Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin juga belum bisa secara tegas menyebutkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin, 6 Juni. “Sebaiknya kita tunggu saja hasil sidang Isbat,” jelasnya. Meskipun begitu dari kriteria tinggi hilal yang dia sebutkan, sudah memenuhi kriteria bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin 6 Juni.
Di antara kriterianya adalah saat dilakukan pemantauan langsung (rukyah) nanti, tinggi bulan muda (hilal) dari ufuk adalah 3 derajat. Merujuk kriteria yang digunakan Muhammadiyah, yakni pokok tinggi hilal di atas nol derajat, maka 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni. Kemudian merujuk kriteria wujudul hilal yang dipakai NU dan pemerintah, tinggi hilal 3 derajat itu sudah di atas kriteria minimal 2 derajat.
Thomas sempat menyebutkan ormas Persatuan Islam (Persis) yang berbasis di Jawa Barat, berpotensi mengawali 1 Ramadan pada Selasa, 7 Juni. Sebab Persis menggunakan acuan tinggi hilal 4 sampai 6 derajat di atas ufuk.
Namun akhirnya Thomas sudah mendapatkan jawaban dari pihak Persis. Di dalam surat edarannya Pimpinan Pusat (PP) Persis menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin, 6 Juni. “Jadi insyallah awal puasa serentak 6 Juni,” katanya. Namun Thomas menegaskaa masyarakat sebaiknya tetap menunggu kepastian sidang Isbat Kemenag. (wan/jpg)