30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Prabowo & Jokowi Kurangi Swing Voters

JAKARTA-Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 menjadi pemilu yang berbeda dengan era sebelumnya. Pasalnya, head-to-head antardua calon presiden telah memetakan faktor keterpilihan. Joko Widodo dipilih karena disukai, sedangkan Prabowo Subianto karena rasionalitas para pendukungnya.

Hal tersebut terungkap di dalam survei”Indonesia Research Centre (IRC).

“Pemilih Jokowi itu dipengaruhi faktor suka dan itu psikologis. Berbeda dengan Prabowo yang pemilihnya cenderung rasional. Mereka tidak hanya sekadar suka atau tidak suka, tetapi melihat kemampuannya,” kata Kepala Riset IRC Yunita Mandolang dalam rilisnya di Jakarta, kemarin.

Merujuk hasil survei yang dilakukan pada 14-20 Juni 2014 di seluruh provinsi di Indonesia, debat capres telah mampu mengurangi angka swing voters yang semula 38 persen menjadi 10 persen. “Sebelumnya swing voters itu sekitar 37-38 persen. Survei terbaru, kita menemukan sudah berkurang dan tinggal 10 persen. Itu disebabkan oleh debat capres yang membuat mereka memantapkan pilihan,” kata Yunita.

Menurut dia, debat capres tersebut telah memberikan sekitar 20 persen suara swing voters kepada Prabowo-Hatta. Hanya sekitar 10 persen kepada Jokowi-JK. Swing voters itu berada di kalangan masyarakat kelas menengah. Setelah menyaksikan langsung debat tersebut, persepsi mereka berubah tentang masing-masing calon.

“Swing voters ini adalah kalangan menengah yang memiliki banyak referensi berita tentang capres. Tetapi, kian banyaknya kampanye hitam justru membuat mereka bingung. Lewat debat, masyarakat bisa melihat langsung capres yang akhirnya mengubah persepsi mereka,” jelasnya. (dil/c7/fat/jpnn/rbb)

JAKARTA-Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 menjadi pemilu yang berbeda dengan era sebelumnya. Pasalnya, head-to-head antardua calon presiden telah memetakan faktor keterpilihan. Joko Widodo dipilih karena disukai, sedangkan Prabowo Subianto karena rasionalitas para pendukungnya.

Hal tersebut terungkap di dalam survei”Indonesia Research Centre (IRC).

“Pemilih Jokowi itu dipengaruhi faktor suka dan itu psikologis. Berbeda dengan Prabowo yang pemilihnya cenderung rasional. Mereka tidak hanya sekadar suka atau tidak suka, tetapi melihat kemampuannya,” kata Kepala Riset IRC Yunita Mandolang dalam rilisnya di Jakarta, kemarin.

Merujuk hasil survei yang dilakukan pada 14-20 Juni 2014 di seluruh provinsi di Indonesia, debat capres telah mampu mengurangi angka swing voters yang semula 38 persen menjadi 10 persen. “Sebelumnya swing voters itu sekitar 37-38 persen. Survei terbaru, kita menemukan sudah berkurang dan tinggal 10 persen. Itu disebabkan oleh debat capres yang membuat mereka memantapkan pilihan,” kata Yunita.

Menurut dia, debat capres tersebut telah memberikan sekitar 20 persen suara swing voters kepada Prabowo-Hatta. Hanya sekitar 10 persen kepada Jokowi-JK. Swing voters itu berada di kalangan masyarakat kelas menengah. Setelah menyaksikan langsung debat tersebut, persepsi mereka berubah tentang masing-masing calon.

“Swing voters ini adalah kalangan menengah yang memiliki banyak referensi berita tentang capres. Tetapi, kian banyaknya kampanye hitam justru membuat mereka bingung. Lewat debat, masyarakat bisa melihat langsung capres yang akhirnya mengubah persepsi mereka,” jelasnya. (dil/c7/fat/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru