26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kaki Romi Tertinggal di Reruntuhan Masjid

Romi Aditia terpaksa kehilangan kaki kirinya setelah tertimpa bangunan masjid yang ambruk digoyang gempa. Anak yang baru tamat TK ini tengah bermain di Masjid Babussalihin yang berada di Kampung Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.
Anak bungsu dari tiga bersaudara ini tidak menyangka bila gempa yang mengerikan itu mampu menghancurkan masjid tempat ia biasa belajar mengaji dan bermain bersama teman-temannya. “Saya lagi main Bang sama teman-teman,” ucap Romin
di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Datu Beru Takengon, selepas magrib, Selasa (2/7).
Dalam keadaan terbaring dan terlihat kaki hingga lutut anak berusia 6 tahun ini telah hilang dan telah dibalut perban, ia tidak terlihat merintih menahan sakit. Saat Wartawan Koran ini menghampiri bocah malang ini, kedua orangtuanya, Nurmawati (44) dan Sunardi (48) serta abang kandungnya, Andri Pramama (19), terlihat sesekali menyela air mata dan menenangkan Romi.
Saat peristiwa naas itu terjadi dan kaki Romi ditimpa beton masjid. Dia bagai tidak sadar bahwa telah kehilangan kaki kirinya. Yang mencengangkan, Romi masih dapat berlari berupaya melarikan diri dari puing-puing Masjid Babussalihin. Dalam keadaan panik pascagempa, Andri Pramama mencari adik bungsunya tersebut ke tempat Romi biasa bermain dengan teman-temannya. Betapa terkejutnya Andri, tatkala melihat adiknya masih dapat berlari meski sebelah kaki kirinya telah tiada dan hilang di bawah reruntuhan.
“Anak saya sempat berjalan sambil berlari-lari kecil keluar dari reruntuhan menuju gerbang Masjid Babussalihin, lalu bertemu abangnya langsung digendong,” terang kedua orangtua Romi. Saat telah di dalam dekapan sang abang, Romi sempat menangis menahan sakit dan mengeluarkan kalimat, “Bang, kaki Romi sakit bang.”
Kedua orangtua Romi dan abangnya kembali terlihat menyeka air mata saat menceritakan kisah tragis yang dialami Romi. Keselamatan jiwa anak kecil itu bagai mukzijat karena sebagian besar teman-teman Romi tidak selamat dan ditimpa bangunan masjid. Di bagian wajah dan beberapa tubuh Romi juga terlihat terluka dan masih menyisakan darah yang baru dibersihkan. Dengan tatapan tanpa dosa, bocah kecil ini terlihat menyimak setiap percakapan antara Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) dengan kedua orangtuanya. Setengah berbisik Romi berkata, “Kepala teman saya, ada yang nancap dengan batu,” ucap Romi dengan nada lirih. (min/smg)

Romi Aditia terpaksa kehilangan kaki kirinya setelah tertimpa bangunan masjid yang ambruk digoyang gempa. Anak yang baru tamat TK ini tengah bermain di Masjid Babussalihin yang berada di Kampung Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.
Anak bungsu dari tiga bersaudara ini tidak menyangka bila gempa yang mengerikan itu mampu menghancurkan masjid tempat ia biasa belajar mengaji dan bermain bersama teman-temannya. “Saya lagi main Bang sama teman-teman,” ucap Romin
di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Datu Beru Takengon, selepas magrib, Selasa (2/7).
Dalam keadaan terbaring dan terlihat kaki hingga lutut anak berusia 6 tahun ini telah hilang dan telah dibalut perban, ia tidak terlihat merintih menahan sakit. Saat Wartawan Koran ini menghampiri bocah malang ini, kedua orangtuanya, Nurmawati (44) dan Sunardi (48) serta abang kandungnya, Andri Pramama (19), terlihat sesekali menyela air mata dan menenangkan Romi.
Saat peristiwa naas itu terjadi dan kaki Romi ditimpa beton masjid. Dia bagai tidak sadar bahwa telah kehilangan kaki kirinya. Yang mencengangkan, Romi masih dapat berlari berupaya melarikan diri dari puing-puing Masjid Babussalihin. Dalam keadaan panik pascagempa, Andri Pramama mencari adik bungsunya tersebut ke tempat Romi biasa bermain dengan teman-temannya. Betapa terkejutnya Andri, tatkala melihat adiknya masih dapat berlari meski sebelah kaki kirinya telah tiada dan hilang di bawah reruntuhan.
“Anak saya sempat berjalan sambil berlari-lari kecil keluar dari reruntuhan menuju gerbang Masjid Babussalihin, lalu bertemu abangnya langsung digendong,” terang kedua orangtua Romi. Saat telah di dalam dekapan sang abang, Romi sempat menangis menahan sakit dan mengeluarkan kalimat, “Bang, kaki Romi sakit bang.”
Kedua orangtua Romi dan abangnya kembali terlihat menyeka air mata saat menceritakan kisah tragis yang dialami Romi. Keselamatan jiwa anak kecil itu bagai mukzijat karena sebagian besar teman-teman Romi tidak selamat dan ditimpa bangunan masjid. Di bagian wajah dan beberapa tubuh Romi juga terlihat terluka dan masih menyisakan darah yang baru dibersihkan. Dengan tatapan tanpa dosa, bocah kecil ini terlihat menyimak setiap percakapan antara Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) dengan kedua orangtuanya. Setengah berbisik Romi berkata, “Kepala teman saya, ada yang nancap dengan batu,” ucap Romi dengan nada lirih. (min/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/