Pengalaman Ir Ciputra selama 20 Tahun Menyiapkan Kawasan Orchad Road Jakarta
Karya besar Ciputra saat ini, diawali cita-cita besar di masa lalu. Dua puluh tahun lalu Ciputra menyiapkan megaproyek Ciputra World Jakarta yang akan menjadikan Orchard Road Indonesia di kawasan Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan Jaksel. Seperti apa?
YERI VLORIDA, Jakarta
BILA kebanyakan orang hanya bermimpi dan terlena, Ciputra merancang rencana untuk mewujudkannya Ciputra World Jakarta dengan kerja keras dan doa. Kawasan elit superblock di Jalan Prof. Dr Satrio Jaksel itu menjadi kawasan orchard roadnya Indonesia.”Kawasan di Sudirman dan Thamrin sudah tidak mungkin lagi. Satrio adalah yang memungkinkan,” kata Ciputra.
Setiap kota besar di dunia pasti memiliki jalan komersial namun hingga kini Jakarta belum punya. Posisi strategis Jalan Dr Satrio sangat berpotensi. Mengadopsi konsep Orchard dan Ginza, Jalan Dr Satrio menjadi pusat komersial Jakarta. “Kami punya cita-cita cuma satu, ini jalan internasional. Kalau orang luar negeri, belum ke jalan itu berarti belum ke kota itu. Sama halnya nanti dengan Jalan Dr. Satrio yang akan membuat betah para pelancong dan turis berlibur ke Jakarta,” ungkapnya.
Meskipun belum rampung total proyek Ciputra World Jakarta dan keberadaan jalan layang Kampung Melayu-Tanah Abang, Ciputra optimistis Kota Jakarta tambah molek. Nantinya di kawasan itu akan dibangun air mancur seperti bundaran HI.
Proyek garapan Pak Ci sapaan Ciputra tersebut dibangun secara berturut-turut yaitu Ciputra World I, Ciputra Wolrd II dan Ciputra World III. Pak Ci menguraikan sekitar 20 tahun lalu ia merintis proyek tersebut. “Cita-cita kami ketika itu Jakarta harus punya satu kawasan shopping street wisata yang banyak dikunjungi turis,” ungkapnya.
Pengalamannya puluhan tahun lalu, kata Ciputra, terinspirasi dengan kota-kota dunia. Dikisahkannya, ia pernah tinggal di Jepang dua bulan saat menangani proyek Sarinah waktu itu. Ia kagum melihat cantiknya jalan-jalan di area Harajuku yang menjadi kawasan shoping street seperti Ginza Jepang. Pada kesempatan lain pula ia juga menyaksikan eloknya Champ d’Ellyse saat berkunjung ke Paris. Begitu juga dengan kawasan Orchard Road Singapura yang tersohor mendunia. Disukai pengunjung dan turis untuk berwisata belanja. Lalu membuat Ciputra berpikir Jakarta harus juga memiliki shopping streetnya sendiri. Gagasannya itu selaras dengan ide Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memajukan pariwisata dan perekonomian.
Adanya jalan layang di Kampung Melayu-Tanah Abang, maka arus lalu lintasnya di bawah juga akan lebih rendah. Sehingga cocok untuk kawasan shopping street yang terbentang sepanjang dua kilometer. Saat ini, kawasan Jalan Satrio sedang dalam tahap pembangunan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang yang diperkirakan akan selesai di awal 2013. Jalan Dr Satrio yang akan menjadi Orchard Road Jakarta menghubungkan titik-titik sentral Ibu Kota menjadi jalan poros Jakarta. Lebar trotoarnya rata-rata 7 meter.
Tak hanya sebagai salah satu penyusun kawasan shopping street, Ciputra World Jakarta juga akan dijadikan sebuah superblock lengkap dengan semua fasilitas untuk perkantoran, pariwisata, hunian, rekreasi, museum, taeter dan geleri kesenian. “Teater dan galeri seni yang mewadahi karya-karya seniman Indonesia untuk lebih berkembang,” paparnya.
Seorang entrepreneur sejati bagi pribadi Ciputra, bukanlah yang hanya asal memiliki impian semata. Namun menghidupkan impian itu menjadi wujud nyata maha karya indah menjadi kebanggaan Jakarta. Ciputra World Jakarta 2 yang diluncurkan April lalu, meliputi The Orchard Satrio, The Residence, The Fraser Suites Serviced Apartments. Ciputra World Jakarta 2 juga sebagai green building karena proyek multi-tower yang menempati lahan 3,2 hektare ini enam puluh persen akan diisi dengan lahan terbuka hijau berupa taman yang asri.
Sebelum dibangun proyek properti tersebut, tanah sudah lama disiapkan. Tapi lantaran krisis moneter tahun 1998 berdampak proyek tersebut tertunda. Masing-masing proyek harus mempunyai tema yang unik. Di Ciputra World I, temanya adalah seni. Fasilitas theater sedang untuk kapasitas sekitar 1200 orang. Terinspirasi dari kebiasan Pak Ci mengkoleksi lukisan-lukisan. Salah satu lukisan yang banyak dikoleksi adalah lukisan karya Hendra Gunawan yang dikoleksi selama empat puluhan tahun lalu. Koleksinya sekitar 100 lukisan. Ada lukisan besar 2×5 meter, tentang Pangeran Diponegoro. Untuk menjaga koleksi lukisan dan benda seni miliknya, disiapkan museum, art galeri, art show, theater, semuanya unik.
Kemudian, di CW II, terdapat enam menara atau tower. Yang menjadi ciri khas atau keunikannya adalah shopping mall, cafe dan resto berbentuk cincin dan di tengahnya ada taman. Lalu, di CW III, yang unik tidak hanya untuk komersial tetapi juga macam-macam fungsi seperti untuk eksibisi, konferensi, pertunjukan, auditorium, dan ruang serbaguna. Membangun mal menurut Pak Ci juga tetap memenuhi 5E yaitu enterpreneur, entertainment, estetis, edukasi, dan efektif. Wujud itu dapat ditemui di kawasan proyek Ciputra World Jakarta.
Selain itu bangunan tersebut merupakan kelanjutan dari proyek mixed use development terbaru di atas lahan seluas 3,2 hektare. Terletak di kawasan segitiga emas Prof. Dr. Satrio, Kuningan Jakarta Selatan. “Gedung perkantoran ini akan menjadi salah satu ikon bisnis yang prestius di kawasan, Jakarta Selatan,” katanya Candra Ciputra. (*)