JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Zainal Tahir, sahabat karib Ketua KPK Abraham Samad yang mengklaim sebagai orang yang memotret Abraham Samad saat bobo seranjang dengan seorang perempuan, Feriyani Lim, terus berkoar.
Dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (4/2), Zainal juga mengungkapkan cara dia mengambil foto di dalam kamar Hotel Clarion, Makassar, sekitar Ferbuari 2007 silam.
Zainal menjelaskan bahwa dia datang ke kamar itu bersama Abraham Samad dan teman-teman lainnya. Sementara di dalam kamar sudah ada Feriyani, perempuan yang dikenalkan Samad kepada Zainal di sebuah kafe di Makasar.
Nah, saat tiba di dalam kamar itu, Samad langsung naik ke tempat tidur. “Rame-rame lah, ada beberapa orang. Saya bersama-sama AS datang ke situ, tiba-tiba dia melompat naik ke tempat tidur, masuk selimut, saya foto,” kata Zainal.
Bagi Zainal dan teman-temannya, foto itu biasa-biasa saja dan tidak yang istimewa. Bahkan foto itu disimpan sendiri oleh Zainal di dalam handphone Nokia E90 yang dia gunakan untuk memotret, sebelum akhirnya hilang tahun 2012 di Senayan City, Jakarta. (fat/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Zainal Tahir, sahabat karib Ketua KPK Abraham Samad yang mengklaim sebagai orang yang memotret Abraham Samad saat bobo seranjang dengan seorang perempuan, Feriyani Lim, terus berkoar.
Dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (4/2), Zainal juga mengungkapkan cara dia mengambil foto di dalam kamar Hotel Clarion, Makassar, sekitar Ferbuari 2007 silam.
Zainal menjelaskan bahwa dia datang ke kamar itu bersama Abraham Samad dan teman-teman lainnya. Sementara di dalam kamar sudah ada Feriyani, perempuan yang dikenalkan Samad kepada Zainal di sebuah kafe di Makasar.
Nah, saat tiba di dalam kamar itu, Samad langsung naik ke tempat tidur. “Rame-rame lah, ada beberapa orang. Saya bersama-sama AS datang ke situ, tiba-tiba dia melompat naik ke tempat tidur, masuk selimut, saya foto,” kata Zainal.
Bagi Zainal dan teman-temannya, foto itu biasa-biasa saja dan tidak yang istimewa. Bahkan foto itu disimpan sendiri oleh Zainal di dalam handphone Nokia E90 yang dia gunakan untuk memotret, sebelum akhirnya hilang tahun 2012 di Senayan City, Jakarta. (fat/jpnn)