25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Disergap OPM, Dua Brimob Mabes Tewas

JAKARTA-Korps Brigade Mobil (Brimob) Mabes Polri kembali berduka. Dua anggotanya kemarin meninggal dalam kontak tembak di Puncak Jaya, Papua. Penyerangan ini terjadi dua hari setelah perayaan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM), 1 Desember lalu. “Ya, sudah dipastikan dua anggota meninggal,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution di Jakarta tadi malam (3/12).

Kontak senjata antara Brimob dan Kelompok OPM terjadi di daerah Kali Semen Kampung Wandinggobak Puncak Jaya Papua, Sabtu 3 Desember sekitar pukul 15.30 WIT. Baku tembak terjadi berawal ketika sejumlah anggota Brimob kembali dari Pos Polisi Tingginambut yang dikenal sebagai basis OPM, dalam rangka melakukan evakuasi anggota polisi yang sakit malaria.

Polisi itu kemudian akan dibawa ke Rumah Sakit Mulia. Namun, dalam perjalanan, tepat setibanya di Kampung Wandinggobak, pasukan Brimob itu dihadang dan diberondong sejumlah tembakan. Kontak senjatapun berlangsung. Akibatnya, dua anggota Brimob tewas tertembak, sedangkan di pihak OPM belum diketahui apakah ada korban. “Mereka menyerang secara brutal, anggota melakukan pertahanan diri,” kata Saud. Dua korban polisi yang meninggal dunia adalah Bripda Feriyanto Kaluku akibat luka tembak di kepala dan Bripda Eko Afriansyah yang juga mengalami luka tembak di kepala. Keduanya anggota organik Gegana Brimob Mabes Polri. Selain itu, Bripda AR Syukur mengalami luka akibat tembakan di pahanya. Syukur adalah anggota organik Brimob Papua.

“Jenazah sekarang masih di RS Mulia,” kata Saud. Polri tak tinggal diam dengan kejadian ini. Tak tanggung-tanggung, armada bantuan sebanyak 100 personel dikirim dari Jayapura ke Puncak Jaya. “Sekarang dilakukan pengamanan tempat kejadian perkara, mungkin baru besok pagi ada pengejaran terhadap kelompok pelaku,” kata mantan Kadensus 88 Mabes Polri ini. Aksi penembakan ini diduga sudah direncanakan dan sengaja dilakukan dengan target terpilih. “Ini jelas disengaja. Polri akan mengambil tindakan sangat tegas,” kata jenderal bintang dua itu.

Penembakan dua anggota Brimob itu menambah panjang daftar kekerasan terhadap aparat kepolisian di Bumi Cenderawasih. Sebelumnya, saat perayaan HUT OPM, Bripda Ridwan Napitupulu dan Bripka Dian Budi Santosa dipanah oleh sekelompok orang di Jayapura. Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata kembali menyerang rombongan polisi di areal PT Freeport pada Senin, 7 November 2011.

Korbannya anggota Brimob Mabes Brigadir Satu Marselinus tertembak di pelipis. Beruntung jiwanya dapat diselamatkan. Yang juga belum terungkap sampai saat ini adalah penyerangan dan pembunuhan terhadap Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya Papua, Ajun Komisaris Polisi Dominggus Oktavianus Awes di Bandara Mulia 24 Oktober 2011 lalu. Saat itu, Dominggus sedang bertugas rutin saat disergap dan ditembak dengan revolver dinas miliknya sendiri. Menkopolhukam Djoko Suyanto mengecam penyerangan dan penghadangan terhadap anggota polisi yang sedang bertugas di Papua. “Pemerintah menyesalkan dan sangat prihatin,” katanya melalui pernyataan resmi. Menurut Djoko, selama ini pemerintah melalui aparat di lapangan selalu mencari solusi dengan dialog dan menghindari tindakan kekerasan.

