JAKARTA- Lebih dari seratus kontainer limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) siap dipulangkan ke negera asalnya. Limbah yang berbulan-bulan teronggok di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta itu, siap dipulangkan ke negeri asalnya, Inggris dan Belanda.
Upaya pemulangan kontainer yang berisi limbah B3 itu dipaparkan Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya di Hotel JW Marriott, Jakarta kemarin (2/4). “Proses administrasi pengembalian limbah-limbah itu sudah beres,” katanya.
Namun, pemerintah bakal mengalami sedikit hambatan. Yaitu, salah satu dari dua negera pengekspor container limbah B3 itu masih belum merespon. Balthasar menuturkan, pemerintah Inggris sudah merespon positif dengan siap menerima pengembalian limbah tersebut. Tapi, pihak pemerintah Belanda masih belum ada tanggapan sampai sekarang.
Kepastian proses pemulangan kontainer ini diambil KLH setelah membuktikan jika isi di kontainer itu benar-benar limbah B3. Pembuktian ini diambil dari penelitian di Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Pusarpedal). Isi kontainer yang rata-rata besi bercampur tanah dan aspal itu mengandung campuran logam berat yang membahayakan lingkungan.
Selain mengupayakan proses pengembalian sampah yang cukup banyak itu, Kambuaya juga mengatakan, pihaknya telah melayangkan dua kali surat khusus ke perusahaan container dan Bea Cukai. Dari surat ini, KLH berharap pihak pelabuhan tidak kecolangan lagi dari impor limbah B3.(wan/jpnn)
“Tapi surat yang kita kirim belum ada balasan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, 113 kontainer limbah B3 masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Barang-barang tersebut datang dari Inggris (89 kontainer) dan Belanda (24 kontainer). Sampah-sampah ini masuk Indonesia secara bertahap melalui PT HHS. Yaitu pada 28 November 2011, 6 Desember 2011, dan 20 Januari 2012. Pihak KLH menyatakan praktek impor ini sudah melanggar UU Kepabeanan.(wan)