34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Sah, Idul Adha 12 September

Isbat teropong-Ilustrasi
Isbat teropong-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1437 Hijriah dipastikan bakal dilaksanakan serentak oleh seluruh masyarakat Indonesia pada Senin (12/9). Keputusan tersebut diumumkan Kementerian Agama (Kemenag) saat sidang isbat awal Zulhijah 1437 Hijiriah, tadi malam (1/9).

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin menjelaskan, berdasarkan perhitungan hisab, posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia sampai petang kemarin berada di bawah ufuk. Tepatnya di kisaran minus 1 derajat 13 menit 29 detik sampai 0 derajat 5 menit 58 detik.

”Artinya hilal sulit atau mustahil bisa dilihat,” jelasnya saat konferensi pers di kantor Kemenag di Jakarta.

Perhitungan hisab tersebut kemudian dikonfirmasi dengan rukyat yang dilakukan para petugas di sejumlah titik di wilayah Indonesia. Hasilnya, tidak ada satupun yang berhasil melihat hilal.

”Itu artinya, besok atau mulai malam ini kita tidak bisa masuk pada 1 Zulhijah, besok masih tanggal 30 Dzulqa’dah (Zulkaidah, Red),” tuturnya.

Dari hasil perhitungan tersebut, Lukman berkeyakinan awal Zulhijah bertepatan dengan Hari Sabtu (3/9). Dengan begitu, perayaan Idul Qurban 2016 bisa dilaksanakan 10 hari kemudian atau Senin (12/9). ”Tanggal 10 Zulhijah bisa dipastikan bertepatan dengan 12 September 2016,” tegasnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi mengatakan, dua organisasi masyarakat (ormas) besar Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) juga memiliki perhitungan yang sama terhadap penetapan awal Zuljhijah. ”Begitu pula dengan ormas-ormas yang lain, perhitungannya sama,” tuturnya.

Dengan begitu, dia memastikan seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya warga NU dan Muhammadiyah juga akan melaksanakan ibadah Idul Qurban serentak pada Senin (12/9).

”Saya sempat mendengar bahwa NU-Muhammadiyah juga akan qurban bersama-sama, ini sangat luar biasa dan akan menyatukan hati bersama-sama,” ungkapnya.

HILAL TAK TERLIHAT DI MEDAN
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Wilayah I Sumut, menyatakan hilal belum terlihat di Kota Medan. Ketinggian hilal, masih berada pada -0 derajat 10,53 menit dengan elengasi 0,69 derajat dan Faksi Iminasi 0,0037 persen serta umur bulan masih 2,45 jam. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar BMKG Wilayah I, Sunardi pada rukyatul hilal yang digelar di anjungan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kamis (1/9) petang.

“Hari ini, tidak dapat dilihat hilal. Untuk selanjutnya, kita menunggu Kementerian Agama untuk penentuan. Namun secara umum, hari Sabtu jatuh awal Dzulhijjah,” ujar Sunardi.

Dijelaskan Sunardi, pada Jumat (2/9), ketinggian hilal di Medan 10 sampai 11 derajat, dengan elengasi 0,90 derajat, Faksi Iminasi 1,08 persen serta umur bulan sudah 26,45 jam. Dengan begitu, disebut Sunardi hilal dapat terlihat. Bahkan bila cuaca cerah, disebut Sunardi hilal dapat terlihat tanpa menggunakan teropong.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Tohar Bayoangin menyebut kalau hasil perhitungan hisab dan pengamatan hilal, terbenam matahari 18.30.55 WIB dan terbenam hilal 18.29.54 WIB. Sementara tinggi hilal, disebut Tohar -00 05′ 24″ atau masih di bawah ufuk mar’i. Untuk azimuth matahari, disebut Tohar 278 derajat 05′ 69″. Sedangkan azimuth hilal disebut Tohar 277 derajat 24′ 40″.