“Namun, di sisi lain ada pihakpihak yang selalu melakukan kekerasan dan memprovokasi. Jadi ini timpang,” katanya. Saat ini, Kapolri telah diminta untuk melakukan evaluasi ulang status Papua dan mengambil kebijakan yang dirasa perlu. “terhadappelaku kriminal, hukumharusditegakkan dan keselamatan petugas di lapangan menjadi prioritas utama,” katanya.(rdl/jpnn)

JAKARTA-Korps Brigade Mobil (Brimob) Mabes Polri kembali berduka. Dua anggotanya kemarin meninggal dalam kontak tembak di Puncak Jaya, Papua. Penyerangan ini terjadi dua hari setelah perayaan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM), 1 Desember lalu. “Ya, sudah dipastikan dua anggota meninggal,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution di Jakarta tadi malam (3/12).

Kontak senjata antara Brimob dan Kelompok OPM terjadi di daerah Kali Semen Kampung Wandinggobak Puncak Jaya Papua, Sabtu 3 Desember sekitar pukul 15.30 WIT. Baku tembak terjadi berawal ketika sejumlah anggota Brimob kembali dari Pos Polisi Tingginambut yang dikenal sebagai basis OPM, dalam rangka melakukan evakuasi anggota polisi yang sakit malaria.

Polisi itu kemudian akan dibawa ke Rumah Sakit Mulia. Namun, dalam perjalanan, tepat setibanya di Kampung Wandinggobak, pasukan Brimob itu dihadang dan diberondong sejumlah tembakan. Kontak senjatapun berlangsung. Akibatnya, dua anggota Brimob tewas tertembak, sedangkan di pihak OPM belum diketahui apakah ada korban. “Mereka menyerang secara brutal, anggota melakukan pertahanan diri,” kata Saud. Dua korban polisi yang meninggal dunia adalah Bripda Feriyanto Kaluku akibat luka tembak di kepala dan Bripda Eko Afriansyah yang juga mengalami luka tembak di kepala. Keduanya anggota organik Gegana Brimob Mabes Polri. Selain itu, Bripda AR Syukur mengalami luka akibat tembakan di pahanya. Syukur adalah anggota organik Brimob Papua.

“Jenazah sekarang masih di RS Mulia,” kata Saud. Polri tak tinggal diam dengan kejadian ini. Tak tanggung-tanggung, armada bantuan sebanyak 100 personel dikirim dari Jayapura ke Puncak Jaya. “Sekarang dilakukan pengamanan tempat kejadian perkara, mungkin baru besok pagi ada pengejaran terhadap kelompok pelaku,” kata mantan Kadensus 88 Mabes Polri ini. Aksi penembakan ini diduga sudah direncanakan dan sengaja dilakukan dengan target terpilih. “Ini jelas disengaja. Polri akan mengambil tindakan sangat tegas,” kata jenderal bintang dua itu.

Penembakan dua anggota Brimob itu menambah panjang daftar kekerasan terhadap aparat kepolisian di Bumi Cenderawasih. Sebelumnya, saat perayaan HUT OPM, Bripda Ridwan Napitupulu dan Bripka Dian Budi Santosa dipanah oleh sekelompok orang di Jayapura. Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata kembali menyerang rombongan polisi di areal PT Freeport pada Senin, 7 November 2011.

Korbannya anggota Brimob Mabes Brigadir Satu Marselinus tertembak di pelipis. Beruntung jiwanya dapat diselamatkan. Yang juga belum terungkap sampai saat ini adalah penyerangan dan pembunuhan terhadap Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya Papua, Ajun Komisaris Polisi Dominggus Oktavianus Awes di Bandara Mulia 24 Oktober 2011 lalu. Saat itu, Dominggus sedang bertugas rutin saat disergap dan ditembak dengan revolver dinas miliknya sendiri. Menkopolhukam Djoko Suyanto mengecam penyerangan dan penghadangan terhadap anggota polisi yang sedang bertugas di Papua. “Pemerintah menyesalkan dan sangat prihatin,” katanya melalui pernyataan resmi. Menurut Djoko, selama ini pemerintah melalui aparat di lapangan selalu mencari solusi dengan dialog dan menghindari tindakan kekerasan.

“Namun, di sisi lain ada pihakpihak yang selalu melakukan kekerasan dan memprovokasi. Jadi ini timpang,” katanya. Saat ini, Kapolri telah diminta untuk melakukan evaluasi ulang status Papua dan mengambil kebijakan yang dirasa perlu. “terhadappelaku kriminal, hukumharusditegakkan dan keselamatan petugas di lapangan menjadi prioritas utama,” katanya.(rdl/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/