Bursa Pencalonan Cagubsu dari Demokrat
JAKARTA-Niat Sutan Bhatoegana Siregar untuk maju sebagai calon gubernur Sumut sudah bulat. Tawaran dari Ketum DPP Demokrat Anas Urbaningrum agar Sutan menjadi salah satu menteri pada 2014 mendatang pun ditolaknya. Sutan lebih memilih maju sebagai cagub. Anas pun menyetujui.
Saat dihubungi Sumut Pos kemarin, Sutan menceritakan awal mulanya mengapa dirinya sampai harus minta izin Anas. Semula, Sutan menemui Wakil Ketum DPP Demokrat Jhonny Allen Marbun, yang juga Koordinator Tim Khusus Demokrat menghadapi Pilgubsu Sumut. Kepada Jhonny, Sutan mengungkapkan kegelisahannya karena hingga saat ini tak ada kader Demokrat yang ikut meramaikan bursa pilgub Sumut.
“Saya bilang ke Jhonny Allen, kenapa belum muncul calon kita (dari Demokrat, Red).
Saya khawatir kalau Demokrat malah dipakai orang lain. Kalau orangnya baik, tak apa-apa. Kalau tak baik, rusaklah partai kita,” cerita Sutan mengenai dialognya dengan Jhonny.
Jhonny tidak langsung setuju. Jhonny mengatakan ke Sutan, pengurus pusat masih membutuhkan dirinya. Sutan pun mengatakan, lantas siapa yang turun ke daerah jika semua di pusat. “Lantas Jhonny mengatakan, okelah kalau begitu, tapi izin dululah ke ketua umum (Anas, Red),” sambung Sutan.
Sutan setuju saran Jhonny agar segera minta izin Anas. Menurut Sutan sendiri, izin ke Anas juga penting agar Anas tak terkaget-kaget. Nah, begitu bertemu Anas, mantan ketum PB HMI itu pun tidak langsung mengiyakan.
“Anas bilang begini, ‘jujur saya Bang. Abang itu porsinya menteri, bukan gubernur’. Lantas saya jawab, menteri itu kan 2014, yang sudah di depan mata sajalah 2013 (Pilgubsu, Red). Ini untuk pengabdian yang jelas ke daerah, ini lebih gampang dan jelas ngaturnya, karena bukan nasional. Saya bilang begitu, Anas lantas bilang, ‘okelah kalau itu yang terbaik, turun gurunglah, mulai saja sosialisasi’,” beber Sutan mengenai pertemuannya dengan bosnya itu.
Memangnya menteri apa yang ditawarkan oleh Anas? Sutan mengatakan, tidak sampai bicara kursi menteri apa. “Maksud Anas, kalau Partai Demokrat masih menang, saya salah satu yang diajukan menjadi menteri. Tapi ya itu tadi, saya bilang saya milih yang lebih jelas dulu lah, ini ibadah (jadi cagub, Red),” urai Sutan.
Dia mengatakan, DPP Partai Demokrat pada enam bulan menjelang pemilihan gubernur mengumumkan hasil survey tentang tingkat popularitasan seorang tokoh. “Bila hasil survey tingkat popularitasannya berada di posisi 1 atau 2 dan 3, maka sudah positif maju sebagai Cagubsu dari Partai Demokrat. Tapi, bila posisinya di nomor empat, maka Partai Demokrat akan meminta posisi cawagubsu kepada cagubsu yang akan diusung nanti,” terangnya.
Bila hasil survey yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI) dirinya di posisi ke-4, apakah berniat menjadi wagubsu? “Bila wakil, saya tidak. Saya maju bukan untuk gagahan, tapi kalau sudah ada yang lebih bagus kader Partai Demokrat selain saya, lebih baik saya berada di pusat menjalankan aktivitas,” ujarnya.
Saat ditanyakan alasannya maju sebagai Cagubsu, pria kelahiran Pematang Siantar itu, mengaku kehadirannya dalam bursa Cagubsu bukan sebatas untuk gagah-gagahan, melainkan turun gunung sebagai bagian penggilan jiwa dan bentuk pengabdian serta beribadah di tanah kelahiranya, Sumut. “Kalau untuk gagah-gagahan, saya kita sekarang ini saya sudah gagah. Jadi saya maju jadi Cagubsu untuk beribadah dan membangun Sumut,” sebutnya.
Politisi yang dikenal kocak itu pun sudah menyiapkan slogan untuk kampanyenya nanti jika resmi menjadi cagub. Slogannya adalah Maju, Aman, Nyaman, Tertib, Asri, Bersih (MANTAB). Biar MANTAB barang tuh…!” katanya.
