25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Aihh… Ngotot Hercules Jatuh Karena Tersangkut Antena

Foto: Dok Pesawat Hercules, Medan.
Foto: Dok
Pesawat Hercules, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) kukuh bahwa dugaan penyebab kecelakaan adalah matinya salah satu di antara empat mesin pesawat. Selain itu, dalam kondisi satu mesinnya mati dengan posisi kecepatan masih rendah, pesawat menabrak antena radio Joy FM milik Sekolah Bethany Medan.

Melalui Kadispenau Marsma Dwi Badarmanto, TNI-AU menyebutkan, andai tidak menabrak antena, pesawat bisa naik lagi dan kembali ke landasan Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Medan.

Argumentasi TNI-AU bisa saja benar. Tapi, berdasar penelusuran Jawa Pos (induk SUMUTPOS,CO) di lapangan, ada temuan fakta yang memungkinkan argumentasi itu tidak selamanya tepat. Jumat (3/7) Jawa Pos berusaha menelusuri lokasi antena yang tertabrak pesawat. Antena tersebut terletak di bagian belakang sekolah. Posisi antena berdiri di atas bangunan empat lantai.

Tinggi bangunan berkisar 16 meter, sedangkan tinggi antena sekitar 15 meter. Antena tidak terlalu besar. Hanya terbuat dari tiga besi yang masing-masing besarnya seukuran jari jempol orang dewasa. Jika dihitung bersama ketinggian bangunan, tingginya 31 meteran. Berdasar pantauan Jawa Pos, antena itu patah menjadi tiga. Satu bagian sudah diturunkan, satu berdiri tegak, dan satu lagi tergelantung di atas gedung.

”Sebelum menabrak antena, pesawatnya terbang sangat rendah,” cerita Herlina Ginting. Pemilik Glory Sukses Motor yang gedungnya bersebelahan dengan Sekolah Bethany Medan itu melihat jelas pesawat tersebut. Sebab, saat itu dia duduk di bagian depan dilernya.

”Pesawatnya terbang hanya beberapa meter di atas bangunan di depan itu,” ucap perempuan 52 tahun tersebut sembari menunjuk gedung berlantai tiga di seberang dilernya. Herlina tidak pernah melihat pesawat terbang serendah itu di sekitar dilernya.

Langit di atas tempat usahanya memang kerap dilalui pesawat. Tapi, biasanya pesawat yang melintas di tempatnya sudah cukup tinggi. ”Yang kemarin itu sangat rendah. Bisa jadi pesawatnya sudah bermasalah dan bukan karena antena pesawat itu jatuh,” duganya.

Selain fakta di lapangan, kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga heran dengan pernyataan TNI-AU yang terkesan menyalahkan bangunan tinggi dan tower antena radio sebagai penyebab jatuhnya pesawat Hercules.

Kepada Sumut Pos, Wakil Ketua Komisi D DPRD Sumatera Utara (Sumut) H M. Nezar Djoeli meminta TNI-AU tidak mencari kambing hitam atas musibah tersebut. Apalagi mencoba mengalihkan isu penyebab jatuhnya pesawat Hercules gara-gara bangunan-bangunan tinggi dan antena radio yang berjarak hanya 3,2 km dari landasan Lanud Soewondo. ”Pernyataan KSAU itu bisa menimbulkan keresahan di masyarakat,” tutur Nezar kepada wartawan kemarin. (fim/c9/kim)

Foto: Dok Pesawat Hercules, Medan.
Foto: Dok
Pesawat Hercules, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) kukuh bahwa dugaan penyebab kecelakaan adalah matinya salah satu di antara empat mesin pesawat. Selain itu, dalam kondisi satu mesinnya mati dengan posisi kecepatan masih rendah, pesawat menabrak antena radio Joy FM milik Sekolah Bethany Medan.

Melalui Kadispenau Marsma Dwi Badarmanto, TNI-AU menyebutkan, andai tidak menabrak antena, pesawat bisa naik lagi dan kembali ke landasan Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Medan.

Argumentasi TNI-AU bisa saja benar. Tapi, berdasar penelusuran Jawa Pos (induk SUMUTPOS,CO) di lapangan, ada temuan fakta yang memungkinkan argumentasi itu tidak selamanya tepat. Jumat (3/7) Jawa Pos berusaha menelusuri lokasi antena yang tertabrak pesawat. Antena tersebut terletak di bagian belakang sekolah. Posisi antena berdiri di atas bangunan empat lantai.

Tinggi bangunan berkisar 16 meter, sedangkan tinggi antena sekitar 15 meter. Antena tidak terlalu besar. Hanya terbuat dari tiga besi yang masing-masing besarnya seukuran jari jempol orang dewasa. Jika dihitung bersama ketinggian bangunan, tingginya 31 meteran. Berdasar pantauan Jawa Pos, antena itu patah menjadi tiga. Satu bagian sudah diturunkan, satu berdiri tegak, dan satu lagi tergelantung di atas gedung.

”Sebelum menabrak antena, pesawatnya terbang sangat rendah,” cerita Herlina Ginting. Pemilik Glory Sukses Motor yang gedungnya bersebelahan dengan Sekolah Bethany Medan itu melihat jelas pesawat tersebut. Sebab, saat itu dia duduk di bagian depan dilernya.

”Pesawatnya terbang hanya beberapa meter di atas bangunan di depan itu,” ucap perempuan 52 tahun tersebut sembari menunjuk gedung berlantai tiga di seberang dilernya. Herlina tidak pernah melihat pesawat terbang serendah itu di sekitar dilernya.

Langit di atas tempat usahanya memang kerap dilalui pesawat. Tapi, biasanya pesawat yang melintas di tempatnya sudah cukup tinggi. ”Yang kemarin itu sangat rendah. Bisa jadi pesawatnya sudah bermasalah dan bukan karena antena pesawat itu jatuh,” duganya.

Selain fakta di lapangan, kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga heran dengan pernyataan TNI-AU yang terkesan menyalahkan bangunan tinggi dan tower antena radio sebagai penyebab jatuhnya pesawat Hercules.

Kepada Sumut Pos, Wakil Ketua Komisi D DPRD Sumatera Utara (Sumut) H M. Nezar Djoeli meminta TNI-AU tidak mencari kambing hitam atas musibah tersebut. Apalagi mencoba mengalihkan isu penyebab jatuhnya pesawat Hercules gara-gara bangunan-bangunan tinggi dan antena radio yang berjarak hanya 3,2 km dari landasan Lanud Soewondo. ”Pernyataan KSAU itu bisa menimbulkan keresahan di masyarakat,” tutur Nezar kepada wartawan kemarin. (fim/c9/kim)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/