BATAM, SUMUTPOS.CO – Ratusan penumpang KM Kelud Belawan-Batam milik PT Pelni yang kandas sempat panik karena kondisi kapal sempat miring saat berusaha melewati lumpur dan karang. “Kami semua panik, resah, karena kapal miring, kami ketakutan dan kocar kacir,” kata penumpang KM Kelud, Nurhayati (50).
KM Kelud Belawan-Batam sempat kandas, terperangkap di sekitar karang dan lumpur Perairan Batam, sekitar pukul 11.00 WIB, saat mencoba bersandar di Pelabuhan Beton Sekupang Batam. Sekitar pukul 16.30 WIB, saat air mulai pasang kembali, kapal bisa berlayar kembali dan bersandar di Pelabuhan Beton Batam.
“Bayangkanlah kami dari jam 11.00 WIB itu panik sampai sekarang. Perasaan was-was,” kata Nurhayati yang menuju Batam untuk menemui anak-anaknya. Hal senada diungkap penumpang KM Kelud lainnya, Amri yang menuturkan saat kapal masih terjebak, seluruh penumpang panik. “Karena pasirnya nampak. Lumpurnya berputar-putar, itu karena kapal sudah kandas, masih dipaksanya juga,” ujarnya bercerita.
Untungnya PT Pelni memberikan perhatian kepada penumpang dengan memberikan makan siang yang diantar menggunakan kapal kecil, sehingga bisa mengurangi keresahan. “Semua penumpang pada panik ketika kapal miring (oleng-red) ibu saya langsung lari bersama penumpang yang lain juga. Semua penumpang pada berlari kearah sebelah kanan, menjaga keseimbangan kapal,” kenang Teja. (bbs/deo)
BATAM, SUMUTPOS.CO – Ratusan penumpang KM Kelud Belawan-Batam milik PT Pelni yang kandas sempat panik karena kondisi kapal sempat miring saat berusaha melewati lumpur dan karang. “Kami semua panik, resah, karena kapal miring, kami ketakutan dan kocar kacir,” kata penumpang KM Kelud, Nurhayati (50).
KM Kelud Belawan-Batam sempat kandas, terperangkap di sekitar karang dan lumpur Perairan Batam, sekitar pukul 11.00 WIB, saat mencoba bersandar di Pelabuhan Beton Sekupang Batam. Sekitar pukul 16.30 WIB, saat air mulai pasang kembali, kapal bisa berlayar kembali dan bersandar di Pelabuhan Beton Batam.
“Bayangkanlah kami dari jam 11.00 WIB itu panik sampai sekarang. Perasaan was-was,” kata Nurhayati yang menuju Batam untuk menemui anak-anaknya. Hal senada diungkap penumpang KM Kelud lainnya, Amri yang menuturkan saat kapal masih terjebak, seluruh penumpang panik. “Karena pasirnya nampak. Lumpurnya berputar-putar, itu karena kapal sudah kandas, masih dipaksanya juga,” ujarnya bercerita.
Untungnya PT Pelni memberikan perhatian kepada penumpang dengan memberikan makan siang yang diantar menggunakan kapal kecil, sehingga bisa mengurangi keresahan. “Semua penumpang pada panik ketika kapal miring (oleng-red) ibu saya langsung lari bersama penumpang yang lain juga. Semua penumpang pada berlari kearah sebelah kanan, menjaga keseimbangan kapal,” kenang Teja. (bbs/deo)