Sutan juga ingin mengubah stigma negatif tentang singkatan Sumut yang diplesetkan menjadi Semua Urusan Menggunakan Uang Tunai. “Sumut itu harus kita ubah, jadi Semua Urusan Mesti Tuntas,” katanya.
Sutan juga menyebutkan, sudah ada beberapa tokoh yang sudah mendekatinya untuk menjadi cawagub. Siapa tokoh itu? Sutan tak menyebut nama. Dia hanya menyebutkan, tokoh tersebut saat ini ketua DPD salah satu partai di Sumut. “Ada juga bupati dan wakil bupati,” ujarnya.
“Tapi saya akan mencari yang sevisi dengan saya, sehingga nanti menjadi dwi tunggal. Sama rata, sama rasa. Satu kakinya sakit, sakit semua. Satu gembira, gembira semua. Jadilah barang itu,” ujar Sutan sembari terkekeh.
Sebelumnya, Jhonny Allen Marbun masih ngotot untuk menggaet Manatan Wali Kota Medan Abdillah. Katanya, Abdillah cocok untuk memimpin Sumut. Dan, jikapun Abdillah terhalang masalah hukum, Jhonny tetap ngotot menggaet untuk menjadi penasihat dalam Pilgubsu mendatang.
Terkait hal itu, anggota Tim Sembilan Demokrat, Hasbullah Hadi, enggan berkomentar. Dikatakannya, persoalan bidikan terhadap sosok Cagubsu/Cawagubsu dari Demokrat diserahkan kepada pengurus DPP. Soal sudah berapa orang atau sosok yang mengambil formulir pendaftaran di Demokrat Sumut, Hasbullah mengaku, sampai sejauh ini masih tiga orang. “Saya lagi di luar kota, belum ada konfirmasi. Ya, sejauh ini mungkin masih tiga orang,” katanya tanpa bersedia menyebut nama ketiga sosok yang telah mengambil formulir pendaftaran tersebut.
Sementara itu, dari perbincangan Sumut Pos dengan Ketua DPRD Medan, Amiruddin, tidak menutup peluang jika benar Abdillah menjadi bidikan PD. Menurutnya, sosok Abdillah di mata masyarakat Sumut khususnya Medan, masih memiliki aura.
“Ya, bisa saja itu yang menjadi pertimbangan. Mungkin selama ini, partai lain belum atau tidak melihat itu. Ya, tapi segala sesuatunya diputuskan di pusat,” katanya.
Pengamat: Bathoegana Biasa saja
Diberitakan sebelumnya, Jhonny Allen membeber ada 25 nama yang masuk daftar akan disurvei. Ke-25 nama itu mayoritas sudah beredar di publik. Antara lain, HT Milwan, Gus Irawan, Chairuman Harahap, T Erry Nuradi (bupati Serdang Bedagai), Amri Tambunan (bupati Deliserdang), Sutan Bathoegana, Hasbullah Hadi, Letjen (Purn TNI) AY Nasution (mantan Pangkostrad), Tritamtomo (mantan Pangdam I BB/anggota DPR F-PDIP), RE Nainggolan (mantan Sekdaprov Sumut), mantan bupati Madina, Bintatar Hutabarat (PLN), Parlindungan Purba (DPD), Rahmat Shah (DPD), Abdillah, dan sejumlah nama lagi. Terbaru, disebut Syah Afandin juga masuk daftar.
Terpisah, Pengamat Politik Dadang Darmawan mengatakan, dalam mengusung kandidat Cagubsu, Partai Demokrat lebih baik mempertimbangkan kemampuan untuk mengusung calon tanpa butuh koalisi. Penunjukkan Sutan Bathoegana semata-mata untuk memanfaatkan kemampuan Partai Demokrat dalam memajukan tanpa koalisi.
“Saya lihat ini hanya strategi Partai Demokrat saja, yang coba-coba mengusung kadernya Sutan Bathoegana. Tapi apa yang dilakukan ini bisa berdampak buruk bagi partai itu sendiri,” katanya.
Dia menyatakan, selama ini Sutan sebetulnya belum melakukan upaya optimal di Sumut, baik kerja-kerja selama ini yang belum menunjukkan kegiatan optimal bagi masyarakat Sumut. Kemudian, belum melakukan sosialisasi optimal dalam pencalonan Gubsu periode 2013-2018.
“Ada baiknya Partai Demokrat melakukan pertimbangan internal, kalau pertimbangan eksternal track record Sutan belum begitu terasa ke masyarakat, dan dalam sosialisasi Pilgubsu juga dilakukan Sutan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan dalam Pikada sebenarnya tidak serta merta bersandar kepada partai, melainkan figure calon kepala daerah. Selama ini Partai Demokrat selalu menyebut berbasis popularitas figure, itu diputuskan melalui riset. Bila sekarang Sutan diusung jadi Cagubsu, sifat keputusannya sangat internal.
