26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bantah Hercules Kanibal, TNI Sebut Lagi soal Antena Radio

Foto: Ricardo/JPNN Gaya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya, dalam sebuah diskusi di Cikini.
Foto: Ricardo/JPNN
Gaya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya, dalam sebuah diskusi di Cikini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tentara Nasional Indonesia membantah keras rumor bahwa bagian utama pesawat Hercules C-130 dikanibal. Pesawat yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6), dipastikan dalam kondisi baik dan layak terbang.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya menegaskan, tidak mungkin mesin dan bodi dikanibal. Menurutnya, paling yang dikanibal itu seperti kursi maupun radio untuk hiburan. “Tapi, alat fungsi utama tidak,” tegas Fuad dalam diskusi bertajuk “Hercules dan Ironi Alutsista TNI” di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/7).

Hercules yang jatuh dan menewaskan ratusan penumpang itu diklaim dirawat sesuai prosedur yang berlaku. “Perawatan sangat-sangat optimal,” tegas Fuad.

Dia pun menegaskan, Hercules C-130 masih belum saatnya untuk dipensiunkan atau grounded. Sebab, sesuai aturan manualnya pesawat itu nanti afkir di usia 38 ribu jam terbang. Namun, kata Fuad, saat kecelakaan kemarin pesawat itu baru mencapai jam terbang 20 ribu. “Artinya (pensiunnya) masih lama,” tegas Fuad.

Saat ini penyebab kecelakaan yang merenggut ratusan nyawa itu masih diinvestigasi. Dari pemeriksaan awal diketahui, salah satu penyebab karena mesin pesawat sebelah kanan mati sehingga pilot meminta kembali ke pangkalan udara. Namun, saat pesawat membelokkan pesawat ke kanan dan terbang dalam keadaan rendah menyenggol antena Radio Joy FM. “Pada saat itu menyenggol antena Joy FM yang ada di sekitar Lanud,” kata Fuad.

Menurut dia, saat dicek pendahuluan kemarin diketahui antena itu terletak pada radius antara tiga hingga empat kilometer dari landasan. Padahal, Fuad melanjutkan, sesuai aturan tata bandara minimal tower itu lima kilometer dari bandara. “Jadi kami tidak bisa salahkan kecelakaan Hercules itu karena kurangnya perawatan, kurang profesional prajurit. Untuk pasti penyebabnya, nanti hasil investigasi,” katanya.

Sementara Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menegaskan, bandar udara sipil maupun militer harus steril dari kegiatan masyarakat. Letaknya pun harus jauh dari lingkungan penduduk. “Maka bandara maskapai komersil dan TNI harus jauh dari penduduk,” kata Tantowi di kesempatan itu. (boy/jpnn)

Foto: Ricardo/JPNN Gaya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya, dalam sebuah diskusi di Cikini.
Foto: Ricardo/JPNN
Gaya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya, dalam sebuah diskusi di Cikini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tentara Nasional Indonesia membantah keras rumor bahwa bagian utama pesawat Hercules C-130 dikanibal. Pesawat yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6), dipastikan dalam kondisi baik dan layak terbang.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya menegaskan, tidak mungkin mesin dan bodi dikanibal. Menurutnya, paling yang dikanibal itu seperti kursi maupun radio untuk hiburan. “Tapi, alat fungsi utama tidak,” tegas Fuad dalam diskusi bertajuk “Hercules dan Ironi Alutsista TNI” di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/7).

Hercules yang jatuh dan menewaskan ratusan penumpang itu diklaim dirawat sesuai prosedur yang berlaku. “Perawatan sangat-sangat optimal,” tegas Fuad.

Dia pun menegaskan, Hercules C-130 masih belum saatnya untuk dipensiunkan atau grounded. Sebab, sesuai aturan manualnya pesawat itu nanti afkir di usia 38 ribu jam terbang. Namun, kata Fuad, saat kecelakaan kemarin pesawat itu baru mencapai jam terbang 20 ribu. “Artinya (pensiunnya) masih lama,” tegas Fuad.

Saat ini penyebab kecelakaan yang merenggut ratusan nyawa itu masih diinvestigasi. Dari pemeriksaan awal diketahui, salah satu penyebab karena mesin pesawat sebelah kanan mati sehingga pilot meminta kembali ke pangkalan udara. Namun, saat pesawat membelokkan pesawat ke kanan dan terbang dalam keadaan rendah menyenggol antena Radio Joy FM. “Pada saat itu menyenggol antena Joy FM yang ada di sekitar Lanud,” kata Fuad.

Menurut dia, saat dicek pendahuluan kemarin diketahui antena itu terletak pada radius antara tiga hingga empat kilometer dari landasan. Padahal, Fuad melanjutkan, sesuai aturan tata bandara minimal tower itu lima kilometer dari bandara. “Jadi kami tidak bisa salahkan kecelakaan Hercules itu karena kurangnya perawatan, kurang profesional prajurit. Untuk pasti penyebabnya, nanti hasil investigasi,” katanya.

Sementara Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menegaskan, bandar udara sipil maupun militer harus steril dari kegiatan masyarakat. Letaknya pun harus jauh dari lingkungan penduduk. “Maka bandara maskapai komersil dan TNI harus jauh dari penduduk,” kata Tantowi di kesempatan itu. (boy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/