SURABAYA- Gencarnya pemberitaan yang mengatakan panitia lokal siap menyambut kedatangan Maradona di Kota Surabaya akhirnya terjawab. Tak sekadar berita, fakta di lapangan pun membuktikan hal tersebut.
Karenanya, tak heran bila Senin (1/7) legenda sepak bola dunia itu menyatakan kesediaannya untuk memberi coaching clinic kepada anak-anak Surabaya.
Dan pemain berjuluk “Si Tangan Tuhan” itu pun benar-benar membuktikan janjinya untuk bermain bola dengan anak-anak. Ya, dengan penuh semangat Maradona membagikan pengalamannya mengola kulit bundar kepada sekitar seratus anak di Tugu Pahlawan Surabaya, kemarin (2/7).
Meski hanya berlangsung kurang dari sejam, anak-anak yang datang dari seluruh Jatim itu puas karena bertemu langsung dengan Maradona. “Awalnya, kami khawatir Maradona akan meninggalkan kami seperti yang dia lakukan di Jakarta. Tapi, ternyata tidak, Maradona mau datang dan bertemu langsung dengan kami,” ujar Andra Ramadhan, 13, arek Suroboyo peserta coaching clinic.
Gani Jaya, peserta lainnya, gembira bisa melihat langsung aksi Maradona. “Ternyata, wajah Maradona tidak jauh beda dengan yang kami lihat di televisi,” ungkap putra mantan pemain timnas PSSI Jaya Hartono itu.
Maradona sangat antusias membagikan pengalamannya kepada anak-anak. Gerimis dan lapangan yang becek tidak mengurangi semangat mantan kapten timnas Argentina itu untuk memberikan teknik dasar bermain bola seperti passing, dribbling, dan shooting.
“Saya ingin menjadi pelatih timnas sepak bola di sini (Indonesia, Red). Saat ini saya sedang membangun masa depan sepak bola negara ini lewat anak-anak. Saya suka dengan gaya dan semangat mereka,” ujar Maradona.
Sayangnya, karena hujan deras yang mengguyur Surabaya, Maradona batal mempertontonkan kemahirannya mengolah kulit bundar lewat Tanggo Football. “Ini bukan kesempatan yang tepat untuk itu. Tapi, kalau ada waktu lain, saya mau menunjukkannya untuk anak-anak,” tegasnya lantas naik ke mobil yang telah menunggu.
Maradona datang ke Indonesia atas prakarsa Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (Basri). Sayangnya, tidak semua agenda berhasil terlaksana. Maradona batal mengunjungi Medan dan Makassar. Di Medan secara sepihak BASRI membatalkan kedatangan Maradona dengan alasan panitia lokal tak siap. Alasan yang diungkapkan mendadak oleh Ketua BASRI Eddy Sofyan itu, tak pelak menyulut amarah panitia lokal. Imbasnya, panitia yang telah mengalami kerugian sebesar Rp250 juta tersebut berniat menggugat BASRI.
“Kami tahu banyak yang kecewa. Tapi, itu adalah konsekuensi dan risiko saat berhubungan dengan orang-orang penting di dunia,” ungkap Eddy Sofyan, ketua umum Basri.
Tengah malam kemarin (2/7) Maradona kembali ke Argentina melalui Dubai, Uni Emirat Arab. Meski penuh kontroversi, namun kunjungan singkat Maradona ke Indonesia memberikan gairah bagi atmosfer sepak bola tanah air. (dik/c5/ca)