di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (1/5).
Ia mengatakan, KASAL sangat terkejut dan kecewa dengan kelakukan anak buahnya. Apalagi ABS merupakan komandan pangkalan. “Pengganti ABS adalah Kolonel Rahymawanto. Dia junior empat tahun di bawah yang bersangkutan. Saya juga sudah menemui teman seangkatannyanya (ABS), dan teman-temannya tidak ada yang mengetahui kalau dia pengguna,” beber Untung.
Lanjut jenderal bintang satu ini, sampai saat ini pihak TNI AL belum mendapatkan informasi terkait motif dan latar belakang ABS menggunakan Narkoba.
“Informasinya dari BNN dia pakai mulai 94. Angkatan Laut enggak tahu itu. Kalau tahu pasti ditangkap, enggak mungkin dibiarkan. Yah, dia termasuk rapi, kami juga kecolongan karena dia prestasai bagus, tapi rapi simpan kelakuan sebenarnya. Waktu tahun 1994 itu, dia pangkatnya kira-kira masih kapten,” kunci Untung TNI AL Akui tak Pernah Gelar Tes Urine Kasus Danlantamal Semarang Kolonel Antar Setia Budi (ABS) membuat TNI terutama TNI AL lebih ketat lagi dalam pengawasan terhadap anggotanya. Terutama anggota Lantamal Yogyakarta dan Semarang, yang pernah dikomandoi perwira ‘nakal’ itu.
“Kita akan melakukan tes urine kepada seluruh anggotanya (ABS), termasuk anggota yang pernah dibawah komandonya. Malah, kami ingin semua anggota AL (dites urine, red). Itu pasti akan segera dimulai. Dan tes ini, nanti ada bagian terkaitnya,” tekan Kadispenal TNI AL Laksamana Untung Surapati di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (1/5).
Ia mengatakan, saat tes urine nanti akan dilakukan tanpa diberitahukan lebih dulu. “Tes penggunaan narkoba kepada TNI AL akan dilakukan secara mendadak. Bisa kapan saja,” tuturnya.
Untung juga mengakui, TNI AL tidak pernah melakukan pemeriksaan urine saat mutasi atau promosi jabatan. “Proses pemeriksaan urine tidak pernah dilakukan saat mutasi atau promosi jabatan. Termasuk kepada ABS,” aku jenderal bintang satu ini.
Penyusun Konsep Masa Depan TNI AL
Kolonel Antar Setia Budi (ABS) yang tersandung kasus penyalahgunaan nakotika, ternyata prajurit TNI AL yang berprestasi. Hal ini terungkap dari pernyataan Kadispenal TNI AL Laksamana Untung Surapati, saat ditemui di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (1/5).
“ABS merupakan alumnus Akademi AL 98, dia cerdas saat pendidikan. Karir dan prestasinya pun terbilang cemerelang. Sehingga karena kecerdasannya, ia masuk dalam kelompok anggota pemikir dan pembuat konsep masa depan AL atau think tank,” bebernya.
Ia mengungkapkan, secara bruntung, ABS menjadi Danlanal wilayah. Sebelum menjabat Danlanal semarang, ia pernah menjabat Danlanal Yogyakarta.
“Prestasinya (ABS) cukup bagus. Dalam karir juga termasuk mulus. Dari mulai jabatan staf sampai komandan. Serta saat bertugas, ABS terlihat cerdas dan cool di mata anak buahnya, sehingga orang lain tidak menyangka ia pengguna narkoba,” tutur Untung.
Ada Bandar Besar
Sementara itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) menduga ada orang kuat di belakang Brigadir Rahmat Sutopo, anggota Polisi Dit Intelkam Polda Jateng yang diduga menjadi pengedar narkoba dan ditangkap petugas BNN, Senin (29/4) lalu. Orang kuat dimaksud merupakan pemasok narkoba di Semarang.
“Kalau masalah jaringan, kami belum bisa bicara. Tapi penangkapan kemarin merupakan pengembangan dari penangkapan Iptu H (Hendri) pada 25 Februari lalu,” ungkap Kabag Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto, saat ditemui di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (1/5).
Ia mengatakan, Hendri merupakan anggota Datasemen Markas Polda Jateng dan merupakan bandar sekaligus pemasok narkoba ke lapas Kelas 1 A Kedung Pane, Ngaliyan, Jateng. Serta dari tangannya, petugas mengamankan sabu dengan berat satu gram.
“Brigadir R dan Iptu H merupakan kaki tangan bandar besar narkoba yang beroprasi di Jateng. Dan kami mau cari siapa di belakang mereka,” beber Sumirat.
Informasi didapat, Iptu Hendri sudah memiliki beberapa catatan dan ditindak terkait penggunaan narkoba jenis sabu. Selain menjadi bandar narkoba, polisi ‘nakal’ ini memiliki jaringan di LP Kedungpane, Ngaliyan. (ian/jpnn)