Hal lainnya, dia menyatakan, elektebilitas Sutan selama ini juga masih biasa-biasa saja, kemudian belum ada yang menonjol. Selain itu, sampai sekarang ini belum ada dilihat ada permintaan masyarakat kepada Sutan untuk maju jadi Cagubsu. “Ini sangat internal sekali, tanpa melihat lapangan,” sebutnya. (sam/ril/ari)
Tokoh Balon Gubsu dari Demokrat
Sutan Batoegana
“Saya bilang ke Jhonny Allen, kenapa belum muncul calon kita. Saya khawatir Demokrat malah dipakai orang lain. Kalau orangnya baik, tak apa-apa. Kalau tak baik, rusaklah partai kita. Saya sampaikan ini ke Anas tapi Anas malah janjikan saya kursi menteri. Tapi saya bilang saya milih yang lebih jelas dulu lah, jabatan ini ibadah untuk daerah saya.”
HT Milwan
Belum ada pernyataan resmi soal pencalonan dirinya meskipun menjadi orang nomor satu di DPD Demokrat Sumut. Milwan juga tercatat sebagai anggota Tim-9 yang menyeleksi pendaftaran cagubsu.
Gus Irawan
Kendati dia dikenal sebagai ‘orang’ Golkar lantaran kedekatan emosional dengan Akbar Tandjung, manuver Gus merapat ke Demokrat terlihat saat dirinya dibulang-bulangi oleh Dewan Penasehat Demokrat T.B Silalahi. Peluang mengawinkan kedua partai itu bisa saja terbuka, namun posisi Gus di Golkar saat ini juga tengah ‘sulit’.
Chairuman Harahap
Kader Golkar ini sempat mendaftar di Demokrat sebagai Cagubsu periode 2008-2013, namun langkahnya terhenti karena Demokrat memilih Abdul Wahab Dalimunthe maju di perhelatan Pilgubsu saat itu.
T. Erry Nuradi
Kader Golkar ini sudah lebih dulu mendaftar di PDI-P, namun kesempatannya melaju lewat Demokrat cukup terbuka. Petinggi Demokrat melihat kesuksesan Erry memimpin Sergai selama dua periode dus popularitasnya di kalangan Melayu menjadi poin penting dalam mengeruk massa.
Letjen (Purn) AY Nasution
Nama AY masuk dalam bursa, bahkan posisinya teratas dibandingkan sejumlah tokoh lainnya di Sumut karena AY punya hubungan langsung dengan pengurus Demokrat di pusat. Restu AY maju sebagai Cagubsu berasal dari sosok penentu partai. AY tinggal memantapkan pencitraan ke masyarakat. Restunya sudah lebih 50 persen.
RE Nainggolan
Pamor mantan Sekdaprovsu ini dinilai sangat mengakar di kalangan etnis Batak dan komunitas Kristen. RE kenyang pengalaman birokrat, organisasi sosial, dan keagamaan. Komunikasi terus dijalin lewat petinggi Demokrat di daerah. Terakhir RE tampak bersama Dewan Penasehat Demokrat di penekenan kerjasama Museum Batak milik TB Silalahi di Balige dengan sejumlah museum Belanda dan Korea.
Parlindungan Purba
Kalangan Demokrat menilai gerak dinamis Parlindungan selama menjabat anggota DPD membuat dirinya layak diperhitungkan. Selain aktif di organisasi kepengusahaan, Parlindungan juga rajin turun ke berbagai wilayah di Sumut.
Rahmat Shah
Sosok anggota DPD RI ini sungguh patut diperhitungkan. Memiliki wajah tampan dan simpati, dia saat ini aktif menjadi Ketua PMI Sumut dan organisasi sosial lain. Rahmat juga punya kapital yang kuat, baik sendiri maupun sokongan keluarga besarnya.
Syah Affandin
Adik Syamsul Arifin ini diperkirakan bisa mendulang suara dari komunitas Melayu. Disamping sudah punya ‘perahu’ dari PAN, langkah Syah Affandin juga akan ditopang popularitas dan massa akar rumput Syamsul.
Abdillah
Demokrat mengacu pada survei internal menjelang Pilgubsu 2008. Ketika itu popularitas Abdillah tertinggi. Johnny Allen mengatakan bila memungkinkan secara Undang-undang, Abdillah akan kembali dimajukan di Pilgubsu 2013.
Sumber: Berbagai Analisis Olahan Sumut Pos