MEDAN, SUMUTPOS.CO – Secara dadakan, maskapai penerbangan menaikkan harga tiket untuk jemaah umrah. Bahkan untuk tiket yang sudah dipesan atau dibooking, juga dinaikkan. Kebijakan maskapai itu menuai protes dari travel umrah. Mereka siap memboikot dengan membatalkan pengiriman jamaah umrah.
POLEMIK kenaikan harga tiket itu diceritakan Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu) Wawan Suhada. “Tiga hari lalu, jam 11 malam ada pengumuman kenaikan harga tiket dari maskapai Garuda,” kata Wawan melalui sambungan telepon, Selasa (2/8).
Dia mengatakan, ketentuan kenaikan harga tiket tersebut berlaku juga untuk untuk tiket yang sudah mereka booking. Untuk penerbangan bulan Agustus ini naik sekitar Rp800 ribu. Kemudian untuk penerbangan Bulan September naik jadi sekitar Rp1,5 juta hingga Rp3 juta.
Menurut Wawan keputusan kenaikan harga tiket secara sepihak dan mendadak itu, merugikan travel. Sebab mereka otomatis akan menaikkan harga paket umrah yang sudah dibayar jamaah. Akibatnya jemaah juga bisa dirugikan. “Kemampuan ekonomi jamaah umrah itu berbeda-beda. Jangankan ada tambahan Rp1 juta, ada tambahan biaya Rp500 ribu saja kadang cukup berat,” tuturnya.
Wawan juga mengatakan, keputusan Garuda menaikkan harga tiket umrah akhirnya diikuti maskapai lainnya. Bahkan maskapai Saudia juga ikut menaikkan harga tiket umrah, dengan skema yang mereka sebut sebagai upselling. Begitupun untuk maskapai-maskapai swasta lainnya.
Dijelaskannya, travel keberatan dengan keputusan kenaikan harga tiket yang berkisar Rp1,5 juta sampai Rp3 juta tersebut. Baginya kenaikan harga tersebut tidak masuk akal. Kalaupun ada kenaikan pajak bandara, harga avtur, dan lainnya, kenaikan harga tiket umrah tidak semahal itu.
Wawan menegaskan seluruh asosiasi umrah menyatakan keberatan dan meminta maskapai meninjau ulang kenaikan harga itu. “Jika tidak, kami siap memboikot dengan me-refund pembelian tiket umrah,” jelasnya.
Kemarin (2/8), sejumlah perwakilan dari travel umrah bertemu dengan maskapai Garuda Indonesia. Sayangnya kesimpulan dari pertemuan itu, maskapai milik negara itu tetap menaikkan tiket umrah. “GA tetap mau naik harga. Alasan mereka, subsidi harga terus,” ungkap Wawan.
Atas keputusan tersebut, Wawan dan seluruh travel umrah yang hadir menyampaikan kekecewaannya. Wawan lantas mengungkapkan Garuda Indonesia dan maskapai Saudia adalah yang pertama kali mengumumkan kenaikan harga tiket umrah yang sudah dipesan. Akhirnya kebijakan dua maskapai itu diikuti maskapai lainnya dari dalam maupun luar negeri.
Wawan tetap berharap pemerintah, khususnya Kemenag ikut turun mengintervensi polemik kenaikan harga tiket tersebut. Dia mengakui, di tengah kondisi keuangan yang belum sehat, Garuda Indonesia harus diselamatkan. Tetapi dia menekankan, jangan lantas membebankan target pendapatan tersebut kepada jamaah umrah. “Jangan dianggap ketika umrah sudah dinilai normal, harga dinaikkan dengan nominal yang tidak masuk akal,” tuturnya.
Wawan menjelaskan, para travel siap duduk bareng dengan maskapai untuk membahas kenaikan harga tiket umrah yang wajar. Dia mengakui, saat ini ada kenaikan pajak bandara, harga avtur yang melambung, dan lainnya. Tetapi dia tetap menilai bahwa kenaikan harga tiket hingga Rp3 juta/orang itu tidak wajar.
Dia berharap, travel umrah diberikan kesempatan untuk pulih terlebih dahulu. Dari sebelumnya selama dua tahun tidak ada pemberangkatan umrah. Kemudian pada musim haji ini, mereka juga terkena persoalan sedikitnya visa haji mujamalah yang dikeluarkan oleh pemerintah Saudi.
Di bagian lain, Kementerian Agama (Kemenag) belum banyak merespon soal polemik maskapai yang secara sepihak menaikkan harga tiket tersebut. “Kami sedang koordinasi dengan berbagai pihak untuk mencarikan solusi permasalahan ini,” kata Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Nur Arifin. Dia tidak menjelaskan lebih detail koordinasi tersebut dalam bentuk apa saja.
Sebelumnya Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief juga mengomentari secara singkat soal polemik harga tiket umrah itu. ’’Urusan harga tiket apakah di Kemenag,’’ katanya. Meskipun begitu dia menyampaikan Kemenag akan membahas persoalan kenaikan harga tiket dengan Kementerian Perhubungan dan maskapai terkait. (wan/jpg/adz)