JAKARTA-Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengingatkan jajaran kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaannya. Menurut Neta, para penjahat belakangan ini sudah semakin nekad dan sadis, yakni menembak polisi yang berada di sekitar lokasi kejahatan.
“IPW prihatin dengan maraknya aksi penembakan terhadap polisi yang dilakukan tersangka kriminal,” ujar Neta S Pane dalam keterangannya kepada koran ini, Kamis (2/6). Menurut data IPW, di tahun 2011, selama lima bulan saja, sudah delapan polisi yang tertambak. Enam diantaranya ditembak tersangka kejahatan dan dua diduga bunuh diri dengan senjata api.
Selain itu, satu polisi dibacok penjahat hingga luka berat. Dari enam polisi yang diberondong senjata penjahat, kata Neta Pane, lima diantaranya tewas dan satu luka berat.
Disebutkan, penembakan pertama terjadi di Bogor 17 Januari 2011. Korbannya Briptu Marry Amari. Korban terakhir Aipda Sugiantoro, tewas diberondong orang tak dikenal di Bekasi pada 1 Juni 2011.
“Kasus penembakan ini menunjukkan penjahat akhir-akhir ini makin nekad dan sadis. Sementara, polisi terkesan kurang meningkatkan kewaspadaannya. Sikap lengah inilah yang dimanfaatkan para penjahat untuk menghabisi polisi,” ujarnya.
IPW menilai, ada pergesaran yang tajam dari pelaku kriminal belakangan ini. “Yaitu mereka tidak lagi menjadikan harta benda korban sebagai targe utama, melainkan polisi di TKP sebagai sasaran utama,” kata Neta.
Seperti diberitakan, anggota Unit Ranmor Polresta Bekasi Kota Aipda Sugiyantoro tewas tertembak oleh kawanan diduga perampok, Rabu (1/6) di Kampung Jatirangon, Jalan Raya Mes AL RT 04/01, Jatirangon, Jatisampurna, Kota Bekasi. Korban tertembak dibagian pelipis mata hingga tembus ke bagian kepala.
Penembakan itu terjadi setelah korban menggelar patroli bersama enam rekannya yang diantaranya Aiptu Nono, Brigadir Agus Imron, Brigadir Ade Abdulrahman, Brigadir Ali, dan Brigadir M Nuh dengan menggunanakn tiga unit sepeda motor.
Dalam Patrolinya, petugas itu mencurigai sebuah mobil Kijang Inovva warna hitam yang sedang parkir di depan sebuah Toko Sembako bernama Ongko Mulya. Saat itu, korban yang berboncengan dengan Brigadir M Nuh langsung turun dan berusaha menghampiri mobil mencurigakan tersebut.
Tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja suara letusan senjata api terdengar oleh Brigadir M Nuh yang sedang menunggu korban di sebuah gang. Setelah dilihat, ternyata letusan itu suara senjata api dari dalam mobil. Korban Aipda Sugiyantoro pun ambruk seketika. Sedang M Nuh dan empat orang rekannya pun langsung siaga mencari perlindungan dan melakukan perlawanan. (sam)