“Jadi keberadaan hilal belum wujud dan belum iklan rukyat. Kondisi hilal, tidak terlihat. Meski begitu, untuk penetapan tanggal 1 Dzulhijjah 1337 H dan Hari Raya Idul Adha 1437 H, menunggu hasil sidang istibat Menteri Agama RI, ” ujar Tohar. (tyo/jpg/sam/ain/adz)

Isbat teropong-Ilustrasi
Isbat teropong-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1437 Hijriah dipastikan bakal dilaksanakan serentak oleh seluruh masyarakat Indonesia pada Senin (12/9). Keputusan tersebut diumumkan Kementerian Agama (Kemenag) saat sidang isbat awal Zulhijah 1437 Hijiriah, tadi malam (1/9).

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin menjelaskan, berdasarkan perhitungan hisab, posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia sampai petang kemarin berada di bawah ufuk. Tepatnya di kisaran minus 1 derajat 13 menit 29 detik sampai 0 derajat 5 menit 58 detik.

”Artinya hilal sulit atau mustahil bisa dilihat,” jelasnya saat konferensi pers di kantor Kemenag di Jakarta.

Perhitungan hisab tersebut kemudian dikonfirmasi dengan rukyat yang dilakukan para petugas di sejumlah titik di wilayah Indonesia. Hasilnya, tidak ada satupun yang berhasil melihat hilal.

”Itu artinya, besok atau mulai malam ini kita tidak bisa masuk pada 1 Zulhijah, besok masih tanggal 30 Dzulqa’dah (Zulkaidah, Red),” tuturnya.

Dari hasil perhitungan tersebut, Lukman berkeyakinan awal Zulhijah bertepatan dengan Hari Sabtu (3/9). Dengan begitu, perayaan Idul Qurban 2016 bisa dilaksanakan 10 hari kemudian atau Senin (12/9). ”Tanggal 10 Zulhijah bisa dipastikan bertepatan dengan 12 September 2016,” tegasnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi mengatakan, dua organisasi masyarakat (ormas) besar Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) juga memiliki perhitungan yang sama terhadap penetapan awal Zuljhijah. ”Begitu pula dengan ormas-ormas yang lain, perhitungannya sama,” tuturnya.

Dengan begitu, dia memastikan seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya warga NU dan Muhammadiyah juga akan melaksanakan ibadah Idul Qurban serentak pada Senin (12/9).

”Saya sempat mendengar bahwa NU-Muhammadiyah juga akan qurban bersama-sama, ini sangat luar biasa dan akan menyatukan hati bersama-sama,” ungkapnya.

HILAL TAK TERLIHAT DI MEDAN
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Wilayah I Sumut, menyatakan hilal belum terlihat di Kota Medan. Ketinggian hilal, masih berada pada -0 derajat 10,53 menit dengan elengasi 0,69 derajat dan Faksi Iminasi 0,0037 persen serta umur bulan masih 2,45 jam. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar BMKG Wilayah I, Sunardi pada rukyatul hilal yang digelar di anjungan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kamis (1/9) petang.

“Hari ini, tidak dapat dilihat hilal. Untuk selanjutnya, kita menunggu Kementerian Agama untuk penentuan. Namun secara umum, hari Sabtu jatuh awal Dzulhijjah,” ujar Sunardi.

Dijelaskan Sunardi, pada Jumat (2/9), ketinggian hilal di Medan 10 sampai 11 derajat, dengan elengasi 0,90 derajat, Faksi Iminasi 1,08 persen serta umur bulan sudah 26,45 jam. Dengan begitu, disebut Sunardi hilal dapat terlihat. Bahkan bila cuaca cerah, disebut Sunardi hilal dapat terlihat tanpa menggunakan teropong.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Tohar Bayoangin menyebut kalau hasil perhitungan hisab dan pengamatan hilal, terbenam matahari 18.30.55 WIB dan terbenam hilal 18.29.54 WIB. Sementara tinggi hilal, disebut Tohar -00 05′ 24″ atau masih di bawah ufuk mar’i. Untuk azimuth matahari, disebut Tohar 278 derajat 05′ 69″. Sedangkan azimuth hilal disebut Tohar 277 derajat 24′ 40″.

“Jadi keberadaan hilal belum wujud dan belum iklan rukyat. Kondisi hilal, tidak terlihat. Meski begitu, untuk penetapan tanggal 1 Dzulhijjah 1337 H dan Hari Raya Idul Adha 1437 H, menunggu hasil sidang istibat Menteri Agama RI, ” ujar Tohar. (tyo/jpg/sam/ain/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/